02. promise

92 34 5
                                    

HAPPY READING^=^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING^=^


Pohon yang rindang disertai dengan sepoi-sepoi angin. Membuat suasana sejuk dan menyenangkan. Hangatnya sinar matahari menambah suasana.

"Na, semisal gue mati duluan dan lo masih hidup. Lo bakal nyari cowok lagi gak?" Pertanyaan itu tiba-tiba terlintas begitu saja di benak Zaiden. Runa yang tengah tertidur di pangkuan cowok itu sontak membuka matanya kaget.

"Ngomong paan sih?? Bagus lo ngomong gituan? Ada faedah nya?? Enggak yaa." Jawabnya dengan nada kesal. Zaiden tersenyum lebar. Ia terkekeh pelan mendengar respon gadis itu. "Lucu lo senyum-senyum gitu??" Decaknya sebal.

Zaiden menggeleng-gelengkan kepalanya. Cowok itu mulai membelai rambut yang menutupi mata Runa. "Gue suka liat respon lo ini." Gumamnya seraya tersenyum manis.  "Tapi gue gak suka sama pernyataan lo itu." Gadis itu mulai bangkit lalu mencari posisi duduk yang nyaman.

Matanya mulai menatap serius mata Zaiden. "Lo awas aja nanyain pertanyaan itu lagi. Habis lo sama gue." Nada bicara Runa mulai sedikit berat. "Iyaaa, Runaa cantik. Tidur lagi gih." Titahnya yang langsung dituruti Runa. Gadis itu mulai tiduran lagi.

"Janji kita menua bersama, ya..?" Runa menatap sayu mata Zaiden. "Janji.." balas Zaiden dengan senyum manisnya. "Awas lo ingkarin janji lo ini. Bener-bener gue habisin lo!" Ancam Runa seraya menunjuk wajah Zaiden. "Iyaa, cantikk, iyaa" Zaiden kembali membelai rambut gadis itu.

"Na, lo kalau marah itu lucu. Jadi mirip bayi." Ujar nya. "Gue bukan bayi ya. Yang ada lo yang jadi bayi nya." Balasnya seraya melihat kuku jarinya.

"Kuku gue cantik gak? Kemarin gue habis nails art." Runa memperlihatkan kuku nya ke Zaiden. "Cantik. Apalagi kalau wajah gue terukir di kuku lo itu."

"Dih, dih, ngarep banget ya lo." Runa menatap sinis wajah Zaiden. Cowok itu hanya terkekeh pelan.

.
.



Pukul 3 sore tepat. Pantai yang menjadi saksi kisah cinta mereka sekaligus saksi pertemuan mereka yang pertama kali. Menjadi tempat yang paling istimewa bagi keduanya.

Ada begitu banyak kenangan yang terjadi di sana. Pantai itu,. menjadi saksi bisu cinta mereka.

"Masih ingat dulu gak, waktu pertama kali kita ketemu?" Tanya Runa. Gadis itu menatap wajah Zaiden dengan senyuman manisnya. "Ingat. Waktu itu....

Saat ini matahari tengah berdiri di atas kepala. Tepatnya pukul 12 siang lebih 5 menit. Zaiden tengah berdiri di tepi pantai. Cowok itu melihat ke atas langit seraya merentangkan kedua tangannya. Ia mulai memejamkan matanya. Matahari yang panas itu menyengat ribuan sel-sel kulitnya.

Atasan baju berwarna putih serta celana biru, membuat cowok itu terlihat manly dan gagah.

Seutas senyuman terukir di bibirnya. "Sekarang tujuan gue udah tercapai." Gumamnya seraya membuka matanya perlahan.

crime scene Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang