Song Mingi [⚠mpreg]

115 6 0
                                    

Yeosang sudah menduga ini akan terjadi.

Ketika dia pertama kali menyadari bahwa dia hamil, dia tahu bahwa kehamilan bukanlah hal yang mudah. Meskipun begitu, dia tetap bertekad untuk menjalani kehidupan normalnya, termasuk latihan menari yang sangat dia cintai. Dia tahu bahwa tubuhnya akan mengalami perubahan, dan rasa lelah adalah salah satu hal yang harus dia hadapi.

Namun, seiring berjalannya waktu, kelelahan itu semakin parah. Dia mulai merasakan kelelahan yang berlebihan, yang membuatnya sulit untuk berkonsentrasi dan menjaga energinya sepanjang hari. Dia mencoba untuk mengabaikannya, meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini adalah bagian dari kehamilan yang normal.

Tetapi ketika dia mulai pingsan selama latihan, dia tahu bahwa ada sesuatu yang salah. Pertama kali itu terjadi, dia merasa pusing dan kemudian semuanya menjadi gelap. Teman-temannya segera membawanya ke tepi ruangan, memberikan air dan mencoba membuatnya merasa lebih baik.

"Yeosang, kamu baik-baik saja?" tanya San dengan cemas saat Yeosang mulai sadar kembali.

Yeosang hanya mengangguk lemah. "Ya, aku baik-baik saja. Mungkin hanya terlalu lelah."

Tetapi kejadian itu terulang lagi beberapa hari kemudian. Kali ini, Yeosang benar-benar pingsan selama beberapa menit, membuat semua orang panik. Setelah dia sadar, Hongjoong segera memutuskan bahwa ini tidak bisa diabaikan lagi.

"Kita harus membawamu ke dokter, Yeosang," kata Hongjoong dengan tegas. "Ini bukan hal yang bisa kita abaikan."

Yeosang mengangguk, akhirnya menyadari bahwa dia tidak bisa terus mengabaikan kesehatannya. Mereka segera menuju rumah sakit, di mana dokter memeriksanya dengan cermat.

Setelah beberapa tes, dokter mengkonfirmasi bahwa kehamilan Yeosang berjalan dengan baik, tetapi tubuhnya membutuhkan lebih banyak istirahat dan perhatian. "Kamu harus berhenti berlatih menari untuk sementara waktu," kata dokter dengan tegas. "Tubuhmu membutuhkan istirahat lebih banyak. Kelelahan yang kamu alami adalah tanda bahwa tubuhmu sedang berusaha untuk menjaga bayi yang sedang tumbuh di dalam dirimu."

Yeosang merasa cemas dan khawatir. Menari adalah bagian besar dari hidupnya, dan dia tidak tahu bagaimana dia bisa menjalani hari-hari tanpa itu.

Namun, dia juga tahu bahwa kesehatan dirinya dan bayinya adalah yang paling penting.

San, yang selalu berada di sisinya, menggenggam tangan Yeosang dengan lembut. "Kamu harus menjaga dirimu, Yeosang. Kita semua peduli padamu dan bayimu."

Hongjoong menambahkan, "Kami akan mendukungmu, apapun yang terjadi. Yang terpenting adalah kamu dan bayimu sehat."

Dengan dukungan dari teman-temannya, Yeosang memutuskan untuk mengambil cuti dari latihan menari.

Hari-hari berikutnya dihabiskan dengan lebih banyak istirahat, makan makanan sehat, dan mengikuti semua saran dokter.

Namun, meskipun dia sudah berhenti berlatih, kelelahan masih menjadi masalah besar. Ada hari-hari ketika dia hampir tidak bisa bangun dari tempat tidur. Teman-temannya bergantian menjaganya, memastikan bahwa dia mendapatkan semua yang dia butuhkan.

Suatu malam, ketika San sedang menemani Yeosang, dia memutuskan untuk berbicara dari hati ke hati. "Yeosang, aku tahu ini sulit bagimu. Tapi kamu harus ingat bahwa kita semua ada di sini untukmu. Kami ingin kamu tahu bahwa kamu tidak sendirian dalam hal ini."

Yeosang menatap San dengan mata berkaca-kaca. "Terima kasih, San. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa kalian semua. Aku hanya merasa sangat tidak berdaya."

San menggelengkan kepala. "Kamu tidak perlu merasa begitu. Kamu kuat, Yeosang. Dan kami akan selalu ada di sini untuk mendukungmu, apapun yang terjadi."

Dengan dukungan dari teman-temannya, Yeosang perlahan mulai merasa lebih baik. Dia belajar untuk menerima bahwa dia harus merawat dirinya sendiri dan bayinya dengan lebih baik. Setiap hari, dia berusaha untuk tetap positif dan fokus pada kesehatan dirinya dan bayinya.

Ketika hari persalinan akhirnya tiba, Yeosang merasa cemas tetapi juga siap. Teman-temannya ada di sana, memberikan dukungan dan cinta yang dia butuhkan. Persalinan itu tidak mudah, tetapi Yeosang berhasil melewatinya dengan kekuatan dan keberanian.

Ketika dia akhirnya memeluk bayinya untuk pertama kali, semua rasa sakit dan ketidaknyamanan selama kehamilan terasa sepadan. Bayi itu sehat dan sempurna, dan Yeosang merasa bahwa semua perjuangan telah terbayar.

Teman-temannya berkumpul di sekitarnya, tersenyum bahagia melihat keajaiban kecil yang telah lahir. San, Hongjoong, dan yang lainnya merasa bangga dan bersyukur bahwa mereka bisa mendukung Yeosang melalui perjalanan yang sulit ini.

Yeosang menatap bayinya dengan penuh cinta dan bersyukur. "Terima kasih, semuanya. Aku tidak bisa melewati ini tanpa kalian."

San tersenyum dan mengangguk. "Kami selalu ada di sini untukmu, Yeosang. Selamat datang ke dunia, kecil."

Setelah beberapa hari yang penuh kebahagiaan di rumah sakit, Yeosang dan bayinya akhirnya diperbolehkan pulang. Semua teman-temannya berkumpul di apartemen mereka, merayakan kedatangan anggota baru dalam keluarga kecil mereka. Ada tawa, tangisan bahagia, dan banyak momen mengharukan saat mereka bergantian menggendong bayi kecil yang baru lahir itu.

Saat malam tiba dan suasana mulai tenang, San, Hongjoong, dan yang lainnya duduk bersama Yeosang di ruang tamu. Mereka berbincang santai sambil menikmati minuman hangat.

Namun, ada satu pertanyaan yang selama ini menggelitik pikiran mereka tetapi belum berani mereka tanyakan.

Akhirnya, dengan hati-hati, San membuka pembicaraan. "Yeosang, ada sesuatu yang ingin kami tanyakan sejak lama," katanya dengan lembut.

Yeosang menatap San dengan penuh perhatian. "Apa itu, San?"

San menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Kami semua sangat peduli padamu dan bayi ini. Kami hanya ingin tahu... siapa ayah dari bayi ini?"

Ruangan menjadi hening seketika. Semua mata tertuju pada Yeosang, menunggu jawabannya. Yeosang terlihat ragu-ragu sejenak, tetapi dia tahu bahwa teman-temannya layak mengetahui kebenaran.

Dia menunduk sejenak, kemudian mengangkat wajahnya dengan senyum lembut. "Ayah dari bayi ini adalah Mingi," jawabnya dengan suara lembut namun penuh kepastian.

Keheningan itu berubah menjadi keheranan yang penuh perhatian. Mingi yang duduk di sebelah Yeosang tampak terkejut. "Aku?" tanyanya dengan suara terkejut.

Yeosang mengangguk, lalu menggenggam tangan Mingi dengan lembut. "Ya, Mingi. Kamu adalah ayah dari bayi ini. Itu terjadi ketika kamu pulang dari dinas luar negeri terakhir kali. Kita menghabiskan waktu bersama, dan dari situ semuanya terjadi."

Mingi terlihat bingung namun juga terharu. "Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya?"

Yeosang menatap Mingi dengan mata berkaca-kaca. "Aku ingin memberitahumu, tetapi aku tidak ingin mengganggumu saat kamu sedang sibuk dengan pekerjaanmu. Aku tahu kamu akan mendukungku apapun yang terjadi, dan aku tidak ingin membuatmu khawatir."

San, Hongjoong, dan teman-teman lainnya terdiam sejenak, mencerna informasi itu. Akhirnya, Hongjoong tersenyum hangat. "Mingi, kamu tahu bahwa kami semua di sini untuk mendukung Yeosang dan bayinya. Kami juga akan mendukungmu sebagai ayah dari bayi ini."

San mengangguk setuju. "Kita adalah keluarga, dan keluarga selalu mendukung satu sama lain."

Mingi merasa hatinya hangat dengan dukungan dari teman-temannya. Dia merangkul Yeosang dan bayinya dengan penuh kasih. "Aku akan melakukan yang terbaik untuk menjadi ayah yang baik. Terima kasih, Yeosang, karena memberiku kesempatan ini."

Malam itu, mereka merayakan bukan hanya kelahiran bayi, tetapi juga kebersamaan dan dukungan sebagai keluarga. Mingi bertekad untuk mendukung Yeosang dan bayinya, dan bersama-sama, mereka akan menghadapi masa depan dengan penuh cinta dan harapan.

Hari-hari berikutnya, Mingi mulai lebih sering berada di sisi Yeosang, belajar menjadi ayah yang baik dan membantu merawat bayi mereka. Teman-teman lainnya juga terus memberikan dukungan, membuat Yeosang merasa tidak pernah sendirian dalam perjalanan ini.

Dan dengan itu, mereka memasuki babak baru dalam hidup mereka, penuh dengan harapan, cinta, dan kebahagiaan yang tak terbatas.

HEATHER 🌾 bottom!Yeosang [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang