GES jangan lupa tap icon ⭐
-------------
Setelah Tara dan Rilley resmi menjalani PDKT, Rilley sekarang sadar mengerti abangnya yang lebih tua tidak sama dengan bagaimana dia harus mengerti Tara. Bahkan mungkin Rilley tidak pernah merasa dia mengerti abangnya, bounding mereka terbentuk sedari kecil.
Tara yang dunianya sekarang sibuk oleh bekerja juga tidak relate dengan Rilley yang masih main main. Meskipun begitu Rilley mencoba mengerti disaat dia pulang ngampus biasanya teman temannya di jemput pacar, gebetan, hts, fwb atau apapun itu, dia hanya bisa tersenyum karena Tara belum pulang kerja.
Tapi kadang juga mereka tidak seperti Rilley yang sangat bisa mengandalkan Tara, bahkan dalam hal sekecil mengingatkan, memberi saran, dan masukan.
"Aku kan sekarang beres magangnya, cuma HR nya reachout aku dan berharap setelah lulus aku balik lagi ke mereka, menurut kamu gimana?"
"Kalo kerjanya nyaman dan sesuai visi kamu ambil aja, thats good offer."
Pernah sekali Rilley akan tes IELTS yang ngurus daftar atau berkas apapun itu Tara dan Rilley tinggal datang meskipun Tara tidak bisa mengantarnya.
Terkadang Rilley takut dia bergantung pada Tara selama ini hidup nya jadi lebih mudah saat aja Tara, Rilley tidak mau juga dia tidak bisa berdiri di kakinya sendiri.
Dia berusaha tidak manja.
Padahal menurut Tara Rilley tidak manja, Tara yang inisiatif. Bukan berarti Rilley tidak bisa melakukannya, hanya dia ingin membalas sesuatu yang tidak bisa Tara lakukan karena satu dan lain hal seperti mengantar jemputnya dll.
"Bukannya kamu pengen nerusin karir model?"
"Kayanya lebih seru hidup teratur, masuk kerja, pulang kerja, cuti, jenjang karir."
"I can do nothing kalo emang udah keputusan kamu."
Rilley tergoda untuk menjadi Independen woman sekaligus working mom, terlihat pintar dan tangguh dalam waktu yang bersamaan. Melihat Abangnya,Tara dan juga Kenya -pacar abangnya, mereka terlihat sibuk dan hidupnya sangat teratur belum lagi pencapaian yang bisa bikin semua orang kagum kok kayanya ijazahnya itu sangat bermanfaat.
Cara berkenalan mereka membuat keduanya enjoy. Meskipun mereka berdua sibuk, selalu ada satu waktu perhari untuk saling mengajukan pertanyaan. Akhir pekan mereka akan bertemu, Megantara berpikir untuk tidak terlalu lama membiarkan mereka diposisi abu-abu. Megantara juga cukup tau Rilley sangat berusaha menyeimbangkan pemikiran mereka, padahal Tara rasa tidak apa apa dia boleh menjadi dirinya sendiri.
"Besok temen kantor ada yang nikah, kamu free gak?" Rilley berpikir sebentar sambil menyuapkan lagi eskrim di tangan kanannya dan tangan kirinya sibuk menggenggam tangan Tara.
"Bisa, jemput aja.""Kalo jadi pacar bisa?"
Rilley tergelak, pertanyaan tidak serius dan serius disaat yang bersamaan. Biasanya kalo mau apa-apa Tara itu selalu basa basi dulu, obrolannya bisa ngaler ngidul tapi sekarang-sekarang dia lebih to the point dan Rilley anggap itu hal baik. "Bisa kalo itu setiap hari juga bisa."Saat berjalan-jalan lagi mencari jajanan, Mereka merasa mengenal seseorang yang sedang mengantri bersama mereka, "Ley, Bang Tara" sapanya.
"Na, lo sama siapa kesini?" Tara tidak kaget dan takut jika bertemu seseorang, dia lebih kaget karena tiba-tiba Rilley melepaskan gandengan tangan mereka, tanpa berpikir panjang, Tara kembali menarik tangan Rilley. "Sama temen, lagi di angkringan situ tuh."
Nabil melirik tangan mereka yang bergandengan lalu tersenyum, "tuh kan bener apa kata anak-anak."
"Ape?!?! anak anak ngomong apa?!" sewot Rilley.
KAMU SEDANG MEMBACA
Since the Beginning #1
RomanceMegantara & Rilley Rilley tahu dari awal dia suka, tapi dia membantahnya. Akan sulit jika dia bercokol dengan dunia sesempit itu, singkatnya Megantara adalah teman kakaknya sekaligus kakak dari temannya. "Ley, bisa tolong panggil Ian gak. Bilangin...