saat bel istirahat berbunyi, para siswa dan siswi berlarian keluar dari kelas untuk bermain.
kini jaemin dan Jeno tengah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru nya.
haechan yang melihat kedua teman nya itu sedang rajin mengerjakan tugas pun menghampiri mereka untuk mengajak mereka bermain di luar.
"nanaa nonoo ayo main" ajak si haechan.
"tidak echaan hari ini aku harus mengerjakan tugas yang di beri bu hana " jawab jeno smbil fokus mengerjakan.
"nana jugaa chann, nanti pulang baru kita main "
mendengaritu haechan murung karna tak ada teman untuk bermain. "tugas nya kan bisa di rumah "
"tidak bisaa aku harus bantu bunda di rumah " jawab jaemin
"uhm, memang kau tidak membantu ibu mu di rumah? " tanya Jeno kali ini.
"tidaak, mama bilangg ga perlu bantu karna kerjaan ku hanya sekdar belajar dengan giat"
"tuh tauu, chan.. bibi menyuruh mu untuk belajar dengan giatt, jadi kau harus menuruti perkataan nya " ucap jaemin
"aku kan sudah belajar nanaa, ini kan memang jam istirahat untuk anak anak, memang kalian tidak cape ya belajar terus menerus? "
"cape kok tapi ini demi kebahagiaan ibu aku" balas Jeno.
"kerja kan lah tugas muu jangan menumpuk tugas nanti kau akan kelelahan menyelesaikan nya" ujar jaemin.
"tapii aku ingin bermain" ucap haechan.
"jangan-jangan kalian sudah ketularan kerajinan kakk mlek ya? " tanya haechan dengan mata yang membulat.
"tidak kok, kami hanya ingin mendapatkan nilai bagus untuk minggu depan nanti"
"minggu depan kan ulangan jadi kita harus belajar dengan giat " balas jaemin.
"minggu depan??! cepat sekali " pekik haechan terkejut dengan ucapan jaemin.
Jeno hanya menggelengkan kepala nya "ayo belajar bersama"
"uhm aku akan ambil buku nya dulu " balas haechan.
ketiga bocah itu belajar bersama hingga bel berbunyi dengan keras menandakan jam istirahat telah berakhir.
"besok belajar lagi yaa, tadi kau menghitungnya sudah sangat bagus lohh " puji jaemin pada haechan.
"benarkah?? serius? waaahhh " senang haechan.
"uhm benarr kau harus sering sering menghafalkan angka angkaa chann, inget kita bukan anak kelas satu lagii jangan sering menyontek atau menerima bantuan sajaa" ujar jeno.
"aaah tapi matematika itu memang sulit tauu, kepala ku rasa nya ingin meledakk"
"kau ketinggalan sangat jauh bahkan perkalian saja kau belum hapal hingga tadi pagi kau mendapatkan nilai nol karna tidak menghafal perkalian" ujar jeno.
"bagaimana kalau kita belajar di rumah haechan? " tanya jaemin.
"aku akan mencoba izin dulu sama ibu" ucap jeno.
"uhm mama pasti senang kalau kalian datang ke rumah ku hehe aku akan segera kasi tau ke mamaa, aku duluaan yaaa dadaaaahh"
haechan bergegas berlari ke rumah nya yang cukup jauh hingga nafas nya terengah-engah saat sudah sampai di rumah nya.
"mamaaaaaa mamaaaaaaa teman echaan akan dataaangg kerumaahh lohhh " pekik haechan saat memasuki rumah nya setelah membuka kedua sepatu hitam ny.
"mamaaa teman echan akan dat-" pekikan haechan terhenti saat melihat pria bertubuh besar di dapur.
" a-ayah.. se-selamat siang... " ia membungkukan tubuh nya
haechan kembali celingak celinguk mencari sosok ibu nya.
"bagaimana nilai tugas mu hari ini " ketua pria itu membuat haechan tersentak kaget.
"hah ni-nilai eoh.. "
"perlihatkan nilai mtk mu " ucap pria itu lagi namun kini ia menatap haechan dengan tatapan tajam.
haechan benar-benar kaku hingga pria yang di sebut ayah itu mengambil tas haechan lalu membongkar nya.
tak lama terdengar suara hembusan nafas yang kasar.
braakh!!
"ini bukuu nyaaa, gimana? banyak kan " ucap jaemin saat meletakan sekumpulan buku untuk belajar bersama.
kini ketiga bocah itu sedang berada di pondok kecil lebih tepat nya di tengah sawa. saat jeno dan jaemin datang haechan sudah ada di sana sembari mengerjakan soal soal di buku nya.
"waahh kau bersemangat sekalii " puji jeno pada haechan.
"iyaa benar perasaan tadi pagi kau sangat lesuh sekarang malah bersemangat, apa kau habis mendapatkan uang jajan lebih? " tanya jaemin dengan excited pada haechan.
haechan menggelengkan kepala nya pelan "tidak, aku hanya kepikiran ingin belajar lebih giat lagi "
"seperti kata kalian kan? minggu depan kita ulangan kalau aku mendapatkan nilai jelekk lagi mama akan sedih" kata haechan.
"oohh begituu, oh ya bibi dimana? " tanya jaemin
"aku tidak tau, saat aku pulang dari sklh aku tidak melihat mama sama sekali, jadi aku membawa buku buku ini kesini " jawab haechan sambil belajar dengan fokus.
"ohh gitu yaa.. "
ketiga bocah itu belajar bersama hingga jeno dan jaemin sudah selesai belajar dan pulang pun haechan tetap belajar disana hingga matahari mulai tenggelam.
"huhh! dua lembar lagi" ucap nya pada diri sndiri.
"mama kok belum pulang yaa.. " ia menatap ke tepi sawa dimana sebuah jalan kecil yang menuju rumah nya.
"aku tidak berani pulaang "
ia berbaring di atas kayu yang dialas dengan karpet kulit bambu, menatap langit yang seakan-akan mulai gelap.
"anak bodoh! menjawab soal perkalian saja tidak bisa"
"bikin saya kecewa! tidak ada yang bisa di harapkan dari mu"
"mati saja jika nilai mu nol lagi, bawa pergi buku sialan ini dan belajar lah yang lebih giat, mengerti tidak!? "
"huh.. makanya aku jadi bersemangat seperti ini"
"ayah itu manusia apa iblis si? menyeramkan jika sudah pulang " dumel nya.
°
°
°
jangann lupa vote
see youu💚
pay pay 👋

KAMU SEDANG MEMBACA
SAUDARA TAK SEDARAH
Teen Fiction7 anak laki-laki yang tinggal bersama seadanya demi keluar dari rumah yang disebut neraka oleh mereka. hingga pada akhir nya mereka dinobatkan sebagai saudara tak sedarah oleh orang-orang.