04

1.4K 224 9
                                    


HAPPY READING >ᴗ< !!

𐙚⋆°。⋆♡˚ ༘ ೀ⋆。˚

𐙚⋆°。⋆♡˚ ༘ ೀ⋆。˚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


𐙚⋆°。⋆♡˚ ༘ ೀ⋆。˚

" Darimu aku belajar perihnya menunggu dan sakitnya bersabar "

_________________________

Sakura berjalan seorang diri menuju rumah gadis yang telah memenuhi hatinya beberapa hari terakhir ini. Kehadirannya benar benar membuat Sakura resah setiap saat. Rasanya ia benar benar tidak bisa meninggalkan gadis cantik tersebut. Oleh sebab itu setiap saat ia selalu menghampiri [ Name ] untuk memastikan gadis itu baik baik saja dan melepas kerinduan yang telah lama ia pendam.

Sakura memang telah menyukai [ Name ] sejak SMP namun ia ragu untuk mengutarakan perasaan. Apa lagi cemooh dari orang orang di sekitarnya tambah membuat ia ragu. Sakura takut jika nanti [ Name ] menjadi bahan ejekan murid murid yang lain. Kerena hal itu ia lebih memilih memendam sendiri perasaan.

Walau ia pikir bisa melupakan [ Name ] tapi ternyata dia salah. Setelah bertemu lagi dengannya perasaan itu mulai muncul kembali. Perasaan yang selalu ia anggap tidak ada. Sekarang mulai bermekaran. Sekarang ia tak akan membiarkan seorangpun mendekati [ Name ]. Karena gadis itu hanya miliknya seorang.

Siang bolong. Hanya berbekal plastik berisi makanan kesukaan gadis kesayangannya tersebut. Sepertinya ini sudah menjadi rutinitas Sakura belakangan ini. Hari ini ia sengaja tidak mengajak siapapun agar tidak menganggu momen mereka berdua nantinya. Sakura terus tersenyum sepanjang perjalanan.

Setelah sampai di depan rumah sederhana tersebut Sakura mulai melangkah memasuki pekarangan rumah [ Name ]. Beberapa kali ia menghela nafas dan mencoba memperhatikan pakaian yang ia kenakan. Setelah dirasa pas Sakura mulai mengetuk pintu kayu berwarna putih tersebut.

Tok,tok,tok..

Sakura menunggu dengan sabar. Hanya dalam beberapa menit pintu terbuka menampilkan seorang gadis yang tengah menggunakan dress selutut berwarna putih. Benar benar sangat cantik sekali gadis di hadapannya sekarang ini. [ Name ] tersenyum manis melihat kedatangan Sakura. Hari ini pun lelaki itu masih menjumpainya.

" Ini " Sakura menyodorkan plastik bawaannya kepada [ Name ]. Secara perlahan gadis itu menerimanya. " Sakura, mau mampir? " Tawarnya. Walau Sakura selalu menolaknya tapi kali ini lelaki itu mengangguk menerima tawaran dari [ Name ]. Tumben. Hanya itu yang terlintas di benaknya.

" Sakura, kau mau pancake? Baru mateng lo " tawar [ Name ] lagi. Sakura mengangguk sebagai jawaban. Sejurus kemudian [ Name ] membawa piring berisi pancake. Sebenarnya Sakura sudah makan sebelum bertemu dengan [ Name ] tapi tak masalah. Sakura dengan lahap memakannya. Rasanya benar benar sangat enak.

" Enak banget " puji Sakura dengan mulut penuh. [ Name ] geleng geleng sendiri melihat tingkah Sakura. " Kalau ngomong jangan pas mulut penuh " tegur [ Name ] lembut. Setelah menelan makanannya Sakura hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Hanya dalam beberapa menit pancake itu sudah ludes dan masuk kedalam perut lelaki itu.

" Enak banget, [ Name ]! Lain kali buatin lagi ya! " Ujar Sakura dengan penuh semangat. Tanpa rasa ragu [ Name ] mengiyakan permintaan Sakura. Keheningan melanda keduanya. Tidak ada yang tau topik apa yang bagus untuk di bicarakan. Ada sih, tapi mereka terlalu takut untuk mengutarakan nya.

" [ Name ] " panggil Sakura memecah keheningan. Gadis itu menoleh menatap orang yang telah manggilnya barusan. " Itu.., kenapa kau kemari? Bagaimana dengan sekolahmu? " Tanya Sakura hati hati. Ia takut salah memilih kata dan berakhir menyakiti gadisnya tersebut.

[ Name ] terdiam sejenak. Terlihat jelas perubahan raut wajahnya. Sakura merutuki ucapannya barusan. Sejenak keheningan melanda. " Aku korban perundungan " jawab [ Name ] dengan suara yang cukup lirih. Sakura terbelalak mendengar jawaban dari [ Name ]. Tangannya terkepal menahan amarah.

" Aku di beri beberapa minggu untuk memulihkan mental, ayah dan ibuku terlalu sibuk bekerja" jelas [ Name ] seraya menunduk. Ia meremas ujung dressnya sampai kusut. " Ini rumah kakek, jadi ku pikir, aku ingin mengurus rumah ini untuk sementara waktu karena kakek telah tiada " lanjutnya lagi.

Tiba tiba saja kedua matanya terasa perih. [ Name ] sekuat tenaga berusaha agar air matanya tidak jatuh. Tapi ia gagal. Rasanya menyakitkan saat menceritakannya kepada orang lain. Sebuah trauma. Inilah sebabnya ia benci gerombolan orang. Tubuhnya bergetar kerena menangis.

Sakura menepuk puncak [ Name ] dengan lembut. Hatinya juga ikut hancur mendengar penuturan gadis itu. Ia tersenyum hangat. " Terima kasih sudah bertahan " ujar Sakura. Gadis itu tertegun sejenak melihat perilaku Sakura yang sangat bertolak belakang dengan kepribadiannya.

" Ku rasa itu balasan untukku karena dulu terlalu takut menolong mu dan hanya sanggup memberikan kata kata semangat membosankan " ujar [ Name ] panjang lebar. Sakura menggeleng. Ia tak setuju dengan ucapan [ Name ]. Tangannya meraih tangan gadis cantik yang sedang menangis di hadapannya. Sakura menggenggamnya dengan erat seolah memberikan semangat.

" Karena kata kata semangatmu itulah, aku bertahan sampai sekarang, terima kasih [ Name ] "

𐙚⋆°。⋆♡˚ ༘ ೀ⋆。˚

Weehhh panjang banget, nggak sadar :v
Makasih yang udah vote sama mampir! Kalau ada yang typo bisa di koreksi :)
Semoga suka !

- Here - | Sakura Haruka x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang