Seonghwa segera mendekati Yeosang, memegang pundaknya dengan penuh kekhawatiran. "Sangie, apa yang terjadi? Apakah kamu baik-baik saja?"
Yeosang mengangguk pelan. "Hanya bau pizza yang memicu morning sickness lagi."
Seonghwa membantu Yeosang bangkit. "Mungkin sebaiknya kita simpan pizza ini terlebih dahulu. Tidak apa-apa, nanti kita cari makanan yang lebih sesuai untukmu."
Yeosang tersenyum, merasakan dukungan Seonghwa. "Terima kasih, Hwa. Aku benar-benar beruntung memilikimu."
Seonghwa membalas senyuman itu. "Kita akan melewati ini bersama, Sangie. Bayi kita akan lahir dalam kondisi sehat, dan kita akan memiliki banyak cerita indah bersama-sama."
Seonghwa mengepel lantai yang habis dimuntahi Yeosang. Yeosang menangis merasa bersalah karena selalu menyusahkan Seonghwa sedangkan dirinya sendiri tidak berdaya dan tidak berguna.
Seonghwa dengan lembut menyentuh wajah Yeosang yang berkaca-kaca. "Sangie, jangan katakan seperti itu. Kita berdua mengalami ini bersama-sama, dan aku selalu ingin ada untukmu, tidak peduli apa yang terjadi."
Yeosang mencoba menghentikan tangisannya, tetapi kesedihan yang mendalam masih terlihat di matanya. "Tapi, Hwa, aku selalu membuatmu kesulitan. Morning sickness-ku membuatmu membersihkan muntahanku, dan aku merasa seperti aku tidak bisa berbuat apa-apa."
Seonghwa menyeka air mata Yeosang dan memeluknya erat. "Sangie, aku memilih untuk berada di sini bersamamu. Kita akan menjalani semua ini bersama-sama, tidak ada yang perlu dipersalahkan. Kau tidak sendirian dalam perjuangan ini, dan aku tidak pernah merasa kesulitan karena mencintaimu."
Yeosang membenamkan wajahnya di dada Seonghwa, mencoba mencari kenyamanan dalam pelukan itu. "Tapi aku merasa begitu lemah. Aku tidak bisa memberikan yang terbaik untukmu, dan aku takut kamu akan lelah dengan semua ini."
Seonghwa mengangkat wajah Yeosang, menatap matanya dengan penuh kelembutan. "Kamu tidak lemah, Sangie. Kau adalah pria yang kuat, sedang mengandung bayi kita yang akan menjadi cahaya dalam hidup kita. Dan aku akan selalu mencintai dan mendukungmu, tidak peduli apa yang terjadi."
Sambil merapikan peralatan pembersih, Seonghwa tersenyum lembut pada Yeosang. "Kamu tidak perlu merasa bersalah, Sangie. Kita adalah tim, dan kita akan melewati ini bersama-sama. Aku mencintaimu, dan aku bersyukur memilikimu di sampingku."
Yeosang mengangguk, merasakan kehangatan dalam kata-kata dan sentuhan Seonghwa. Mereka berdua, dengan cinta dan kesetiaan, siap menjalani setiap fase perjalanan kehidupan ini, bersama-sama.
.
Waktunya tiba, Yeosang merasakan sakit-sakit yang tidak bisa dihindari. Dengan perasaan campur aduk, dia menatap Seonghwa dengan mata memelas, "Hwa, aku tahu ini akan sulit. Jadi, pokonya, setelah ini, aku mau ginger ale sepuasnya, ya?"
Seonghwa tersenyum dengan lembut, memegang tangan Yeosang dengan erat. "Tentu, Sangie. Apa pun yang kau inginkan setelah melahirkan, itu akan kita lakukan. Aku di sini untukmu."
Proses persalinan dimulai, dan Seonghwa mendampingi Yeosang dengan penuh dukungan. Meskipun ada rasa sakit, tetapi mereka berdua saling menguatkan satu sama lain.
Dan akhirnya, tangisan kecil bayi memenuhi ruangan.
Seonghwa memegang tangan Yeosang yang lelah, sambil tersenyum lebar, "Selamat, Sangie. Kau luar biasa."
Yeosang tersenyum lebar sambil memeluk bayinya yang baru lahir. "Terima kasih, Hwa. Ini semua karena ada kamu di sampingku."
Seonghwa mencium kening Yeosang dengan penuh kelembutan. "Kita memiliki keluarga kecil kita sendiri sekarang."
Setelah melalui perjalanan yang penuh tantangan, Yeosang melihat bayinya yang cantik dan sehat. Dia merasa begitu bersyukur dan penuh cinta. "Apa yang kita berdua lalui bersama ini, Hwa, sungguh luar biasa. Aku tidak bisa membayangkan melalui semuanya tanpamu."
Seonghwa tersenyum, "Dan aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu dan bayi kecil kita. Kita adalah satu keluarga sekarang, dan kita akan mengisi hari-hari kita dengan cinta dan kebahagiaan bersama."
Mereka berdua, dengan bayi kecil di antara mereka, merayakan keajaiban kehidupan yang baru saja dimulai. Dan di samping tempat tidur, sudah menunggu, segelas ginger ale yang dingin, menanti Yeosang setelah perjalanan panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEATHER 🌾 bottom!Yeosang [⏯]
Hayran Kurgubottom!Yeosang / Yeosang centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_