0.5

661 71 30
                                    

Arion mulai melepas pelukannya, memperhatikan wajah Gin yang sembab.

"Cabut yuk," ajak Arion menarik gin berdiri.

"Kemana?"

"Bolos aja sekalian."

Seumur-umur gin belum pernah kabur dari sekolah seperti anak-anak lainnya. Tapi mengingat-ingat anak-anak yang ingin melecehkannya, membuat Gin ingin pergi meninggalkan sekolah secepatnya hari ini.

Gin mengangguk mengiyakan ajakan Arion untuk membolos bersama, Arion yang melihat itu menarik Gin meninggalkan rooftop menuju gerbang belakang sekolah.

Arion mengambil kunci gerbang yang berada di sakunya. Gin menatap Arion curiga, bagaimana Arion mendapatkan kunci gerbang belakang sekolah. Sedangkan Arion yang merasa di perhatikan menoleh ke arah Gin.

"Apa?"

Gin hanya menggeleng, ia tak mau pusing memikirkan bagaimana Arion mendapatkan kunci tersebut.

Arion kembali menarik Gin menuju motor nya yang selalu terparkir di belakang sekolah untuk memudahkan nya kabur jika ia malas berada di sekolah.

"Yuk," Arion sudah siap dengan motor nya meminta Gin untuk segera naik, sebelum pak yudhi satpam sekolah mereka memergoki mereka.

Arion melajukan motornya menuju salah satu tempat nongkrong nya bersama teman-temannya jika ingin membolos dan berkumpul. Salah satu kedai di pinggir kota dekat dengan laut, butuh satu setengah jam untuk sampai ke tempat ini. Tapi itu semua terbayar dengan melihat pemandangan di depannya.

Gin turun ketika Arion menghentikan motornya di dekat pelabuhan, Arion berjalan terlebih dahulu menuruni jalanan setapak menuju gang sempit yang di penuhi bangunan dan toko minuman dan makanan.

Gin memperhatikan pemandangan sekitar, sebelum ia melihat punggung tegak Arion depannya memilih berlari kecil untuk menyamakan langkah nya bersama Arion.

Arion menoleh ke samping melihat Gin yang sedang menatapnya dengan senyum tipis. Arion pikir Gin lebih cocok jika ia tersenyum seperti biasanya, tersenyum lebar membuat matanya ikut tersenyum.

Arion mempercepat langkahnya menuju satu bangunan di ujung.

"Ayuk masuk,"

Gin memperhatikan kedai didepannya, daripada disebut kedai lebih mirip bar kecil di pinggiran kota yang tidak terlalu ramai.

Arion menarik Gin kedalam, ia sudah bisa melihat Kevin dan jarex yang sedang meminum sekaleng bir di temani ibam dan zora.

"Yo Yon!" Teriak Kevin saat melihat Arion memasuki kedai.

"Yo," jawab Arion menerima sekaleng bir dari jarex.

"Tumben Gin, biasanya lu paling rajin di kelas?" Tanya Zora yang melihat ke arah gin bingung.

"Gue ajak," jawab Arion santai.

Kevin dan jarex saling melihat satu sama lain bingung lalu menyeringai ke arah Rion.

"Bam, beliin cemilan dong di depan. Nih sekalian Zora sama Gin." Ucap jarex memberikan beberapa lembar uang kepada ibam.

Ibam menatap jarex  mendapati tatapan yang mengatakan untuk mengajak yang lain untuk keluar terlebih dahulu, Ibam mengangguk.

"Kamu mau nitip apa selain cemilan?"

"Terserah kamu aja," jawab jarex mencium pipi ibam. Ibam yang di cium di depan teman-temannya langsung mengajak Zora dan Gin keluar membeli cemilan. Ibam masih bisa mendengar suara tawa jarex dari luar kedai.

"Pacar lu, lucu juga ya." Ucap Kevin meminum birnya.

Jarex yang mendengar itu menatap tajam ke arah Kevin. Sedangkan yang di tatap hanya cengengesan.

See MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang