0.1

1.2K 77 24
                                    

"Arion!"

Arion yang mendengar namanya di panggil hanya bisa menghela nafas, dia tahu suara siapa itu. Orang yang mengganggunya beberapa waktu ini.

"Yon, tunggu napa sih di panggil jugak." Dumel orang yang ada di sebelah Arion alias gin.

"Bisa stop gak sih gangguin gue" ketus Arion.

Gin menatap ke arah Arion.
"Gak bisalah, kalo aku mau bikin kamu cepet move on dari mantan kamu itu. Ya,aku harus di Deket kamu terus biar kamu cepet lupa."

"lu gak bakal bisa gantiin dia." Dengus Arion , kemudian berjalan pergi meninggalkan gin yang masih berdiri mematung di tengah lorong.

Gin memikirkan perkataan Arion barusan, memang dia tidak mengenal mantan Arion karena dia adalah murid pindahan dari kota lain. Gin berjalan menelusuri lorong sampai ke kelasnya dan langsung menghampiri meja teman-temannya.

"Siapa sih mantan nya Arion?" tanya gin to the points.

Riji, krow, dang garin yang di beri pertanyaan melihat satu sama lainnya.

"Bukan siapa-siapa," jawab riji santai.

"Kalian deketkan pas dia masih di sini dulu?" Gin mencoba mencari tahu.

"......"

Gin yang tidak mendapatkan jawaban dari teman-teman hanya bisa pasrah. Dia harus menemukan strategi lain untuk mendekati sang pujaan hati.

"Apa gue kurang menarik ya"

"Kenapa nanya gitu" tanya garin

"Habisnya, Arion susah banget buat didekatin" jawab gin

Tatapan gin berbinar melihat Arion yang masuk ke dalam kelas. Dengan cepat gin berpindah posisi duduk di depan Arion.

"Kita ketemu lagi" sapa gin.

"Kita sekelas bodoh" jawab Arion.

"Bisa gak sih, kalo ketemu aku senyum sedikit aja gitu. Asem banget tu muka." tanya gin.

"....."

"Dih, kamu gk mau ngomong apa gitu ke aku,"

"Hahh, gue harus ngomong apa?"

"Tentang kita,"

"Diantara Lo dan gue gak ada kata kita, itu yang harus Lo inget"

Oke perkataan Arion kali ini membuat hati gin sakit, tapi tidak apa-apa gin sudah terbiasa.

"Sekarang gak ada tapi nanti pasti ada." Jawab gin kekeh dengan pendiriannya.

"Bodo amat." Jawab Arion datar.

"Tap.." ucapan gin berhenti karena tepukan di bahunya.

"Kantin yuk gin, Yon ikut jugak yok." Ajak riji masih memegang pundak gin.

"Duluan aja Ji," jawab Arion.

"Ak.."

"Udah ayok cepetan, duluan Yon!" Riji yang melihat gin ingin menolak tawarannya, menggenggam tangan gin dan menariknya keluar kelas untuk menyusul yang lain.

Arion yang melihat itu hanya melambaikan tangan untuk menjawab riji yang menarik tangan gin.

~luar kelas~

"Ih ji gue masih pengen berduaan sama Arion~"rengek gin.

"Udah isi dulu itu perut kamu, cacing kamu udah pada demo itu."

"Mana ada,"

(Suara perut keroncongan)

Gin yang mendengar perutnya berbunyi, menunduk malu dengan muka memerah.

Riji yang melihat itu hanya terkekeh gemas dengan pemuda di samping nya ini, manis pikirnya.

"Udah ayok, udah di tunggu in."

Gin hanya mengangguk mengikuti langkah riji.

Kantin begitu ramai dengan anak-anak yang ingin mengisi perut mereka. Gin dan riji berjalan ke arah tempat duduk teman-temannya yang sedang makan dan mengobrol.

Mereka yang melihat gin dan riji datang dengan berpegang tangan hanya bisa melihat dengan kaget. Apakah gin sudah move on dari Arion  itulah yang mereka pikirkan.

"Weh weh apenih" teriak echi heboh.

"Diem anjing malu-maluin aja lu!" Kesal krow

"Duduk sini dulu aku pesenin, kamu mau apa?" Tanya riji, menghiraukan echi yang heboh sendiri dengan kedatangan mereka.

"Samain aja," jawab gin.

Riji hanya mengangguk dan berjalan ke arah ibu-ibu kantin yang sedang ramai. Sedangkan yang lain masih penasaran dengan kedekatan gin dan riji barusan.

"Eh Gin, lu kok gandengan sama riji ke sini" tanya echi yang penasaran, pasalnya gin itu bucin mampus sama arion. Kok tiba-tiba deket sama riji kan aneh pikir echi.

"Hah? Oh tadi gue di tarik riji kesini jadi gandengan deh," jawab gin santai sambil mencomot makanan souta yang sedang bermain game di depannya.

"Heh, Gin makanan gue jing" sewot souta sambil menyembunyikan makanan yang sudah di comot oleh gin.

"Game teros! Makanya makan dulu. itu asam lambung lu mau naik itu." Ucap gin.

"Kayak emak-emak aja lu," jawab souta kesal.

Mereka terbahak mendengar jawaban kesal souta, sedangkan gin hanya menatap mereka sebal.

"Oi oi ada apaan nih?" tanya riji yang baru datang membawa dua porsi bakso dan es teh dan meletakkannya di depan gin.

Gin sendiri yang melihat makanannya datang langsung tersenyum, Karena jujur dia mulai merasa lapar padahal tadi saat dengan Arion dia tidak merasa lapar sama sekali.

'apakah ini kekuatan cinta' batin gin

"Makasih riji"

"Sama-sama" jawab riji sambil duduk di samping gin.

"Eh Jak,"panggil riji.

"Nape" jawab Zaki sambil di suapin oleh krow karena lagi Mabar sama souta.

"Nanti klub basket bakal tanding kan, sama sekolah sebelah"

"Hooh, nanti pas pulang sekolah. Yang nanti kamu lihat kan" jawab Zaki, lalu menoleh ke arah krow untuk menanyakan apakah pacarnya itu akan datang melihat.

"Aku lihat kok nanti, lagian kan tadi pagi aku bareng kamu gimana sih" jawab krow

"Dih, malah bucin." Kesal riji.

"Makanya punya pacar" saut echi sambil tertawa.

"Ngaca emang Lo punya"

"Lah, di samping gue emang ini pajangan doang apa." Jawab echi sambil merangkul Enon yang sedang makan nasi Padang dengan lahap tanpa mempedulikan echi dan yang lainnya.

"Bacot lu bangsemmm" gin yang melihat pertengkaran akan semakin menjadi-jadi, memasukan bakso ke dalam mulut riji yang tidak bisa diam sedari tadi.

"Udah diem, gak malu apa di lihatin orang sekantin. Sou itu juga berhenti dulu gamenya asam lambung lu beneran naik nanti" peringat gin.

"Iyaa" jawab mereka bertiga serentak.

"Mampus" ejek Garin dan Elya bersama.

Yang lain hanya bisa tertawa melihat mereka bertiga terkena marah oleh gin.

Kring kring~

"Udah masuk, kelas yuk" ajak key.

"Gue mau ke ruang osis ada rapat. Duluan semua, dah sayang." pamit Zaki sambil mengacak rambut krow lalu berlari menjauh dari tempat kejadian, sedangkan krow sendiri wajah nya sudah bersemu merah.

"Lucu banget deh kalian, jadi iri." kekeh gin. menurut gin cara berpacaran jakikrow itu lucu, krow yang stunder dan Zaki yang jahil itu perpaduan yang pas.

"Kalo iri cari yang lain aja gin, jangan Arion susah itu mah." Ucap Makoto.

"Maunya itu, ya mau gimana lagi." Jawab gin mengangkat bahunya.

"Udah-udah, ayok ke kelas kok malah lanjut ngobrol" sela Elya.

See MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang