HAPPY READING >ᴗ< !!𐙚⋆°。⋆♡˚ ༘ ೀ⋆。˚
𐙚⋆°。⋆♡˚ ༘ ೀ⋆。˚
" Semesta mempertemukan kita bukan untuk bersama "
________________________
Hari ke empat, hari ini [ Name ] sudah mulai mengemasi barang barangnya. Tumben sekali Sakura tidak datang. Mungkin lelaki itu sedang sibuk. Toh, mungkin hari ini akan ia habis kan untuk merapikan barangnya dan beberapa barang peninggalan kakeknya.
Jika di lihat dengan teliti. Rumah ini sudah tua. Banyak retak di dinding dan banyak sarang laba laba di gudang. [ Name ] mencoba mengingat ingat. Kapan terakhir kali ia berkunjung ke sini bersama keluarganya. Ada foto keluarga yang bertengger di dinding.
Di foto itu ia masih berusia lima tahun. Setahun sebelum kematian kakeknya. Senyum manis tercipta di wajahnya. Ia mengangkat kardus yang berada tepat di bawah foto tersebut. Mungkin lebih baik jika di taruh gudang. Kebiasaan kakek nya tidak pernah berubah yaitu menaruh barang di sembarang tempat.
Tak ayal jika dulu neneknya sering bertengkar dengan sang kakek. Sejak pertama kali menempati rumah sederhana itu. [ Name ] belum sempat membersihkan dan merapikan semuanya. Hanya yang menurutnya menganggu baru ia pindahkan seterusnya ia biarkan saja. Sepertinya ia mewarisi kebiasaan buruk kakeknya itu.
Dengan cukup kasar [ Name ] membuka pintu gudang. Jika di hitung sudah hampir tiga jam sejak ia mulai merapikan barang barang. [ Name ] memulainya sejak pukul delapan pagi. Ia meletakkan kardusnya. Saat hendak beranjak keluar ia mendengar suara.
[ Name ] menoleh sejenak. Seekor tikus berlari kearahnya. Spontan ia berteriak dan mulai berlari menuruni tangga. Letak gudangnya berada di lantai dua. Beberapa kali ia hampir terjatuh tapi hewan kecil itu masih tepat di belakangnya.
Seseorang membuka pintu rumahnya. Reflek [ Name ] bersembunyi di belakang orang asing itu. " Tikus, tikus! Itu, itu! " Ucapnya sambil menunjuk tikus yang mulai berjalan ke arah dapur. Beberapa kali gadis itu menghentakkan kaki nya karena merasa geli. Padahal [ Name ] belum tau siapa orang di hadapannya.
[ Name ] memejamkan kedua matanya karena masih membayangkan wujud menggelikan tikus tersebut. Seseorang dihadapannya terkekeh sejenak. Itu suara yang familiar. Secara perlahan [ Name ] membuka kedua matanya.
" Sakura! Usir tikusnya! " Teriak [ Name ] saat melihat tikus itu keluar dari dapur. Sakura mengangguk dan mencoba mencari barang yang bisa membantunya. Tidak ada barang bisa membantunya. Sepertinya memang harus menggunakan tangan.
Jujur saja, ia geli dengan tikus. Tapi itu sangat memalukan apalagi jika di hadapan [ Name ]. Sakura menelan ludahnya susah payah. Ia mulai melangkah mengikuti jejak tikus yang berlari ke lantai dua. Gadis manis itu masih setia memegang ujung baju Sakura.
Dalam hati Sakura berdoa akan tikus itu pergi secara sendirinya. Dan saat melangkah di tangga terakhir dapat di lihat jika tikus itu sudah terjun bebas dari jendela yang di biarkan terbuka. Terdengar suara helaan nafas dari belakangnya.
" Maaf ya, pagi tadi aku harus ke sekolah " ujar Sakura. [ Name ] hanya mengangguk. Bersama dengan Sakura sepanjang hari kadang membuatnya lupa bahwa lelaki di hadapan ini masih sekolah.
" Kudengar kau jadi ketua kelas, ya? " Tanya [ Name ] memancing topik. Ia sangat ingin mengenal Sakura lebih dekat. Kakinya mulai melangkah pergi turun. Sakura hanya menggaruk tengkuknya dan mengikuti [ Name ] dari belakang. Harus nya gadis itu sadar yang ia hadapi adalah lelaki yang mudah kikuk.
" Hari ini mau kemana? " Tanya Sakura mengalihkan topik. Ia tak mau memikirkan sekolahnya. Sekarang waktunya memikirkan kapan ia harus mengungkapkan perasaan. Sejak awal ia mencoba mencari waktu yang tepat tapi tak kunjung berjumpa.
[ Name ] hanya terkekeh. " Hari ini aku mau beres beres " langkah kakinya mengajaknya menuju dapur mencoba mencari makanan dan minuman untuk di suguhkan. Hanya ada minuman kaleng. Tapi itu layak kan?
" Eee, aku hanya punya ini. Udah mulai penghabisan, hehe " terangnya lalu menyodorkan minuman kaleng kepada Sakura. Lelaki itu hanya tersenyum. [ Name ] mempersilahkan Sakura duduk di ruang makan.
" Tinggal tiga hari lagi, ya " wajah Sakura terlihat muram. Seketika itu juga [ Name ] mematung. Benar, hanya tinggal tiga hari lagi. Entah mereka akan bertemu lagi atau tidak. Tapi ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama Sakura.
" Apa kita akan bertemu lagi, ya? " Tanya [ Name ] membuat Sakura mendongak. [ Name ] hanya bisa tersenyum canggung kerena mendapat tatapan polos dari Sakura. " Ku harap " jawaban Sakura sukses membuatnya tercengang. Dan sukses membuat wajah gadis itu menghangat.
Ia jadi teringat suatu hal. " Aku akan membantumu, aku longgar sekarang " ujar Sakura sambil meminum minuman kalengnya. [ Name ] menggigit bibir bawahnya. Sebelum berpisah setidaknya ia harus mengatakannya.
Satu helaan nafas. " Sakura, maaf " muncul pertanyaan di dalam benaknya. Tangan [ Name ] tergenggam erat di bawah meja makan. " Maaf atas perkataan ku dulu, saat aku mengatakan menjauhlah dari ku " timpalnya.
Sakura tertegun sejenak sebelum tersenyum hangat. " Tidak usah di pikirkan. Siapa juga yang mau mendekati ku, aku ini mengerikan dan mudah marah " suaranya mulai menelan. Sakura menunduk.
" Tidak, kau orang yang baik! " Teriak [ Name ]. Ia bahkan sampai mengebrak meja di hadapannya. Sakura mendongak menatapnya. Hanya dalam beberapa detik Sakura terkekeh. " Terima kasih "
[ Name ] kembali duduk. Apa maksud perkataan Sakura itu. Terima kasih untuk apa? Muncul banyak pertanyaan. Sakura tersenyum hangat lalu menepuk kepala [ Name ]. Sejak kapan Sakura menjadi seperti ini. Apa jangan jangan setannya belum pergi?
" Terima kasih telah menganggap ku orang baik "
𐙚⋆°。⋆♡˚ ༘ ೀ⋆。˚
Makasih yang udah mampir dan vote
Semoga suka :)
KAMU SEDANG MEMBACA
- Here - | Sakura Haruka x Reader
Fiksi Remaja" tenang, sakura " " Dia telah membuatmu terluka! tidak bisa di maafkan " " tenang lah, aku disini " Sakura Haruka x Reader Karakter milik Satoru Nii