Kesempatan

3 0 0
                                    

"Kenapa muka lo? kusut amat deh tiba-tiba" Tanya Robby sambil membuka bungkusan Nasi Padang.

"Gapapa, pengen balik gue" Jawab Nayla sambil menaruh gawainya.

"Makan dulu, terus balik sana ke ruangan lo.." Robby memberikan saran.

"Pulang kerumah maksudnya.." Nayla ikut mengambil bungkusan nasi padang.

"Tolong dong bukain sayurnya" Nayla menyodorkan sayur nasi padang yang dipisah dari nasinya.

"Ngrepotin lo! tau gitu kan jadiin satu aja!" dengan mengomel, Robby membantu Nayla membuka plastik sayur.

"Yakali makan sayurnya terpisah, kalo gini kan enak, masih ada kuahnya, ga nyerep ke nasi.." Nayla menuangkan sayur ke nasi padang miliknya.

Sudah 15 menit sejak Nina meninggalkan mereka berdua di kantor untuk makan siang diluar bersama kekasihnya.

Suasana menjadi sunyi saat keduanya makan. Tidak ada obrolan yang terjadi antara keduanya. Mereka sudah sangat lapar sejak pagi, maka menikmati nasi padang adalah pilihan yang terbaik.

Nayla memberikan separuh telur dadarnya ke piring Robby yang diikuti kebingungan dari dirinya.

"Kenapa? Bisulan lo?" tanya Robby sarkas.

"Nggak bisa banyak-banyak, nanti gatel" Nayla menyendokkan nasi padang kemulutnya.

"Lah bukannya emang gatel?"

"Hah? belom tuh.."

"Lah elu ke Reyhan? Apa namanya?" ucap Robby bercanda dan menaikkan sebelah alisnya.

"Sialan lo! Gue udah berhenti mengejar cinta mas Reyhan." Ucap Nayla bangga.

"Dih, sejak kapan? kemaren juga bilang 'simpi bisin' (sampe bosen)..'" Robby menirukan ucapan Nayla.

"Ya sejak kemaren.."

"Lah, tiba-tiba? Kenapa? Dia nyakitin lo?" tanya Robby menelisik.

"Nggak, gue mau membalas cinta lo aja.." ucapnya santai.

Robby seketika melotot ke arah Nayla. Tidak percaya dengan apa yang dikatakan rekannya itu.

"Lo kesambet? Mau dipanggilin ustad?" Tanya Robby tidak percaya.

"Ya kenapa sih? Kata Nina, kita bakal bahagia kok kalo barengan.." Nayla masih menanggapi Robby dengan santai.

Robby menaruh piring berisi bungkusan nasi padangnya ke meja, menarik kursi Nayla dan mengarahkan pandangan wanita itu ke dirinya.

"Nay, lo sadar nggak sih sama apa yang lo omongin barusan?" Intonasi bicara Robby tenang namun terdengar serius.

Nayla menahan nafasnya. Saat ini Robby benar-benar berada dekat dengannya. Tatapannya sangat serius. Seketika jantungnya berdetak lebih cepat.

"Lu kenap-" ucap Nayla terpotong.

"Gue nggak mau lo jawab bercanda ya Nay. Lo yang paling tau perasaan gue. Tau kan kalo lo gabisa bercanda kaya gini waktu kita cuma berdua Nay.." Nada bicaranya melemah, Robby membuang pandangannya dari Nayla setelah selesai berbicara.

"Abisin makannya Nay, kerjaan lo masih banyak kan tadi.." Robby kembali mengambil piringnya.

Suasana tiba-tiba hening. Hanya terdengar suara lagu Steal My Girl yang mereka putar di Spotify. Nayla merasa bersalah kepada Robby. Ia sesekali melirik laki-laki yang ada disampingnya itu.

"By..." lirih Nayla.

"Apa? Udah nggak usah dipikirin, sori bikin kita jadi canggung gini, tapi inget, jangan bercanda kaya gitu lagi kalo lagi berdua doang sama gue.." Robby menatap Nayla.

Story of NaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang