hallowwww🙌
udah lama banget ya lejaa gak update;) lejaa kelupaan kalau punya tanggungan di aplikasi oren ini😁
sekarang lejaa udah update, jadi kalian jangan lupa mampir dan baca cerita lejaa ini🙌jangan lupa vote🐇
have fun 🤍 🤍Typo itu wajar^∆^
|HAPPY READING|
"Na, lo ngapain sih liat keluar terus?" Celetuk Valeska yang heran dengan sikap Runa akhir-akhir ini. Setiap pagi ia terus melihat Runa berdiri berjam-jam melihat keluar dari balkon apartemen.
"Gue lagi mantau." Balas Runa yang masih fokus. "Mantau apaan, Na? Sampai segitunya."
"Jangan berisik, Va. Gue lagi mantau alien."
Valeska ternohok dengan perkataan Runa. Mulut dan matanya sama-sama terbuka lebar. Jawaban yang sedikit tidak masuk di akal. "Na, lebih baik lo mandiin sapi tetangga aja deh. Daripada lo disana gak ada faedahnya, mana jawaban lo aneh banget. Mana ada alien di dunia ini."
"Gue lagi sepi jok mandiin sapi orang. Jadi gue beralih profesi mantau alien. Siapa tau gue masuk berita, biar terkenal."
"Terserah lo Na. Gue udah cukup stres ngadepin tingkah random lo ini." Valeska membuang wajahnya. Gadis itu mulai berjalan keluar dari kamar menuju dapur.
"Apa gue pake teleskop biar gue liat?"
.
."Al?" Kehadiran Altan yang datang secara tiba-tiba itu mengejutkan seluruh anggota BlackPiton.
"Gue disini!" Serunya yang langsung memeluk Kaiser dan anggota lainnya secara bergantian.
"Lo gak sibuk??" Tanya Kaena yang mulai melepas pelukannya. "Emang gue robot yang gak pernah cuti dari kerjaan mereka?" Jawab cowok itu disertai kekehan ringannya.
Kaena mengangguk pelan. Yang diucapkan Altan itu benar. Dia bukan robot yang tak kenal lelah. "Lo ada urusan kesini?" Tanya Kaiser.
"Ada, kenapa?" Altan fokus menatap wajah Runa yang tampak fokus melihat pergelangan tangannya. "Urusan apa yang buat lo kesini?" Lanjut Kaiser.
Altan tersenyum tipis. Ia mengabaikan pertanyaan Kaiser. "Ada apa, Na? Lo suka sama tangan gue yang penuh urat ini?" Celetuk nya yang langsung membuat Runa tersentak kaget. "E-eh, a-apa??!!" Kikuk nya.
"E-enggak! Kenapa gue suka sama tangan lo kalau Zaiden juga punya??" Balasnya seraya menoleh ke arah Zaiden. "Lo mau pegang, Na?" Tawar Zaiden yang langsung melingkis kerah lengan bajunya. "Enggak Anj-- astaghfirullah... Gak boleh ngomong kasar... Runa, lo lagi ada di fase dimana lo kudu tobat.." Runa mengelus-elus dadanya.
Seluruh anggota BlackPiton itu menatap aneh sikap Runa. "Za, ke apotek sekarang! Keknya obat kewarasannya udah habis!!" Ujar Elvano yang merinding ketakutan. "El, lo kalau gue hantam pake batu bata gak salah yang hantam loh.." Runa tersenyum dan menatap wajah Elvano dengan aneh.
"Za, cepetan! Gue tambah ngeri!!" Gerutunya
"El....masih gue pantau, belum juga gue lempar ke jurang.." Runa kembali tersenyum aneh.
"Serem bet di lempar ke jurang. Emang gue batu apa.." bisiknya pada Erzano. "Lebih tepatnya lo mirip monyet sih,"
***
"Sececar cahaya mulai terlihat. Polisi telah menemukan sebuah gantungan kunci yang diduga milik pelaku. Saat ini polisi masih menyelidiki tentang kasus tersebut."
Elvano mematikan televisinya. Kedua bola mata cowok itu menatap malas. "Kalau gue jadi polisinya pasti tuh pelaku udah gue tangkap!" Geramnya meremas remot kontrol kuat-kuat.
"Gak yakin gue. Lo nangkap kucing nya Altan aja kagak bisa, apalagi ini. Sok-sokan mau jadi polisi." Cibir Erzano yang tengah duduk di kursi dapur.
"Lo gak percaya gue??" Tanya Elvano menoleh kearah Erzano berada.
Erzano menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Oke, lihat aja. Kalau gue bisa temuin si pelaku, lo mau bayar berapa??" Tanya Elvano dengan raut wajah menantang.
Erzano terdiam sebentar. Sudut bibirnya kini tersenyum miring. "Seratus"
"Seratus juta?"
"Seratus perak!!! Haha!!!"
"BANGSAT!!!"
**
"Tikus sudah masuk kedalam perangkap. Saatnya melancarkan asik."
KAMU SEDANG MEMBACA
crime scene
Teen Fiction⚠️ BIASAKAN VOTE AND KOMEN SETELAH MEMBACA ⚠️ DILARANG PLAGIAT!!