Kenapa sih dia?

17 1 5
                                    

"Hai Kak Rey... mau makan apa kak?" tanya Nayla melihat Reyhan membawa nampan dan memilih lauk prasmanan di kantin kantor.

"Belom tau.. lagi milih" ucap Reyhan cuek sambil melihat pilihan lauk disana.

"Ca Sawinya enak loh kak, cobain deh" Nayla memberikan alternatif makanan.

"Ga suka sawi putih" Reyhan menyangkal. Skakmat.

"Kalo aku, suka nggak?" Nayla mendekatkan diri ke Reyhan dan menatap wajah Reyhan dari samping sambil mendongak.

Reyhan yang malas menanggapi hanya memutar bola mata dan berjalan menjauh dari Nayla.

"Mau sampe kapan si Nay?" Ucap Robby membawa nampan kearahnya, fyi Robby ini Content Creator di kantornya.

"Sampe bosen..." Ucap Nayla tersenyum sambil memperlihatkan deretan gigi rapinya ke Robby.

"Hissh, mau makan nggak? kalo nggak, minggir dulu.." ucap Robby menggeser badan Nayla dengan sikutnya pelan.

"Dih, laper bang?!" Nayla nyolot.

Ya, memang mereka ini adalah rekan kerja dengan kategori love hate relationship. Nayla seringkali dimintai tolong Robby untuk menjadi talent dikontennya. 

Menurut Robby, paras Nayla sangat menjual. Mata bulat, pipi chubby, tubuh berisi dan kulit kuning langsat khas Indonesia, sangat eyecatching dimata Robby.

"Eits!" Nayla menahan tangan Robby yang hendak menyendokan sayur ke mangkuknya.

"Apa sih Nay?!" Robby yang sudah kelaparan sedikit berteriak, membuat atensi orang-orang di kantin beralih ke mereka berdua.

"Itu pake santen, tar lu sakit perut." ucap Nayla menarik tangannya dan mengambil piring yang ada didepannya dengan santai.

Robby seketika malu, ia merasa tak enak dengan Nayla, padahal gadis itu baru saja menyelamatkannya dari diare. Ya, Robby tidak bisa makan sesuatu dengan kandungan santan, dan Nayla tau dengan baik hal itu.

Padahal jika diingat, hanya sekali Nayla diberitahu, itupun karena tiba-tiba Robby ijin berulang kali ke toilet saat mereka sedang take video konten. Hal itu pun membuat Nayla geram, karena ia masih harus menyelesaikan pekerjaan dengan timnya.

Nayla seolah acuh dengan hal yang baru saja terjadi, ia asik memilih lauk yang menarik mata genitnya, sedangkan Robby melihat kearah Nayla dengan tatapan merasa bersalah.

Robby mengekori Nayla untuk duduk disalah satu meja di pojok kantin. Nayla juga terlihat biasa saja saat laki-laki itu mulai menarik kursi yang ada dihadapannya.

"Nay, sori.." ucap Robby lirih.

"Santai aja kali.." Jawab Nayla santai.

Memang benar, Nayla tidak ambil pusing atas kejadian tadi. Ia hanya berniat membantu dan melindungi orang-orang yang ada disekitarnya.

Robby yang melihat reaksi Nayla biasa saja, lantas mengubah atensinya pada semangkuk sayur bening dan sepiring nasi di nampan depannya. Sambil menyuapkan sesendok nasi yang sudah bercampur kuah, ia melihat arah pandang Nayla.

Ternyata ia melihat kearah Reyhan yang sedang asik makan dan bercanda dengan teman divisinya. Jika di total, dari 7 orang di keuangan, hanya dua laki-laki disana. Reyhan adalah salah satunya. Tak heran ia dikelilingi banyak wanita. Didukung dengan paras Reyhan yang tampan, dengan tinggi 175cm, penampilan rapi, tubuh atletis, sudah dapat dipastikan banyak wanita yang tertarik kepadanya.

"Sendok lu ketelen baru tau rasa lo!" Robby mencicit.

"Alah, gue liatin Kak Reyhan sambil nyuapin elo pake kaki juga masih bisa kali.." Balas Nayla.

Story of NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang