Wooyoung dan Yeosang telah bersahabat sejak hari pertama mereka masuk sekolah menengah.
Keduanya memiliki kepribadian yang sangat berbeda: Wooyoung adalah seorang yang ceria, penuh energi, dan suka bercanda, sedangkan Yeosang lebih tenang, bijaksana, dan pendiam. Meski begitu, perbedaan itu justru membuat persahabatan mereka semakin kuat. Mereka saling melengkapi, seperti dua bagian yang tak terpisahkan.Suatu sore, setelah bekerja keras di kantor masing-masing, mereka memutuskan untuk bertemu di kafe favorit mereka. Seperti biasa, Wooyoung tiba lebih dulu dan memesan dua cangkir kopi sambil menunggu Yeosang.
“Yo, Yeo! Aku di sini!” seru Wooyoung sambil melambai ketika melihat Yeosang masuk ke kafe.
Yeosang tersenyum dan berjalan menghampiri Wooyoung, lalu duduk di kursi seberang. “Hey, Woo. Terima kasih sudah memesankan kopi. Hari ini cukup melelahkan.”
Wooyoung mengangguk. “Aku tahu. Makanya, kita butuh istirahat sejenak. Bagaimana hari kerjamu?”
Yeosang menghela napas. “Banyak rapat dan presentasi. Tapi aku senang bisa bertemu denganmu sekarang. Kamu selalu tahu bagaimana cara membuatku merasa lebih baik.”
Wooyoung tertawa kecil. “Itulah gunanya sahabat, bukan?”
Mereka menghabiskan waktu berbincang tentang segala hal, dari pekerjaan hingga rencana akhir pekan. Obrolan mereka selalu mengalir dengan mudah, dan kehadiran satu sama lain selalu membawa kenyamanan.
Hari demi hari berlalu, dan kebiasaan mereka untuk bertemu, berbicara, dan saling mendukung semakin mempererat hubungan mereka. Tanpa mereka sadari, perasaan yang lebih dalam mulai tumbuh di antara mereka. Wooyoung mulai merasakan sesuatu yang berbeda setiap kali Yeosang tersenyum padanya, dan Yeosang merasa hatinya berdebar lebih cepat setiap kali Wooyoung tertawa di dekatnya.
Suatu malam, setelah menghabiskan waktu di rumah Wooyoung menonton film, mereka duduk di balkon, menikmati angin malam yang sejuk. Wooyoung merasa ada sesuatu yang harus dia katakan, sesuatu yang telah dia pendam selama ini.
“Yeo, aku perlu bicara denganmu tentang sesuatu,” kata Wooyoung pelan, menatap langit berbintang.
Yeosang menoleh, merasa ada sesuatu yang serius di nada suara Wooyoung. “Ada apa, Woo?”
Wooyoung menghela napas, mencoba merangkai kata-kata yang tepat. “Aku tahu kita sudah lama bersahabat, dan aku sangat menghargai persahabatan kita. Tapi belakangan ini, aku merasa ada yang berubah. Aku mulai merasa… lebih dari sekadar sahabat.”
Yeosang terdiam, mencerna kata-kata Wooyoung. “Apa maksudmu, Woo?”
Wooyoung menatap Yeosang dengan mata yang penuh ketulusan. “Aku mulai menyadari bahwa aku mencintaimu, Yeo. Bukan hanya sebagai sahabat, tapi lebih dari itu.”
Yeosang merasakan hatinya berdebar kencang. Dia selalu merasakan sesuatu yang istimewa terhadap Wooyoung, tapi tak pernah berani mengakuinya. “Woo, aku juga merasakan hal yang sama. Aku mencintaimu, lebih dari sekadar sahabat.”
Keduanya saling menatap, merasakan kelegaan dan kebahagiaan yang luar biasa. Perlahan, Wooyoung meraih tangan Yeosang dan menggenggamnya erat. “Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?”
Yeosang tersenyum, matanya berkilauan dengan kebahagiaan.
“Kita akan melangkah bersama, seperti biasa. Tapi kali ini, kita melangkah sebagai pasangan.”
.
Bertahun-tahun kemudian, Wooyoung dan Yeosang telah menjadi pasangan yang tak terpisahkan.
Mereka memutuskan untuk tinggal bersama di sebuah apartemen yang nyaman di pusat kota. Kehidupan mereka dipenuhi dengan kebahagiaan, dukungan, dan cinta yang terus tumbuh setiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEATHER 🌾 bottom!Yeosang [⏯]
Fiksi Penggemarbottom!Yeosang / Yeosang centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_