0.3

706 68 97
                                    

"Gin, you good broh" tanya Garin bingung pasalnya sedari tadi Gin menelungkupkan tubuhnya di atas meja.

Gin mengangkat pandangannya mendapati temen-temennya yang sedang menatapnya.

"Ngapain di tanya sih Rin, pasti gara-gara di tolak Arion lagi." Ledek krow

"Dia bilang apa lagi sama lu," tanya riji mendudukkan dirinya di samping Gin, sedangkan yang lain hanya menunggu penjelasan Gin.

Gin menghela nafas, mulai menceritakan kejadian tadi pagi.

(Flashback)

Seperti biasa Gin akan mencari Arion setelah meletakkan tasnya dan mulai menjelajahi sekolah luas ini.

'pagi-pagi gini Arion pasti lagi sarapan di kantin' batin gin sambil tersenyum, berjalan ke arah kantin dengan semangat.

Setiap langkah yang di ambil Gin selalu saja ada yang menyapanya, Gin cukup terkenal di sekolah bukan hanya di kenal sebagai cogilnya Arion dia juga terkenal ramah kepada semua orang jadi jangan heran banyak yang suka dengan Gin.

"Arion!" Panggil Gin yang baru saja tiba di area kantin, secara refleks Arion memutar kepalanya untuk melihat siapa yang memanggilnya.

Arion mengerutkan alisnya menatap Gin. Memilih mengabaikan nya, lalu melanjutkan sarapannya.

"Gue duduk sini ya, Yon." Pinta Gin, Arion hanya mengangguk menyelesaikan sarapannya.

"Gak mau nyapa aku balik?" Tanya Gin, raut wajah nya berubah lesu setelah Arion mengabaikannya.

"Emang harus" jawab Arion datar.

"Susah ya ngubah kamu, padahal kata orang manusia gampang berubah." Kata Gin tersenyum sendu, sudah hampir satu tahun dia mengejar Arion tapi tidak ada perubahan dalam sikap Arion padanya.

Arion menghela nafas mendengar perkataan Gin, ia paling tidak senang jika paginya sudah di ganggu oleh rubah satu ini.

"Kalo aku dulu mantan kamu, aku pasti gak bakal pergi ninggalin kamu."

Arion mantap gin, lalu tersenyum sinis.

"Kalo dulu itu lo, gua anggap perasaan gue dulu adalah kutukan."

Sakit, satu kata yang terlintas di benak Gin mendengar ucapan Arion. Apakah dia setidak pantas itu, Gin tersenyum simpul menanggapi ucapan Arion.

Arion kembali menatap Gin setelah menghabiskan makanannya, yang ia lihat hanya senyum Gin kepada nya.
Ia pernah meremehkan perasaan gin mengatakan pada yang lain bahwa perasaan Gin tidak akan bertahan lebih dari sebulan seperti yang lainnya. Ia memilih abai berjalan meninggalkan kantin.

Gin hanya menatap punggung Arion yang mulai menjauh, tersenyum kecut  ia rasanya mau menangis tapi ia harus kuat.

(Flashback end)

Yang lain menghela nafas mendengar cerita Gin.

"Arion mulutnya mau gue jahit kalik ya." Ucap Riji ketus.

"Setelah di tinggal Harris, sifat nya mulai berubah...." Celetuk Echi, langsung menutup mulutnya.

"ECHI!" all.

"Kalo si bapak dengar bisa mati kita chi" omel Key.

"Chi, mulut lu yang gue jahit nih!"

Gin hanya menatap teman-teman yang mulai menceramahi Echi, tapi Gin jadi tau nama mantan Arion ia akan mentraktir Echi nanti.

'harris ya, sebaik apa sih lu sampai Arion gak bisa move on?' batin gin.

(rooftop)

Arion duduk sendirian menikmati hembusan angin yang menerpa wajah rupawan nya, ia memilih membolos jam pelajaran pertama dan kedua ia malas masuk ke kelas.

See MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang