Happy reading
🌹🌹🌹
"Padahal waktu sudah berlalu tapi tetap menyakitkan, aku sudah berpura-pura melupakannya namun dalam hati yang terdalam masih tetap menyakitkan."
-Seori-🌹🌹🌹
Suasana malam terlihat sangat ramai, banyak orang-orang masih melakukan berbagai aktivitas walau sudah waktunya beristirahat. Di sekeliling jalan banyak orang berjalan kaki daripada menaiki kendaraan, walau jaraknya cukup jauh mereka lebih memilih berkendaraan umum daripada kendaraan pribadi. Tapi untuk kalangan petinggi, biasanya menggunakan mobil atau bahkan helikopter.
Sedikit berbeda dengan Iqbal, cowok itu sampai membeli mobil sendiri agar lebih mudah mencari Seori, meski kota Emerald Hill terbilang kecil, namun buktinya sampai sekarang Iqbal belum juga menemukan keberadaan Seori.
Terhitung sudah hampir satu minggu Iqbal mencari Seori, dan sekarang kali ke tiganya ia pergi ke Singapura, di minggu pertama dan kedua Iqbal tak berhasil dan pulang dengan tangan kosong.
Sebenarnya waktu itu Iqbal belum ingin pulang namun Kamarel memaksa, perusahaan dalam keadaan genting dan sangat dibutuhkan bantuan Iqbal.
Dan minggu sekarang Iqbal tak ingin gagal lagi, ia hanya tau Seori berada di kota ini, namun tak tau Seori tinggal di mana. Kebanyakan orang di Singapura tinggal dalam apartemen, dalam satu apartemen rata-rata mencapai 20 lantai, belum lagi jumlah unit yang tersedia, tentunya akan lebih dari 200 kamar yang terhuni di setiap tahunnya.
Iqbal mencengkeram erat kendali setirnya, kenapa sampai sekarang ia belum juga menemukan Seori? Ke mana perginya gadis pencuri itu?
"Udah tau cinta bukannya diperjuangin, gue malah ditinggal, aneh emang." Iqbal mendengus kesal.
Di sisi lain seorang gadis baru selesai dengan studinya, dia berjalan pelan menuju halte bis, menunggu bis datang agar dirinya bisa pulang dengan cepat.
Sebenarnya dia sudah selesai kuliah sejak sore hari, namun dia juga harus bekerja untuk membiayai kebutuhan hidupnya, gaya hidup di Singapura sangatlah tinggi, untuk makan saja dia hampir mengeluarkan SGD 10-15 atau setara dengan Rp 118.000 -Rp 176.400 setiap harinya.
Gadis itu mendengus pelan, sulit sekali menyeimbangkan kuliah dan kerjanya, belum lagi dirinya usai dimarahi habis-habisan karena salah membuat konsep desain, jika saja dirinya anak orang kaya, mungkin nasibnya tak akan seburuk saat ini.
"Ya Tuhan. Gue cape hidup miskin, kali-kali hujan uang kenapa biar gue cepet kaya." Seori menghentakkan keras kakinya, sudah menunggu hampir setengah jam tapi bis yang menuju ke alamat rumahnya belum juga datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAREZ QUEEN [END]
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM MEMBACA Kisah seorang pelukis yang berusaha menemukan cahaya dalam hidupnya, berusaha mencari tau apa yang membuat ayahnya pergi sampai tak berujung untuk kembali. Farezi Corsova, impian terbesarnya adalah keluarga yang utuh. Sampai s...