HAL LANGKA

3 0 0
                                    

   Sedangkan di tempat lain, tepat nya di kelas Dikara. Setelah dosen keluar Dikara yang berniat ke aula musik mengurung kan niatnya karena Argan menghalangi dia pergi dan meminta Dikara untuk menemani Argan.

Argan berusaha keras membujuk sang sahabat, agar mau menemani dirinya ke kantin. Sebenarnya bisa saja dia pergi sendiri, tapi karena dia memiliki maksud lain jadi dia ingin Dikara ikut menemani dirinya.

" Ayolah, dik. Temenin gue ke kantin, emang lo gak bosen apa? Main piano terus," Ujar Argan. Sayang nya Dikara hanya diam saja tak menanggapi pertanyaan Argan.

Argan sampai bingung harus gimana lagi membujuk manusia datar ini. Harus nya, dia mendapatkan penghargaan teman tersabar yang menghadapi manusia datar seperti Dikara.

" Ck.. Cewek mana lagi yang lo incer kali ini? Tanya Dikara to the point. Dia hafal sikap Argan jika ingin mendekati salah satu cewek di kampus ini.

Karena dia sering terkena imbasnya, jika Argan tengah mengincar cewek di kampus ini. Terkadang dia kesal, karena Argan waktu nya banyak terbuang.

Dia tidak terlalu suka ke kantin, selain karena tempat nya yang ramai. Jika diri nya ke kantin banyak cewek yang terang-terangan mendekati nya.

Argan langsung mengaruk lehernya yang tak gatal sambil terkekeh saat mendengar pertanyaan Dikara.

" Lo cenayang ya? Bisa nebak pemikiran gue," Ujar nya. Dikara langsung memutar bola matanya malas.

Tanpa mengatakan apapun Dikara langsung bangun dari tempat duduk dan meninggal kan Argan begitu saja. Saat melihat Dikara bangun dari tempat duduk, Argan langsung tersenyum dan menyusul Dikara.

" Thank, bro." Ujar Argan sambil menepuk pundak Dikara. Dan akhirnya mereka berdua berjalan beriringan menuju kantin.

Jangan harap kalian bisa melihat kedua orang ini mengobrol, bisa dia ajak ke kantin aja Argan sudah sangat bersyukur.

Entah bagaimana bisa dia bertahan bersahabat dengan Dikara yang kepribadian nya berbanding terbalik dengan dia. Dikara sangat dingin dan irit bicara, selalu dirinya yang memulai obrolan jika tidak seperti itu Dikara tidak akan bicara.

Argan sudah terbiasa dengan jawaban datar dari Dikara. Meskipun mereka cukup lama berteman, tapi Dikara belum begitu terbuka dengannya. Apalagi tentang keluarga nya, dia sangat tertutup akan hal itu. Argan juga tidak mempermasalahkan hal itu, karena setiap orang berhak memiliki privasi Masing-masing..

   Sepanjang lorong kampus menuju kantin, banyak pasang mata menatap kagum pada Dikara dan Argan. Jika Dikara hanya memasang muka datar saat berjalan do lorong kampu, berbeda dengan Argan dia akan tebar pesona dan tersenyum pada semua cewek.

Sesampainya di kantin, Argan langsung mengedarkan pandangan nya mencari cewek incarannya.

Ketemu!

Matanya langsung tertuju pada salah satu meja, meja tersebut di tempai oleh cewek incarannya.

" Kita duduk di sana aja, broo." Katanya menujuk salah satu meja yang masih kosong. Dikara langsung melihat ke meja yang di maksud sahabat nya. Dikara langsung mendengus kesal saat melihat di meja tersebut ada dua cewek yang sedang makan.

Dia paling malas jika harus berurusan dengan cewek. Karena dia hafal dengan sifat Rata-rata cewek di kampus ini sering mencari perhatiannya.

" Kalo gitu, gue mending balik kelas aja." Ucap Dikara tiba-tiba, dia hendak meninggalkan kantin tersebut namun Argan langsung menahan bahu Dikara.

" Ck... Nanggung kali! udah jauh dateng ke kantin masa gak mau makan juga."

Dengan terpaksa Dikara pun mengikuti kemauan Argan.

Melody dan Reva terkejut, saat tiba-tiba suasana kantin menjadi riuh. Karena penasaran mereka berdua pun melihat apa yang membuat mahasiswa ribut.

Hampir saja Reva tersedak kuah baso saat melihat siapa yang membuat kantin geger. Pantas saja kantin jadi riuh karena kedatangan Dikara ke kantin adalah hal yang langka berbeda dengan Argan, cowok itu memang sering ke kantin.

" Pantes aja kantin langsung rame," Ujar Reva.

" Kak Dikara kan jarang banget datang ke kampus, emang panjang umur deh. Baru juga kita omongin," Melody hanya menganggukkan kepala nya saat mendengar kata-kata Reva.

Karena tidak mau memikirkan kedatangan Dikara ke kantin yang tiba-tiba, melody kembali melanjutkan makan nya. Namun, saat melody hendak memakan nasi goreng nya, dia terkejut saat melihat Argan dan Dikara berjalan ke arah meja merka berdua.

Dan saat dia melihat ke sekeliling kantin, melody baru sadar jika hanya di meja mereka berdua ada kursi kosong.

" Re, jangan bilang mereka berdua mau ke meja kita?" Bisik melody. Reva mengedikkan bahunya, dia sendiri pun tidak tau dan sama terkejut seperti melody, saat Dikara dan Argan berjalan ke arah meja nya.

Mereka berdua pun kembali melanjutkan makan mereka berpura-pura tidak mengetahui jika Dikara dan Argan ada di kantin ini.

Ekhm....

Argan berdeham, saat sudah berada di meja melody dan Reva. Dia berusaha menjadi cowok cool saat berda di depan cewek pujaan nya.

Melody dan Reva pun kompak melihat ke arah Arga yang berdiri di samping meja mereka berdua.

" Ada apa ya, kak?" Tanya Reva dengan hati-hati. Mungkin jika tidak ada Dikara Reva tidak akan bertanya sehati-hati ini. Tapi karena aura Dikara yang begitu dingin membuat dia harus hati-hati dalam berbicara.

" Gue boleh gabung di meja kalian gak? Kebetulan cuma meja kalian yang masih ada kursi kosong nya," Tanya Argan sambil menyunggingkan senyuman.

Reva langsung melihat ke arah melody untuk meminta persetujuan. Melody pun membalasnya dengan anggukan.

" Boleh kak, silakan." Jawab Reva.

Saat mendengar jawaban Reva, Argan langsung mengambil tempat duduk telat di samping Reva. Sedangkan Dikara yang melihat semua kejadian itu hanya memutar bola matanya dengan malas. Akhirnya dia pun ikut gabung di meja tersebut, Dikara duduk di samping melody.

Ketika melihat Dikara duduk di samping nya, melody tersenyum menyapa Dikara. Sedangkan yang disapa hanya menunjukkan sanah datar.

" Loe mau makan apa, dik? Biar sekalia gue pesenin," Tanya Argan.

" Samain aja," Jawab Dikara singkat.

Dalam hati melody sedikit heran saat melihat interaksi antara Dikara dan Argan. Dia kira Dikara akan sedikit berekspresi ketika bersama Argan. Namun, ternyata sama saja.

  Saat Argan pergi, suasa meja menjadi canggung. Melody dan Reva pun bingung harus apa, mereka berdua hanya melanjutkan makan tanpa berbicara apapun pada melody.

Sambil menunggu makanannya datang, Dikira merogoh saku celananya untuk mengambil handphone. Untuk mengusir kebosanan Dikara sedikit melihat hasil karya dari beberapa komposer terkenal.

Dia pun tidak peduli dengan kehadiran orang lain di meja ini. Toh, yang mengajark dia bergabung ke meja ini adalah Argan, jadi Argan lah yang harus tanggung jawab.


Happy reading readers 🤗🥰
Semoga banyak hal membahagiakan yang datang pada kalian.
Terimakasih sudah membaca cerita ini 🤗🙏🥹







DIKARA MELODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang