04. Senang-Senang Dahulu

549 104 2
                                    

Happy reading semuanya!!! Have fun




Happy reading semuanya!!! Have fun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Nachia tertidur dengan lelap dengan televisi masih menyala. Ibu Nachia mematikan acara televisi itu mendekatkan dirinya ke anaknya. Membereskan cemilan yang berserakan.

Mencubit pipi Nachia gemas dimata Ibunya. Merapikan meja belajar Nachia penuh dengan buku catatan sekolah lembaran ujian harian kelas. Bangga dengan nilai 80, Ibu Nachia tidak pernah mengengkang anaknya harus memiliki nilai yang bagus.

Wanita itu melihat selembar kertas kecil sendiri basah terkena air mata. Membaca per kata per kalimat. Ibu Nachia tahu keluh kesah selama memiliki penyakit Congenital Heart Disease.

"Aku memang orang tua yang bodoh."

Membawa lembaran itu keluar membaca lagi, hanya Ibu Nachia bisa berharap pasrah kepada Tuhan Yang Di Atas untuk memberi kesembuhan kepada Nachia. Ibu Nachia tidak ingin kehilangan untuk ketiga kalinya.

Menyimpan kertas milik Nachia di sebuah koper kecil berisikan tentang Nachia semua hal termasuk baju saat masih bayi.

"Cepat sembuh ya biar bisa lari-lari kaya dulu." ucap Ibu Nachia berlinang air mata.

Cukup lelah Ibu Nachia tertidur masuk dalam dunia mimpinya. Tertidur sampai lupa waktu, Nachia tidak membangunkan Ibunya pasti tahu itu akan menganggu.

Berjalan ke dapur melihat cucian piring yang menumpuk. Tak ingin membebani orang tuanya ia sedikit demi sedikit membantu mencuci piring hingga menyapu.

"Okey selesai tinggal ngapain sekarang."

Mendengar notifikasi dari Nala mengajak untuk keluar sebentar. Menulis sebuah surat kecil diletakkan di samping Ibunya berada. Tak lupa menutup pintu rumah agar tidak ada yang masuk selain pemilik rumah saja.

Berjalan menuju rumah Nala senandung riang gembira. Moodnya sudah mulai membaik. Menyapa tetangga yang sedang asik berbicara. Melewati beberapa rumah akhirnya sampai di rumah Nala. Vibes rimbun, sunyi, dan tenang Nachia masuk ke dalam rumah.

Mengetuk pintu dengan pelan tidak terlalu keras tapi masih terdengar. Nala keluar rumah memakai kaos dengan celana panjang. Mengajak Nachia keluar ke sebuah taman kecil dekat kompleks.

Berjalan berdua diantara canda tawa susah senang. Sesekali Nachia memberitahu tentang sikap konyol dan penyesalan saat mengidap penyakit itu.

Nala juga sedikit memberi nasihat yang baik untuk Nachia. Meskipun sesekali tersinggung Nachia tetap mendengarkan nasihat dari temannya.

Duduk di sebuah bangku kecil di pinggir taman saling bertukar cerita lagi dan lagi. Rasa ingin mengeluarkan kata-kata yang dibenci oleh Nala namun takut menyakiti.

"Jujur aku pengen mati aja." ucap Nachia datar menatap mata indah Nala.

Terdiam suara hembusan angin daun berguguran, hembusan nafas panjang kasar Nala terdengar merinding di telinga Nachia. Tatapannya tertuju pada Nachia memfokuskan sampai lupa dengan keadaan sekitarnya.

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang