13. Sleep Call

409 34 10
                                    

"Kita ini apa?"

*

Sabtu pagi yang cerah. Darron masih berbaring di tempat tidur, membiarkan pikirannya terus dihantui oleh satu nama: Alma. Senyum dan suara Alma terus berputar di kepalanya. Rindu yang semakin berat membuatnya tak lagi tahan hanya membayangkan. Ia mengambil ponsel, membuka kontak Alma, dan memutuskan untuk mengurangi sedikit kerinduan dengan bertukar pesan.

Darron:
Pagi, Cantik. Kamu lagi ngapain, Al?

Alma:
Ih, gatel deh. Mau tau aja, atau mau tau banget?

Darron:
Kalau jawabannya begitu.
Aku datengin rumah kamu, ya!

Alma:
Hah? Ngapain?

Darron:
Ya biar bisa liatin kamu lagi ngapain.

Alma:
Kayak berani aja!

Darron:
Berani lah! Mama papa kamu kan udah suka sama aku.

Alma:
Kata siapa?

Darron:
Eh... emang mereka ngomong apa tentang aku?

Alma:
Hahaha, bercanda, Ron.
A

ku lagi bantu packing. Kamu sendiri?

Darron:
Lagi berusaha mengingat.

Alma:
Mengingat apa?

Darron:
Suara kamu.

Alma:
Ga jelas.

Darron:

Yah, nggak peka.

Darron tersenyum, lalu meregangkan tubuhnya, mencoba mengusir sisa kantuk yang masih ada. Matahari mulai menyelinap melalui celah-celah tirai, mewarnai kamar dengan semburat jingga sore. Namun, keindahan senja itu tak mampu mengusir kerinduan yang terus mencengkram hatinya. Ia mengangkat kembali ponselnya dan mengirim pesan.

Darron:
Sore, Al. Lagi ngapain?

Alma:
Lagi baca novel, Ron.
Mau tau nggak judulnya?

Darron:
Apa judulnya?

Alma:
Mengapa Dia Tak Kunjung Nyatakan Cinta?

Darron:
*emoji tersenyum*

Darron duduk di meja makan, menatap piring di depannya. Makanan masih utuh, aromanya menggoda. Tapi, entah kenapa ia tak nafsu untuk menyentuhnya. Suara dentingan jam dinding terdengar jelas, seperti mengetuk-ngetuk kekosongan hatinya. Satu nama tetap berputar di benaknya, mengisi setiap sudut pikiran: Alma.

Darron:
Malam, Al. Lagi ngapain?

Alma:
Ron, sumpah ya.
Sehari tiga kali nanya.
Udah kayak obat!

Darron:
Seharian nggak ketemu kamu, Al.
Di kantor aku bisa lihat kamu, dengar suara kamu.
Nah ini nggak ada. Jadi sepi.
Al, maaf ya kalau aku ganggu.

Darron meletakkan ponselnya dengan hati penuh kegelisahan. Pikirannya berkecamuk. Apakah dia terlalu berlebihan? Apa Alma merasa terganggu dengan perhatiannya? Beribu skenario muncul di benaknya, menambah kebimbangan dalam hatinya. Dia takut Alma mulai menjauh.

TERSIPU | Why do I still have feelings for you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang