Jangan lupa vote & komen yaw...
"Sungguh indah ciptaan sang Pencipta"
-
-
-
-
-"WOY KALIAN NGAPAIN DISANA?!" teriak seseorang yang tidak asing di telinga mereka berdua.
Setelah melihat siapa yang berteriak tadi, Ravenga dan Heina saling pandang satu sama lain.
"Kabur!!!" teriak mereka bersamaan dan mereka berlari dengan Ravenga menggandeng tangan Heina.
"Ealah, pancene bocah semprul di takoni malah mlayu," (emang dasar anak ngawur ditanya malah lari) gerutu Pak Danang dengan logat ngapaknya selaku guru olahraga sembari menggelengkan kepala melihat tingkah kedua muridnya itu.
Heina dan Ravenga masih berlari entah akan kemana mereka saat ini, Heina hanya bisa pasrah tangannya ditarik oleh Ravenga.
Hingga akhirnya Ravenga menghentikan langkah begitu juga diikuti oleh Heina yang tangannya masih dia genggam.
Mereka berdua saling menatap dan mengatur nafas masing-masing, dada mereka naik turun karena berlari.
Sedetik kemudian terdengar gelak tawa dari keduanya yang masih saling bertukar pandangan.
"Parah lo Ravenga," keluh Heina masih mengatur nafasnya yang belum stabil berbeda dengan Ravenga.
Ravenga berjongkok di sebelahnya, "Kalau kita gak kabur, emang lo mau dengerin ocehan Pak Danang? Gue sih ogah, mana bahasanya campuran gitu."
"Dosa banget lo sama guru sendiri," sahut Heina ikutan jongkok.
"Gue juga gak pernah minta kali dia jadi guru gue," ucap Ravenga dengan begitu santainya. Heina hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah manusia di sebelahnya ini.
"Gak Bu Soya, gak Pak Danang semuanya sama aja bikin gue pusing. Tapi mereka juga yang memberikan gue ilmu sih."
"Udah, ntar dosa lo tambah kalau ngeroasting guru mulu," celoteh Heina.
"Kalau ngeroasting lo kayanya bukan dosa yang nambah tapi pahala," ucap Ravenga menatap jail Heina dengan menaik turunkan alisnya.
"Kok gitu sih?" tanya Heina dengan mata yang dia sipitkan.
"Karena, kalau gue ngeroasting lo, pasti lo itu bahagia, karena yang pasti lo ketawa meskipun-." Belum sempat Ravenga menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Heina menyela begitu saja karena Ravenga berhasil memancing amarahnya.
"Kayaknya gue puas banget kalau berhasil jambak rambut lo." Tangan Heina sudah malayang di udara, berusaha menjambak Ravenga yang kini berusaha melindungi dirinya.
"Ravenga!" teriak Heina dengan matanya yang melotot. Bukannya bisa menjambak rambut Ravenga, kini malah dirinya yang digenggam oleh Ravenga menggunakan satu tangan.
"Nahkan, lo kalah lagi," ejek Ravenga.
"Lepasin gue!" berontak Heina.
"Gue bakalan lepasin lo, asal lo janji gak bakal jambak rambut indah gue ini," ucapnya sambil menyunggar rambutnya ke belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
VLARIEON [ON GOING]
Fiksi Remaja[SEBAGIAN PART ADA YANG DI PRIVATE FOLLOW DULU UNTUK BISA MEMBACANYA⚠️] Vlarieon merupakan nama sebuah geng motor yang diadaptasi dari cerita ku dengan judul "RAVENGA" yang sudah unpublish. Cerita ini mengisahkan tentang ketujuh anggota inti VLARIE...