02

100 20 2
                                    

Dalam ruang keluarga yang nyaman dengan suasana yang hangat terasa di sana, terkadang tedengar suara tawa dari orang orang di sana membuat orang lain akan melihat sebuah keluarga yang harmonis.

Seperti yang di pikirkan oleh laki laki yang masih berdiri di antara ruang tamu dan ruang keluarga, dari tempatnya ia berdiri, ia bisa melihat kedua orang tuanya tengah tersenyum bahagia tidak hanya itu ia juga melihat Seungcheol dan Dita ikut tersenyum bahagia bersama.

Bukankah mereka terlihat seperti pasangan yang romantis.

'Ijinkan aku egois untuk kali ini Hyung'

"Taeyong?"

Pikiran Taeyong terpecah ketika mendengar panggilan dari Eommanya, wanita berumur itu mendekat memeluk anak bungsungnya dengan erat. Menyalurkan rasa ridunya yang sudah lama tidak bertemu dengan putranya itu, walaupun apartemen Taeyong dekat dengan rumah. Tetapi tetap saja Taeyong akan jarang pulang ke rumah dan itu disebabkan karena pekerjaaanya.

"Eomma senang kau mau pulang, Eomma sudah memasakkan makanan kesukaanmu"

Taeyong tersenyum mendengar perkataan Eommanya, wanita itu selalu menyayanginya dan Seungcheol dengan penuh kasih sayang.

"Kenapa tidak langsung masuk kedalam? Kenapa diam disini?"

"Hanya memikirkan pekerjaan saja, seperti ada yang terlupakan"

"Kau selalu memikirkan pekerjaan, bahkan ketika di rumah? Kau sama seperti Appamu dulu"

Taeyong merasakan kehangatan yang di berikan Eommanya nada khawatir dan usapan lembut di rambutnya tidak pernah berubah.

Mereka berdua berjalan menuju ruang keluarga, kehadiran mereka disambut senyum hangat dari tiga orang disana.

"Akhirnya kau pulang juga, aku pikir kau lupa jalan kerumah" Gurau Seungcheol

"Aku masih muda untuk menjadi pikun" Balas Taeyong tak terima

"Sudahlah jangan bertengkar Seungcheol adik mu baru saja pulang jangan membuatnya kesal" Ujar Nyonya Lee

"Ah Eomma selalu membelanya, pantas saja dia menjadi manja"

"Hyung!!"

"Hahahaha"

"Sudahlah kalian tidak malu di tonton oleh Dita?"

Mendengar perkataan Appanya Taeyong langsung memandang kearah Dita yang duduk di sebelah Seungcheol, memandang kearahnya dengan senyum cerahnya. Senyum yang selalu Taeyong rindukan selama ini, senyum yang mampu membuat matanya tidak bisa lepas dari wajah rupawannya.

"Annyeong Taeyong-ssi, lama tidak bertemu" Sapa Dita

"A-annyeong"

"Yak apa kau tak merindukan sahabatmu ini, sudah lama kalian tidak bertemu"

"Lalu aku harus apa Hyung? Memeluknya?" Jawab asal Taeyong sungguh dia sangat kesal dengan Hyungya itu.

Mendengar jawaban dari si bungsu membuat semua orang disana terdiam. Sedangkan Taeyong ia merutuki kebodohannya yang menjawab asal omongan Seungcheol.

Bruk

Taeyong terkejut ketika mendapat serangan pelukan tiba tiba dari Dita, hampir saja ia jatuh kebelakang dengan wanita itu. Namun, dengan sigap ia mampu menyeimbangkan tubunya.

'Dia memelukku? '

Aroma manis bercampur dengan stroberi memenuhi rongga hidup Taeyong membuatnya candu dengan wanita yang tengah memeluknya.

"Benar apa yang dikatakan Oppa, apa kau tidak merindukanku hem?"

Dita memandang Taeyong tengan mata bulatnya tak lupa bibir yang dimajukan menambah kesan imut dimatanya.

"Jinja! Kau tidak merindukanku" Kesal Dita dengan respon Taeyong yang hanya diam saja.

"A-ani bogosipeo"

Taeyong mengusap dengan lembut rambut panjang Dita, tidak lupa memandang wanita itu dengan senyum tipisnya merekam dengan jelas senyum manis dari bibir wanita yang ia cintai.

"Ehem apa kalian akan terus berpelukan?" Tanya si sulung

"We kau tidak suka aku memeluk sahabat ku?" Balas si bungsu dengan mempererat pelukannya kepada Dita dan tidak lupa smirk seakan mengejek si sulung.

Dita sedikit terkejut dengan tindakan Taeyong, ia ingin lepas dari pelukan sahabatnya itu tetapi Taeyong semakin mempererat pelukannya.

"Taey-"

"Dia tunanganku! "

"Dia sahatku! "

Entah apa yang Taeyong pikirkan, ia hanya berpikir mungkin dengan sedikit meladeni ucapan Hyungnya ia bisa mengeluarkan sedikit bebannya.

"Yak yak apa kalian akan bertengkar terus, Appa sudah sangat lapar"

"Taeyong lepaskan Dita sayang, dia ketakukan"

Seakan sadar dengan keadaan Taeyong langsung menundukkan kepalanya "ah mian membuatmu takut"

"Ne tidak apa apa"

•••••

Malam ini Taeyong menginap di rumah orang tuanya. Setelah makan malam Eommanya meminta agar ia menginap saja di rumah. Kerena tidak ingin membuat ibunya sedih akhirnya Taeyong menyetujuinya.

Lalu tentang Dita? Wanita itu juga ikut dipaksa oleh Eommanya dengan alasan sudah larut malam, padahal bisa saja ia pulang dengan Seungcheol.

Memikirkannya membuat Taeyong merasa kesal, melihat mereka berdua selama acara makan malam sudah membuat Taeyong merasa cemburu. Apa lagi tatapan Dita yang selalu menatap Hyungnya dengan tatapan sayang membuat ia menyesali keputusannya untuk pulang ke rumah.

"Tatapan itu tatapan yang aku tunggu tunggu, tetapi kau memberikannya kepada orang lain" Liriknya

Karena merasa dirinya akan susah tidur, ia keluar dari kamarnya pergi ke dapur mengambil air dingin untuk menyegarkan pikirannya.

Huff

"Kau tidak tidur?"

"Kamjagiya!"

Taeyong memegangi dadanya karena terkejut mendengar suara Dita yang tiba tiba berdiri dibelakangnya. Sedangkan Dita menahan tawa ketika melihat wajah lucu Taeyong.

"Maaf apa aku membuatmu takut?" Tanya Dita

"Kau masih bertanya?" Jawab Taeyong

"Hehe mian apa yang sedang kau lakukan?"

Taeyong mengangkat gelas yang berisi air minum "kau sendiri?"

"Aku tidak bisa tidur"

"Kau masih tidak bisa tidur sebelum minum susu?"

Dita terkejut mendengar perkataan Taeyong laki laki itu masih mengingat kebiasaanya sebelum tidur.

"Kau mengingatnya?"

"Hem"

"Wah daebak"

Taeyong tersenyum melihat respon Dita yang lucu ia bertepuk tangan dan sedikit melompat kecil. "Kau bisa mengeceknya di lemari sepertinya Eomma menyimpan beberapa susu kotak"

Dengan cepat Dita berjalan menuru lemari disana ada beberapa makanan, sedikit berjijit Dita berusaha mengambil sebuah susu kotak stroberi hampir ia mendapatkan susu kotak tersebut namun di dahului oleh sebuah tangan lain.

Dengan cepat Dita berbalik mendapati Taeyong bediri dibelakangnya sangat dekat, mata mereka saling bertemu saling memandang untuk beberapa detik saling terdiam.

Tak sengaja Taeyong memandang kearah leher putih jenjang Dita dia baru sadar jika wanita itu memakai piama tipis.

'Arg sial sadarlah Taeyong'

"Kau tidak apa apa?" Tanya Dita melihat sikap aneh Taeyong

"Ne sepertinya aku mulai mengantuk aku akan pergi kekamar, jangan terlalu larut kau butuh istirahat" Ucap Taeyong laki laki itu langsung meninggalkan Dita sebelum ia memikirkan hal hal yang aneh.

•••••
𓃲

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TerhalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang