Gin berjalan menelusuri lorong menuju kelasnya. Kini gin menjadi sorotan semua orang di sekolah akibat kejadian kemarin, sepertinya ada yang menyebarkan berita tersebut. Gin bisa mendengar beberapa orang mengatakan kata-kata yang tidak pantas terhadap dirinya di sepanjang lorong.
"Gak salah sih kalo Dion demen, bibir nya aja menggoda banget."
"Tubuh nya sih bro lebih menggoda."
"Lu lihat pinggang nya, kalo gue remes kayaknya nikmat tuh."
"Bibirnya udah di embet si Dion duluan tuh."
"Dia mau dibayar berapa ya?"
Rasanya Gin mau menangis mendengar ucapan-ucapan pelecehan yang di lontarkan padanya. Gin ingin segera pulang dan tidur di kamar nya saja.
Setelah sampai di kelas, Gin langsung duduk di kursinya membenamkan wajahnya di meja membuat teman-teman sedikit iba. Mereka sudah mendengar kejadian yang di alami Gin kemarin dari mulut ke mulut. Mereka merasa miris dengan orang-orang yang malah memberi komentar buruk terhadap Gin.
Gin merasa ada seseorang yang berdiri di depannya. Mengangkat kepala, mendapati Riji dengan dua bungkus coklat di tangannya.
"Udah, gak usah di dengerin omongan gak jelas itu. Mending makan coklat enak." ucap Riji menyerahkan coklat pada Gin.
Gin yang melihat itu tersenyum ke arah Riji dan menerima coklatnya.
"Makasih." ucap Gin lirih.
"Sama-sama," balas Riji mengusap kepala Gin, lalu memilih duduk di samping Gin.
(Kantin)
Arion sedang sarapan seperti biasa di kantin, yang tidak biasa bagi Arion adalah tidak ada rubah yang mengganggunya di pagi hari ini.
Biasanya Gin sudah duduk di depannya sambil tersenyum dan mengoceh tidak jelas. Setelah menyelesaikan sarapannya dia mau kembali ke kelas, saat menelusuri lorong ia mendengar beberapa murid sedang menyebut-nyebut nama gin dengan kata-kata yang tidak pantas.
Setiap langkah yang ia ambil, ucapan yang ia dengar semakin parah membuatnya naik tensi sendiri.
"Paling udah ngangkang tuh si Gin" ucap seseorang sambil tertawa dengan teman-temannya.
Arion yang mendengar itu langsung membalik badannya, mendekat ke arah orang yang mengucapkan kata-kata tadi. Menarik kerah nya dan mulai memberikan pukulan telak pada rahangnya, membuat semua orang di sekitar lorong heboh dengan perlakuan Arion.
Ah Arion ingat orang ini, dia Andre salah satu bocah brandalan di sekolahnya dan satu tongkrongan dengan Dion.
Belum sempat Andre membalas, Arion lebih dulu memukul wajahnya lagi membuat wajah yang sebelumnya bersih kita mengeluarkan darah dan lebam. Teman-teman Andre tidak ada yang berani melerai, bisa-bisa mereka lah yang di pukuli Arion.
Arion terus memukuli Andre sampai guru BK menariknya menjauh. Tangan Arion sudah bersimbah darah membuat orang-orang ngeri sendiri.
Arion terima jika dia harus berurusan dengan BK, paling gak dia sudah bisa membuat Andre masuk UGD.
"Arion ke ruang BK sekarang!" Tegas pak Joko.
Arion hanya mengangguk lalu berjalan ke ruang BK dengan santai seperti tidak terjadi apa-apa.
(Jam istirahat, kantin)
Suasana di kantin heboh, para siswa bergosip tentang insiden pagi ini. Kabar Arion yang memukuli Andre sudah tersebar di seluruh sekolah. Sedangkan Gin, Riji, Jaki, dan Krow merasa bingung karena sedari pagi mereka tidak keluar kelas sama sekali.