0.8

531 51 22
                                    

Suasana kelas yang tadinya ramai seketika hening ketika wali kelas masuk dengan wajah yang sangat familiar di mata mereka, suasana yang tadinya hangat menjadi berat, membuat Gin bingung sendiri dibuatnya.

"Hari ini ibu membawa murid pindahan yang ibu rasa kalian merasa familiar, silahkan perkenalan kembali pada pada teman-teman mu" ucap ibu guru bergantian kepada ….

"Halo semua lama gak ketemu, perkenalkan kembali nama aku Harris Caine kalian bisa manggil aku Harris." Sapa Harris.

Hening…tidak ada yang bereaksi sama sekali sebelum teriak Echi membuat seluruh kelas terkejut.

"MAMI!" Teriak Echi menyerbu ke depan memeluk Harris dengan erat di ikuti yang lain.

Guru yang melihat adegan reuni tersebut memutuskan untuk keluar kelas memberi jam kosong sampai istirahat nanti.

Sedangkan gin terdiam kaku di bangkunya, menatap teman-temannya yang melepas rindu dengan sang surai merah.

'jadi ini yang namanya Harris? Cantik ya.' batin Gin.

"MAMI KEMANA AJA ECHI KANGEN?"

"JANGAN TERIAK-TERIAK ANJING!"

"BACOT KROWBOLONI!" Balas Echi sengit.

Gin memperhatikan keributan di depannya sebelum menoleh kearah Arion yang masih menatap datar pemandangan didepannya.

"Arion,"

Pemandangan di depannya membuat luka yang tadinya mengering mulai terbuka kembali, membuatnya ingin segera pergi dari ruangan ini. Tapi ia tidak bisa menutupi rindu di hatinya pada seseorang di depannya.

Arion beranjak dari bangkunya ingin meninggalkan kelas…

"Papih, mami udah balik papih mau kemana!" Teriak Mia membuat Arion membeku di depan pintu.

Berbalik arah berjalan menuju mia yang ketakutan melihat Arion yang menatapnya tajam.

"Jangan pernah panggil gue dengan sebutan itu lagi!" Tekan Arion menatap tajam kearah Mia sebelum berbalik keluar kelas.

Arion berjalan menuju rooftop, membanting pintu rooftop sehingga menimbulkan bunyi keras.

"Sial!" Arion mengacak rambutnya frustasi.

Setelah berusaha melupakan semuanya, berusaha merelakan apa yang sudah terjadi dan berusaha menerima orang baru. Dengan tidak tahu malunya ia kembali ke dalam kehidupannya.

"Arion," arion menoleh mendapati Harris yang tengah tersenyum padanya tanpa beban menghampirinya dan berusaha memeluknya.

"Aku kangen banget sama kamu." Ucap Harris memeluk Arion erat.

Arion melepas pelukan mereka dengan lembut tidak ingin melukai orang di depannya.

"Kemana aja kamu?" Tanya Arion.

"Aku keluar negeri ikut papah aku,"jawab Harris.

"Kenapa gak bilang? Kenapa gak pamit? Anak-anak khawatir sama kamu."

"…"

"Gak bisa jawab kamu?" Tekan Arion menatap Harris tajam.

Arion terkekeh geli, miris pikirannya orang yang selama ini berada di sampingnya bisa menyakiti nya sedalam ini. Mengangkat pandangannya melihat Harris yang menatapnya sendu, Arion tidak pernah kuat melihat ekspresi wajah Harris yang tengah menatapnya sedih.

"Udah lah." Ucap Arion meninggalkan rooftop, dengan suasana hati yang buruk.

Di pertengahan jalan menuju belakang sekolah Arion mendengar namanya di panggil, menoleh mendapati Gin yang berlari ke arahnya.

"Arion mau kemana?" Tanya Gin, tersenyum.

Arion memandangi senyum Gin yang terasa di paksakan.

"Bolos,"

"Tapi nanti ada ulangan harian Lo, yakin mau bolos?" Ucap Gin membuat Arion mengurungkan niatnya.

Arion berbalik arah menuju kantin, merasa suasana begitu hening diantara mereka membuat Arion menoleh kearah orang disampingnya yang berjalan sambil menundukkan kepalanya.

"Gin?" Panggil Arion.

"Ya ada apa?" Tanya gin, mengangkat pandangannya menatap Arion.

"Gk jadi, Lo mau pesen apa biar gue pesenin." Tanya Arion saat mereka sampai di kantin.

"Aku mau mie ayam aja," jawab Gin dan di angguki oleh Arion.

"Cari tempat duduk gih," Ucap Arion berjalan menuju ibu-ibu kantin.

Gin mendudukkan dirinya di meja yang biasanya ia gunakan jika tidak makan bersama yang lain, memainkan ponselnya sebelum merasa seseorang duduk di depannya.

"Cepet banget jadinya…" ucapan gin berhenti ketika melihat orang di depannya.

"Kamu murid baru ya, aku gak pernah liat kamu selama disini?"

"Iya aku baru masuk pertengahan semester satu," jawab gin canggung, pasalnya Harris melihat nya dari atas ke bawah.

"Umm kamu dekat ya sama Arion? Kata anak-anak kalian lagi dekat." Tanya Harris dengan ekspresi serius.

"Kita emang lagi lumayan deket,"

"Lumayan?" Tanya Harris mengubah total ekspresinya menjadi datar.

"Iya."

"Ngomong-ngomong kenalin aku Harris pacarnya ario-"

"Mantan!" Tegas Arion yang baru datang dengan wajah datarnya.

Arion memperhatikan ekspresi kedua, Harris yang menatapnya cemberut sedangkan Gin diam menatap ke depan.

"Ini, makan dulu." Ucap Arion menaruh pesanan Gin di depannya dan duduk disampingnya.

"Kamu ngapain disini." Tanya Arion ke Harris yang masih menatapnya cemberut.

"Gapapa cumak mau kenalan sama orang baru ini." Jawab Harris.

"Hmm," Arion mengarahkan pandanganya pada Gin yang hanya memainkan makanan.

"Jangan di mainin," peringat Arion menyenggol lengan Gin membuatnya menatap Arion cemberut.

"Iya," ucap Gin singkat, membuat Arion sedikit bingung dengan perubahan sifat yang mendadak.

"Lu kenapa?" Tanya Arion memfokuskan diri pada Gin yang mulai memakan mie ayam nya meninggalkan Arion yang kebingungan. Sedangkan Harris menatap interaksi keduanya datar.

"Gin rumornya kamu lagi dideketin sama Dion ya, kalian udah ngelakuin apa aja?" Tanya Harris membuat gerakan gin berhenti.

"Maaf, apa ya maksudnya?" Tanya Gin.

"Kamu udah ngelakuin apa aja sama Dion, aku denger kalian udah ciuma-"

BRAK!

ucapan Harris terpotong setelah Arion menggebrak meja dengan keras

"Tolong mulut nya dijaga, jangan kayak gak pernah di sekolahin mulutnya!" Peringat Arion menarik gin keluar kantin menuju kelas.

Meski Arion sedikit tidak tega meninggalkan Harris sendiri setelah ia bentak.

"Arion kasian kenapa di bentak." Tanya Gin berusaha menyamai langkah Arion.

Sedangkan Harris yang masih terduduk di kursi kantin, merasa geram. Arion tidak pernah membentaknya sebelumnya sesalah apapun dirinya, setelah rubah yang satu ini datang sikap Arion padanya tiba-tiba berubah drastis.

Harris beranjak dari tempat duduknya menuju kelas untuk mencari informasi lebih lanjut tentang gin kepada yang lain.

'aku masih sayang sama kamu, tolong jangan tinggalin aku. Aku mohon.' batin Harris mempercepat langkahnya.








Halo semuanya, maaf kalo book ini agak nganggur 🙏
Semoga kalian gak kecewa sama lanjutannya.
See you guys.
🏃‍♀️💨

See MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang