Yeosang adalah siswa SMA yang dikenal rajin dan cerdas.
Fokusnya hanya pada belajar, mengerjakan tugas, dan mempersiapkan diri untuk ujian masuk universitas. Setelah pulang sekolah, rutinitasnya adalah pergi ke perpustakaan, belajar hingga sore, dan kemudian pulang ke rumah.
Hari itu, seperti biasa, Yeosang pulang dari perpustakaan dengan membawa setumpuk buku di dalam tasnya. Matahari sudah mulai tenggelam saat dia berjalan menuju halte taksi. Namun, langkahnya terhenti sejenak ketika dia melihat seorang pemuda duduk di bangku taman dekat perpustakaan. Pemuda itu memakai hoodie dengan tudung yang menutupi sebagian wajahnya dan rambutnya terlihat berantakan.
Yeosang menatapnya sebentar, merasa ada sesuatu yang aneh dengan cara pemuda itu duduk, tampak seperti sedang berpikir keras atau mungkin menunggu seseorang.
Namun, Yeosang menggelengkan kepalanya, berusaha menghilangkan rasa penasaran yang tak perlu. Dia melanjutkan langkahnya menuju taksi yang sudah menunggu di pinggir jalan.
Di sisi lain, San yang sedang duduk di bangku taman, melihat Yeosang berjalan ke arah taksi. San adalah pemuda yang suka dengan tantangan dan memiliki sisi gelap yang misterius. Ketika dia melihat Yeosang, hatinya langsung berdebar. Ada sesuatu tentang Yeosang yang menarik perhatiannya, sesuatu yang membuatnya ingin mengenal lebih jauh.
"Siapa dia?" pikir San sambil mengamati Yeosang yang masuk ke dalam taksi. "Aku harus tahu lebih banyak tentang dia."
Begitu Yeosang pergi, pikiran San dipenuhi oleh rencana untuk mendekati Yeosang, meskipun itu berarti harus menggunakan cara yang tidak biasa.
Keesokan harinya, Yeosang menjalani harinya seperti biasa. Saat dia keluar dari kelas, dia merasa seperti ada yang mengawasinya. Dia menoleh ke sekitar, tetapi tidak melihat siapa pun yang mencurigakan.
San, yang bersembunyi di balik pohon dekat sekolah Yeosang, mengamati setiap gerak-gerik Yeosang dengan penuh minat. Dia sudah mencari tahu sedikit tentang Yeosang: siswa pintar, selalu belajar, dan jarang bergaul. San memutuskan bahwa dia akan mendekati Yeosang dengan cara yang membuat Yeosang tidak bisa menolaknya.
Pada sore hari, saat Yeosang keluar dari perpustakaan, San sudah menunggu di sana. Dia berdiri di depan pintu perpustakaan dengan senyum misterius di wajahnya.
"Hei, kamu Yeosang, kan?" sapa San dengan suara tenang.
Yeosang terkejut dan mundur sedikit. "Iya, aku Yeosang. Ada apa?"
San mendekat, masih dengan senyum di wajahnya. "Nama aku San. Aku sering lihat kamu di sini. Kamu kelihatan sibuk banget belajar. Aku kagum sama semangat kamu."
Yeosang mengernyit, merasa ada yang aneh dengan cara San mendekatinya. "Terima kasih, tapi aku harus pulang sekarang."
San tidak mundur. "Boleh aku antar kamu pulang? Aku juga mau ngobrol lebih banyak tentang pelajaran. Mungkin kita bisa saling bantu."
Yeosang merasa tidak nyaman dengan tawaran itu. "Maaf, tapi aku lebih suka pulang sendiri."
San menatap Yeosang dengan intens, membuat Yeosang merasa semakin tidak nyaman. "Baiklah, tapi kalau kamu berubah pikiran, aku selalu di sini."
Yeosang cepat-cepat berjalan menjauh, merasa ada yang tidak beres dengan San. Namun, San tidak menyerah begitu saja. Dia tahu bahwa dia harus mencari cara lain untuk mendekati Yeosang.
Beberapa hari kemudian, Yeosang kembali pulang dari perpustakaan. Kali ini, ketika dia sampai di halte taksi, dia melihat San lagi. San berdiri di sana, seolah-olah sudah menunggunya.
"Hei, Yeosang!" sapa San dengan ceria. "Lagi-lagi ketemu di sini. Kayaknya kita sering banget ketemu, ya?"
Yeosang mencoba tersenyum sopan. "Iya, mungkin kebetulan."
KAMU SEDANG MEMBACA
HEATHER 🌾 bottom!Yeosang [⏯]
Fanfictionbottom!Yeosang / Yeosang centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_