Bab 6 : Keeping You Warm

63 12 4
                                    

Laki-laki berhidung mancung dengan tinggi 5 cm dibawah Evan muncul dari balik pintu ruang kerjanya, kepalanya menyembul masuk diiringi senyum afiliasi yang tersemat diwajah.

"kok gak bilang kalo mau kesini?" tanya Evan sangsi. Itu jack, orang yang sering berkomunikasi dengannya lewat ponsel. Jack sengaja menyambangi Evan dengan membawa apa yang Evan perintahkan padanya tempo lalu lewat panggilan telpon.

"ponsel lo gak aktif, gue bawa kabar penting."

"sepenting apa?" jawab Evan selengek-an.

"sepenting kasus keluarga cewek lo!" sembur Jack sebal. "kalo gak mau yaudah gue balik, buang-buang waktu aja gue susah-susah nyamper lo kesini!" ambul nya sok marah.

"idih jadi ambekan pulang dari swiss?" ejeknya.

Jack berlagak sinis melirik Evan. "lo punya hutang tiket swiss. liburan kemarin gue gabisa dianggap liburan, tapi kerja buat lo." keluhnya.

"iya-iya, setelah kasus ini selesai kita ke Swiss."

"—sama Eca." lanjutnya, memasang wajah tengil.

"bulol lo!"

"terserah." balas nya tak peduli. "Mana sini, lo bawa apa?"

Tanpa menjawab, Jack melempar map coklat kearah meja kerja Evan, dengan gerakan sigap Evan menangkapnya. Jemarinya dengan telaten membuka lilitan tali yang mengunci map tersebut.

"bener kata lo, kasus itu gak akan mudah kalo Eca hadepin sendiri. Oknum penyidik yang pegang kasus ini udah ada 'main' kayaknya sama pelaku asli. Makanya agak sulit untuk nemuin bukti ataupun selidikin masalah ini."

Evan menatap isi dari map coklat yang Jack berikan, berisi lima foto yang dua diantara lima foto tersebut Evan hafal objek yang diabadikan didalam sana.

"mobil ini.. " suara Evan mengudara, tanpa menaruh perhatian kepada Jack, Evan bersuara.

"exactly! lo pasti fokus ke mobil kan."

Evan mengangguk, masih sibuk menelaah satu persatu foto yang Jack dapatkan.

"sereceh dapetin rekaman dashcam mobil untuk di jadiin bukti aja pihak penyidik gak mampu. apalagi kalo bukan karna ada main?" Jack menganalisis secara cerdas.

"cuma mobil itu yang stay ditempat kejadian semalaman." tambah Jack lagi.

"ini mobil mantan istri kedua bokap gue, mantan mama tiri gue, mirip nopolnya." pengakuan Evan membuat Jack terkejut.

"WOW!" serunya girang. "perkara mudah tapi polisi gak bisa lakuin" ujar Jack bangga, dia seolah mendapat jackpot perihal titik terang untuk menemukan pelaku dari pembunuhan keluarga Eca—seorang gadis yang Jack ketahui mampu mencuri perhatian seorang Alrescha Evan Parama.

"so?" sahut Evan.

"so lets go fight for it! kita cari mantan ibu tiri lo, kita minta rekaman dashcam nya."

"Jack, don't do that. lo selidiki dulu semua hal tentang mantan istri bokap gue itu, ah sorry gue agak gak sudi juga anggap dia mantan ibu tiri, agak devil, even namanya Dewi, sikap dia lebih kayak setan, gapantes punya nama indah kayak Dewi. Back to the topic, habis itu lo update berita yang lo dapetin ke gue. Lo cari tau mobil ini kemana lagi setelah dari tempat Eca, lo selidiki diem-diem. Penasaran juga gue ngapain tuh mobil mandek disana." perintah Evan dijawab anggukan paham oleh Jack.

"ngeri plot twist." sahut Jack disambut anggukan setuju Evan atas pernyataannya.

Evan melirik jam tangan yang melingkat ditangannya, sudah waktunya jam makan siang. "gue mau pdkt dulu." ucap Evan bergegas bangkit dari meja kerjanya meninggalkan Jack disana.

INTERTWINED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang