[SEBAGIAN PART ADA YANG DI PRIVATE FOLLOW DULU UNTUK BISA MEMBACANYA⚠️]
Vlarieon merupakan nama sebuah geng motor yang diadaptasi dari cerita ku dengan judul "RAVENGA" yang sudah unpublish.
Cerita ini mengisahkan tentang ketujuh anggota inti VLARIE...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lo berdua beli pulpen aja lama banget," omel Mavigo ketika melihat Ravenga dan Alianzo berjalan menghampiri mereka.
"Sengaja banget mau hindarin pelajarannya Bu Soya," tuduh Elmovi sembari memainkan ponselnya.
Memang benar, mereka berdua izin disaat pertengahan pelajaran dan baru saja kembali saat jam pelajaran sudah selesai.
"Su'udzon aja lo," sahut Alianzo tidak terima.
Mereka terlambat masuk karena tadi di tengah perjalanan, tiba-tiba mereka di suruh salah satu guru untuk membantu membersihkan ruangan.
Sebenarnya mereka menolak karena saat ini sedang jam pelajaran, namun guru itu sangat membutuhkan pertolongan dan akhirnya mereka diizinkan karena guru itu telah menghubungi Bu Soya selaku wali kelas mereka sekaligus guru yg sedang mengajar di kelasnya.
"Kita bantuin Pak Danang bersihin gudang, dan Bu Soya juga udah tau," lanjut Alianzo membuat teman-temannya mengangguk paham.
"Pantes tuh guru gak ngomel-ngomel," celetuk Mavigo.
"Telinga gue sakit kalau denger tuh guru ngomel mulu," tambahnya.
"Gak boleh gitu sams guru sendiri, tanpa dia kita gak bakal dapet ilmu," sarkas Alianzo dengan bijaksananya.
"Kok lo belain itu guru sih," gerutu Mavigo menekuk wajahnya.
"Lo bisa diem gak si Go, suara lo lebih bikin telinga gue rusak daripada suara Bu Soya," ketus Bryan menatap tajam Mavigo.
Mavigo menelan salivananya susah karena tatapan tajam dari Bryan, bahkan bulu kuduknya ikut merinding karenanya.
"Emang lo udah pinter Go, sampe-sampe ngatain gitu ke guru lo sendiri?" tanya Keyno membuka suaranya. Dia juga tidak terima jika orang yang sudah berjasa di dalam hidupnya dikata-katain di depan wajahnya.
"Ya, enggak, tapi kan gue juga gedeg dengerin dia ngomel terus. Emang lo pada gak males denger dia mgoceh mulu," jawab Mavigo menatap satu per satu manik teman-temannya.
"Gue tau, kita semua pastinya sama ngerasain apa yang lo rasain. Tapi jangan pernah lo kaya gitu lagi, mau gimanapun dia, dia udah berjasa dan berperan penting dalam hidup kita." Ravenga menepuk-nepuk pundak kanan Mavigo pelan.
"Iya, iya, gue ngaku salah, gak bakal gue ulangi."
"Seneng banget gue liat lo tertekan, " beo Daniel menahan tawanya.