Setelah bel pulang sekolah berbunyi gin dan krow keluar dari kelas. Awalnya gin ingin langsung pergi, tapi krow melarang nya. Krow bilang Arion akan ikut pertandingan basket sore ini, gin dengan semangat empat lima langsung menyetujui ajakan krow untuk menonton bersama. Jarang-jarang Arion mau bermain, karena Arion malas bertemu dengan orang baru.
Dan disinilah gin sekarang, di tribun lapangan basket bersama krow. Gin menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari sosok Arion dengan memegang satu botol air dan tisu untuk berjaga-jaga.
"Arion mana sih, si babi malah asik ngebucin," gumam gin sambil melirik ke arah krow yang sedang menasehati Zaki untuk bermain dengan hati-hati.
'nasib jones ya gini nih.' batin gin nelangsa.
"Hahh" hela nafas gin sambil menunduk kepala karena tak kunjung menemukan Arion.
Spritttttt
Suara peluit dari wasit menandakan pertandingan akan segera di mulai, membuat gin kembali mengangkat kepala nya dan melihat krow yang sedang berjalan ke arah nya.
"Udah bucinnya?" tanya gin datar.
Krow hanya cengengesan mendengar pertanyaan Gin. Lalu duduk di sebelah Gin karena pertandingan akan segera di mulai, Gin mendelik kesal ke arah krow.
"Lu bohongin gue ya?" Tanya gin lesu.
"Mana ada, tadi kata si jaki Arion gak jadi main males katanya."
"Tau gini gue pulang aja tadi, main game." Jawab Gin malas.
"Gue pulang aja deh ya berisik disini, sakit kuping gue." Ucap gin membereskan barang bawaannya.
Sebelum gin sempat beranjak pergi Krow lebih dulu menahannya, menariknya duduk kembali.
"Udah temenin gue disini aja, jahat banget mau ninggalin temen sendiri."
"Ya lu pulang nya enak ada jaki, gue sendiri anjir," Gin menatap krow malas, dia harus pesen gr*b atau g*jek jika mau menonton pertandingan sampai habis, mending dia naik bus hemat.
"Gue bayarin deh anjir, gue gak mau disini sendirian." Sambar Krow saat Gin ingin beranjak pergi.
Gin menimang-nimang tawaran krow, lalu kembali duduk menatap bosan pertandingan di depannya. Dia bisa saja memesan sendiri tapi dia ingin hemat untuk mambantu toko kue bundanya.
Dua jam kemudian pertandingan sudah selesai Krow menggeret Gin untuk turun dari tribun menuju lapangan. Menghampiri jaki dan riji yang sedang melakukan pendinginan.
Krow langsung menghampiri jaki meninggal Gin yang menatap malas ke arahnya yang sedang bermesraan walaupun kalo di lihat-lihat lebih mirip kdrt sih. Energi Gin sudah habis hanya dengan melihat orang berteriak menyemangati para pemain tadi.
"Gin kamu belum pulang?" Tanya riji berdiri di belakang Gin.
"Nemenin krow tadi, ji ini buat kamu aja." Gin memberikan air mineral dan tisu kepada Riji yang menatapnya bingung.
"Buat aku?"
"Aslinya buat Arion tapi orang nya gak jadi main, jadi buat kamu aja daripada mubazir" ucap Gin membuka bungkus tisu untuk menyeka keringat riji.
'anjir, jadi second choice.' Riji meringis mendengar penuturan Gin.
"Makasih ya" ucap Riji menerima air mineral yang di tawarkan Gin, meminumnya sampai habis.
Gin hanya mengangguk, memperhatikan wajah Riji yang penuh keringat membuatnya risih sendiri.
"Nunduk dulu sini," minta gin, mengambil beberapa lembar tisu.
Riji menatap Gin bingung tapi tetap memenuhi permintaan gin, menyamakan tinggi nya dengan tinggi gin. Sebelum dia di buat terkejut sendiri dengan tindakan yg Gin yang mengelap keringat di wajah dan lehernya.
"Kenapa bengong gitu?" Tanya Gin melihat Riji yang tidak berkedip sama sekali.
"Enggak" jawab riji sambil tersenyum simpul menikmati usapan gin di wajah. Walaupun dia tahu gin hanya iseng atau apalah itu alasan gin melakukan inisiatif ini tapi ia senang.
Tampa mereka sadari ada yang menatap mereka tidak suka? Orang itu meninggalkan lapangan dengan segera setelahnya.
"Kamu pulang sama siapa?" Tanya Riji.
"Pesen gr*b kayaknya" jawab gin seadanya.
"Aku anter ya mumpung searah" tawar Riji.
"Boleh, kalo gak ngerepotin."
"Mana ada ngerepotin, yaudah aku ganti baju dulu ya sekalian mandi dulu bau," ucap Riji menggiring Gin ke arah ruang klub basket mendapati krow yang sedang memainkan ponsel nya.
"Lu bareng Riji?" Tanya krow mengalihkan pandangannya dari ponsel ke dua orang yang baru memasuki ruangan.
Gin hanya mengangguk mendudukkan dirinya di samping krow, sedangkan Riji sudah memasuki kamar mandi setelah mengambil semua barangnya yang ia taruh di loker.
(Parkiran)
"Ayo naik," titah Riji yang sudah siap mengendarai motornya.
Setelah Gin naik, Riji langsung menancap gas motornya dengan kecepatan tinggi. Membuat gin harus memukul kepala Riji, untuk memperingati Riji agar tidak terlalu ngebut. Tidak ada pembicaraan di antara mereka hanya keheningan yang menenangkan dengan langit senja menemani perjalanan mereka sore ini.
Riji menepikan motornya di depan rumah Gin, terlihat bunda gin yang sedang menyiram tanaman di halaman.
Gin turun dari motor di ikuti Riji yang ingin menyapa sebelum pergi.
"Bun, kenalin ini temen sekelas Gin."
"Salam kenal Tante saya Riji Cassanova temen sekelas Gin" sapa riji.
"Ya ampun ganteng nya, jadi menantu Tante yuk nak ji" canda bunda Gin menunjukkan tawa manisnya yang menurut Riji mirip dengan Gin, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.
"Bisa aja sih tan" jawab riji malu.
"Kenalin nama Tante Elina, kamu manggil nya jangan Tante panggil bunda aja biar sama kayak gin" ucap Elina menaruh selang yang sedari tadi ia bawa.
"Masuk dulu yuk bunda buatin kopi" tawar Elina.
"Gak usah Bun, lain kali aja Riji mampir lagi," tolak Riji halus.
"Yaudah kamu hati-hati di jalan ya nak Riji."
"Iya Bun makasih, duluan ya Gin." Pamit Riji meninggalkan halaman keluarga Gahenna.
"Makasih ya ji udah mau nganterin." teriak Gin sebelum Riji meninggalkan halaman rumahnya. Riji hanya mengacungkan jempol nya sebagai respon.
Riji Menaiki motor nya, kembali melajukan motornya meninggalkan kawasan rumah Gin.
Aku mau ngingetin cerita ini gak ada sangkut pautnya sama dunia nyata jadi jangan di bawa-bawa demi kenyamanan bersama. Ngomong-ngomong ada beberapa karakter yang aku tambahin sendiri ya.
See you guys.
🏃♀️💨