Bab 32

2.2K 251 27
                                    

Happy Reading

Xiao Zhan kembali ke Villa, makan malam, mandi, dan pergi tidur. Dia tidak bisa langsung tertidur karena kejadian yang baru saja dia lihat sebelumnya.

Entah mengapa, dia tiba-tiba merindukan ibunya. Merindukan bagaimana ibunya memanggilnya, memeluknya, membuatkannya makanan, dan merindukan bagaimana pihak lain tersenyum saat dia berbicara banyak hal.

Setelah ibunya tidak ada, dia tidak memiliki siapapun untuk bersandar, mencoba kuat di tengah badai besar yang menerpanya. Dia sendiri dalam setiap kesenangan dan kesedihan yang datang padanya.

Dia sangat bersyukur bahwa hidupnya jauh lebih baik. Sekarang dia memiliki seseorang yang terasa hangat seperti ibunya.

Air mata entah mengapa menetes, membasahi bantal yang dia tiduri.

"Ibu aku merindukanmu."

Pagi datang dan Xiao Zhan keluar dari kamar dengan mata bengkak. Dia sedikit kesulitan untuk melihat dan ingin mencari es batu untuk mengompres matanya yang bengkak.

Melihat sosok yang tengah duduk di ruang tengah sembari memegang laptop, Xiao Zhan yang tertegun di tengah anak tangga.

Dia pikir Wang Yibo tidak akan kembali selama beberapa hari. Pihak lain yang mendengar suara seseorang yang tengah menuruni tangga menoleh. Jantungnya berhenti sepersekian detik saat melihat pemandangan yang sangat menyedihkan di depannya.

Laptop yang berada di pangkuannya diletakkan di samping, dia berdiri mendekat, dan menyentuh pergelangan tangan Xiao Zhan. Ada kegugupan di wajahnya, "mengapa kamu menangis? Maafkan aku."

Xiao Zhan tersadar dari lamunannya. Dia menggeleng, "mengapa kamu minta maaf, kamu sangat suka minta maaf padaku padahal tidak ada kesalahan apapun."

Cengkraman di pergelangan tangannya tidak mengendur, itu hanya semakin erat.

"Mengapa kamu menangis?"

Suara itu dalam dan sangat lembut. Menggelitik telinganya dan entah mengapa menenangkan hatinya. Wajah pihak lain terlihat dingin, tetapi ada kekhawatiran yang tidak dapat ditutupi.

Melihat bagaimana sikap orang lain padanya. Hatinya yang tenang berdenyut nyeri, matanya terasa panas dan yang ingin dia lakukan hanya mengeluh. Mengatakan banyak hal yang telah terjadi dalam hidupnya selama ini.

Bagaimana dia sangat merindukan ibunya, rasa sakit di khianati oleh orang lain, dan rasa lelah setelah berjuang begitu lama.

Wang Yibo melihat air mata jatuh di pipi pihak lain. Dia tertegun, selama ini dia hanya melihat Xiao Zhan menangis sekali dan sekarang adalah yang kedua. Dimana keduanya menimbulkan perasaan campur aduk dalam hatinya.

Entah karena dorongan hatinya, dia tanpa berpikir panjang melepaskan cengkraman pada tangan itu. Meraih tubuh yang tampak lemah itu dalam rengkuhannya. Dia panik dan menggendong Xiao Zhan untuk duduk di sofa, lalu memeluknya lagi.

Xiao Zhan hanya menangis tanpa suara, tetapi saat seseorang mengatakan, "mengapa kamu menangis?"

Itu seperti balon udara yang penuh lalu pecah karena jarum yang menusuknya. Dia menangis dengan suara yang sangat menyedihkan.

"Aku merindukan ibuku."

Wang Yibo yang mendengar itu mengeratkan pelukannya. Mengusap punggung pihak lain  dengan lembut. Tetapi tidak mengatakan kata-kata apapun lagi. Dia hanya mendengar suara tangisan pihak lain yang semakin lama semakin pelan dan akhirnya berhenti.

Itu sudah satu jam, Xiao Zhan terlihat sangat lelah dan wajahnya bengkak karena menangis. Dia bahkan tidak membuka matanya.

Wang Yibo mengatakan dengan suara yang sangat pelan, "kamu lelah, tidurlah."

[BL] Happy Wedding  [Yizhan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang