14

635 97 1
                                    


HAPPY READING >ᴗ< !!

𐙚⋆°。⋆♡˚ ༘ ೀ⋆。˚

𐙚⋆°。⋆♡˚ ༘ ೀ⋆。˚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𐙚⋆°。⋆♡˚ ༘ ೀ⋆。˚

" Maafkan aku yang selalu membuatmu merasa takut "

_______________________

Ini hari terakhir. Besok ia harus kembali ke kotanya. Seharian suntuk [ Name ] memastikan semuanya siap. Tentu saja hari ini Sakura menemaninya. Bahkan sekarang senja telah menghiasi langit. Akhirnya semuanya telah selesai dan saatnya bersenang senang. Sakura duduk di teras rumah kakeknya sembari melihat langit yang nampak sangat indah.

Ia telah meneguhkan hati. Hari ini Sakura harus mengatakannya kepada [ Name ]. Ia tak mau menyesal nantinya karena tak kunjung mengutarakannya. Persetan dengan diterima atau tidak perasaannya nanti. Dan rencana itu di dukung saat [ Name ] mengajaknya untuk berkeliling kota untuk terakhir kalinya. Beberapa kali Sakura latihan sambil menunggu [ Name ] mempersiapkan diri.

" Aku suka, eh " ia menggelengkan kepalanya. Tidak sepertinya tidak seperti itu. Karena merasa frustasi Sakura mengacak ngacak rambutnya. Kenapa sesusah ini? Berkali kali ia menghela nafas. Ia menatap sebentar ke arah langit. Sepertinya hari ini tidak akan hujan. Baiklah langit sudah mendukung.

" [ Name ] " panggil Sakura sembari memejamkan matanya. Ada ribuan kata kata manis yang ia pikirkan.

" Iya? "

" Sebenarnya aku su-- EH?! "

Sakura tersentak. Gadis yang sejak tadi memenuhi pikirannya. Apakah [ Name ] mendengar perkataannya tadi? " Se---sejak kapan kau di situ? " Tanya Sakura sedikit terbata. [ Name ] sedikit bingung dengan ekspresi lelaki itu yang tampak gugup. Padahal ia hanya menjawab panggilan dari lelaki itu juga.

" Baru aja " jawab [ Name ] sekenanya. Sakura nampak menghela nafas lega.  Untung rencana tidak hancur sebelum di mulai. Harus hari ini. Ia harus mengutarakan perasaannya. Sekarang atau tidak selamanya.

<3

Banyak hal yang mereka lakukan bahkan Sakura mengajak [ Name ] ke Furin. Walau sekolah itu nampak tak layak pakai tapi Sakura menceritakan banyak hal tentang teman temannya yang lain. Sekolah itu nampak sepi tak ada orang di dalamnya entah kemana para siswa di saat jam sekolah seperti ini. Tapi melihat Sakura yang malah menemaninya ia jadi tak merasa aneh dengan situasi di sekitarnya sekarang ini.

[ Name ] mengajak Sakura untuk membeli bunga. Niatnya hari ini ia akan berziarah ke makam mendiang kakek neneknya. Dan entah kapan lagi akan melakukannya. Setidaknya sekarang ia memiliki waktu. Sakura hanya mengangguk mengiyakan rencana [ Name ].

Hanya sejenak [ Name ] bercerita di depan makan kakeknya. Senja datang. Tak terasa waktu telah berlalu. Gadis itu nampak menyeka air matanya setelah menyelesaikan cerita hidupnya. Sakura hanya diam sembari memandang paras cantik gadis itu. Baiklah apa sekarang waktu yang tepat?

" [ Name ] "

Gadis itu mendongak menatap wajah Sakura. Sial! Jantungnya tidak bisa di ajak kompromi sekarang ini. Mulutnya seperti terkunci rapat dan kuncinya hilang entah kemana. [ Name ] masih menunggu Sakura melanjutkan ucapannya.

" Mau mampir ke kota? "

Kenapa malah kalimat itu yang keluar. Dan anehnya [ Name ] hanya mengangguk mengiyakan. Sakura menarik ujung bibirnya membuat senyuman yang teramat jarang gadis itu saksikan. Oke, baiklah sekarang gantian. Jantung [ Name ] yang tidak bisa di ajak berkerja sama.

" Ayo! Keburu malam " gadis melangkahkan kakinya terlebih dahulu meninggalkan Sakura di belakang.

<3

Hari ini [ Name ] berencana mengatakan perasaannya kepada Sakura. Persetan dengan ia akan diterima atau tidak. Kata kata Kotoha kemarin masih sangat melekat di ingatkan nya. Ia berniat membelikan Sakura barang berharga yang setidaknya dapat di simpan dan mudah di bawa kemana mana.

Sekarang mereka berdua berada di toko aksesoris. [ Name ] yang mengajaknya. Pandanganya tertuju pada sebuah gelang bermotif bintang dan di sebelahnya bermotif bulan. Bukankah itu nampak serasi. Sakura meminta izin padanya untuk pergi keluar karena hendak melakukan sesuatu. [ Name ] tak terlalu menghiraukannya. Justru hal itu malah bagus ia jadi bisa memikirkan cara terbaik memberikannya.

Ia mengambil kedua gelang tersebut masing masing satu lantas berjalan menuju kasir. Ada sedikit antrian jadi [ Name ] harus sedikit sabar. Butuh waktu sekitar lima menit hingga sampai di antreanya. Pembayaran tak berlangsung lama karena ia hanya membeli dua buah barang dengan harga yang tak jauh berbeda.

Saat gadis itu melangkahkan kaki keluar toko. Ia tak mendapati kehadiran Sakura entah pergi kemana lelaki itu. Alhasil [ Name ] hanya bisa menunggu di depan toko aksesoris. Jalanan masih cukup ramai itu yang membuatnya tidak terlalu takut. Padahal seharusnya sebaliknya. Karena di kota itu tidak ada yang namanya benar benar aman.

Tapi sepertinya pikirannya salah. Saat melihat seorang lelaki yang tak ia kenali berjalan ke arahnya. Jujur [ Name ] merasakan ketakutan yang luar biasa. Mungkin jika itu sekarang gadis ia akan jauh lebih tenang. Lelaki itu berhenti disampingnya dan menatap wajahnya.

" Apa kau tersesat? Aku sepertinya belum pernah melihatmu " tanyanya. [ Name ] tidak tau harus menjawab apa jelas ia tak tersesat. Ia hanya sedang menunggu kedatangan Sakura. " Tidak perlu takut aku hanya bertanya " timpalnya lantas tersenyum hangat.

Hal itu berhasil mengusir rasa takutnya. Ia balas tersenyum. " Aku sedang menunggu seseorang " jawab [ Name ] dengan nada santai. Lelaki itu hanya mengangguk. " Apa dia pacarmu? " Goda lelaki itu. Jelas gadis itu menggeleng dengan sangat cepat. Mengundang kekehan yang keluar dari mulut lelaki itu.

" Aku duluan ya " pamit [ Name ] karena merasa sudah tidak ada lagi yang bisa di obrolkan. Ia berniat mencari Sakura. Baru satu langkah dari arah kanan ada sebuah truk yang melaju dengan kecepatan tinggi. Lelaki itu refleks menarik tangan [ Name ] dan membuatnya terjatuh dalam dekapan lelaki itu.

Truk itu berlalu begitu saja. Gadis itu lengah saat menyadari lelaki itu mengambil sesuatu dari tas selempang nya. Itu dompet miliknya. Memang seharusnya ia tidak boleh lengah. Tanpa pikir panjang [ Name ] langsung mengejarnya. Saat hendak meraihnya sebuah pukulan di layangkan tepat di paras cantiknya.

Rasanya hidungnya mulai mengeluarkan darah. Ia terdiam sejenak. Kepalanya pening. Tapi sebisa mungkin ia harus tetap sadar. Saat kembali berlari ia sudah mendapat seseorang yang sangat familiar di ingatannya tengah memukuli seseorang di bawahnya. Dan itu cukup mengejutkan untuknya.

Sebruntal itu kah, Sakura?

𐙚⋆°。⋆♡˚ ༘ ೀ⋆。˚

Hehe sori apdatenya lama. Nanti habis ini bakal langsung up 2 chap terakhir.
Semoga suka

- Here - | Sakura Haruka x Reader Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang