VLARIEON -07

234 127 183
                                    

Halo Vlanie💗, jangan lupa vote and komen tiap paragrafnya ya><

*******

“Asal kau tau, melupakan trauma yang sudah kau ukir dulu, tak semudah saat kau memberiku janji palsu itu”
Azzara Melovi Noya

“Maaf, tapi aku melakukan itu karena suatu alasan yang memaksa”
—Mavigo Celio Roven

“Maaf, tapi aku melakukan itu karena suatu alasan yang memaksa”—Mavigo Celio Roven

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 tahun telah berlalu.

Kini mereka telah menduduki bangku kelas 12, dimana saat itu mereka tengah berkumpul di meja Ravenga. Seperti kebiasaan mereka dahulu.

Setelah membentuk sebuah perkumpulan itu, seiring berjalan waktu mereka semakin akrab dan sudah menganggap saudara sedarah satu sama lainnya.

Mereka semua bersyukur karena Tuhan telah mempertemukan mereka hingga akhirnya mereka mempunyai rumah terindah yang pernah ada.

Meski benar, mereka telah memiliki rumah. Namun itu hanya sebatas rumah, yang mana yang hanya bisa melindungi dari hujan ataupun panas, tanpa memberikan kenyamanan yang mereka cari.

Terlahir dari keluarga serba ada, kekayaan yang bergelimang. Tapi jika tidak ada kenyamanan dan ketenangan yang mereka rasakan, apa boleh buat?

Kita mungkin sering melihat seseorang hidup serba ada itu terlihat sangat menyenangkan, tapi kita tidak pernah tau bagaimana yang dialami sebenarnya.

Menurut peribahasa, 'Jangan melihat buku dari sampulnya saja.' Karena kita tidak pernah tau isi dari buku itu, apakah buku itu sudah robek? atau buku itu masih terlihat bagus, atau mungkin buku itu penuh dengan coretan.

Setiap insan selalu memiliki rintangan dalam hidupnya, dan tiap rintangan itu pasti berbeda-beda antara satu dengan lainnya.

Saat ini bisa dilihat bahwa mereka sedang sibuk dengan ponsel masing-masing, hingga tidak ada percakapan diantara mereka.

Mavigo tiba-tiba berdiri membuat Daniel menoleh ke arahnya.

"Mau kemana lo?" tanya Daniel.

"Toilet, mau ikut lo?" Mavigo menaikkan satu alisnya.

"Udah sono ikut aja, lo berdua kan udah kaya upin ipin, kemana-mana harus bareng," timpal Elmovi sambil tangannya terus bergerak-gerak menghafalkan salah satu dance untuk membuat konten.

"Lah, gue kira suami istri," sahut Ravenga melirik Mavigo.

"Lo kira gue makan pisang?" sarkas Mavigo.

VLARIEON [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang