19. kenapa?

250 26 0
                                    

"kak echaaann" pekik jisung saat memasuki ruang pasien haechan.

"kak jie bawain banyaaak buah untuk kak echan, walaupun buah nya dibelikan sama buna dan ayah, tapii ini tetap jie anggap pemberian dari jie yaa, inget itu ya kak"

"oh iya ada yang sakit tida kak? huhuu ka echan kok bisaa tidur nya lama bngett, jie jadi kangen main sama kak echan lagiii"

"oh iyaa kakk echan tau gaa, kemarin lalu jie di kasih robot loh sama ayah karna nilai mtk jie dapat 95 hehehehe, oh iya robot nya ituu robot yang terbaru itu lohh, jie suka bangett, kalau kak echan udah sembuh kita main bareng ya di rumah jie"

"jie sukaaa banget sama robot nya tapi jie bosan main sendiri terus, karna kak jihan les "

"jie ak cape" gumam haechan tanpa melihat ke arah jisung.

"kak echan cape? yaudah cepet istirahat, jangan sampai kak echan sakit lagi, jie gamau kak echan sakit lagi, jie mau kak echan cepet sembuh biar kita main bareng lagii"

"jie juga kangen kak echan makan masakan buna jiee, oh iya jie juga bawain bubur ayam buatan buna lohh, buna jie baik bgt sama kak echan, dia selalu nanya soal ka echan udh siuman atau belum"

"jie ak capee! " tukas haechan

"jie boleh keluar dulu ga? " tanya Jeno yang ada disana juga.

"kenapa?? kak echan capee lohh, apa mau jie panggilkan dokter? ayah ada di luar biar jie suruh ayah panggil dokter ya? "

"oh iyaa, buna juga titip salam karna ga bisa jenguk kk echan, soal nya buna lagi ada urusan diluar, trus juga ayah ga bisa lama-lama disini, ayah ada urusan di kantor nya juga, tapi sebelum ke kantor ayah bilang mau ajak jie makan dulu"

"jie keluar dulu boleh ga? kak echan nya cape jie, dengerin ya"

"kalau cape tidur aja kakkk, jie suruh ayah panggilkan dokter dulu ya"

"ak cape denger cerita kmu soal keluarga kmu jie, ak cape denger semua itu" ucap haechan membuat jisung bingung.

"jie, kalau kmu mau cerita soal keluarga cemara kmu jangann ke kita, kmu berbeda dari kita, kmu beruntung sementara kami? kami bahkan ga seberuntung kmu jie" ujar haechan pada jisung.

"maksud kakak? " tanya jisung.

"kami iri sama kmu jie, kami tidak seberuntung kmu yang punya keluarga cemara, punya rumah yang mewah, punya fasilitas yang lengkap, punya kedua orang tua yang sayang sama kmu, punya orang tua yang ga nuntut untuk menjadi sempurna, punya kehidupan yang enak dan nyaman, punya segala nya sementara kami? kami bahkan tidak punya semua itu" jawab Jeno.

"apa kau tidak pernah memikirkan perasaan kmi? kau selalu cerita tentang keluarga kmu sendiri kekita, apalagi kmu selalu cerita tentang kasih sayang orang tua kamu ke jaemin dan lele sedangkan mereka berdua tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian kedua orang tua nya, jaemin yang selalu sabar mendengar semua cerita menyenangkan kmu ituu sementara diri nya saja yatim piatu, apa kau tidak pernah berfikir kalau jaemin akann iri mendengar nya? " sambung mark

"tapi jie tidak sesering itu menceritakan soal keluarga jie kan? " ucap jisung.

"kami manusia dan kami juga punya rasa iri, meskipun kmu cuma cerita satu atau dua kali pun kami tetap merasa iri" balas Jeno.

"jie.. maafin kakak ya? kakak juga iri sama jie, kakak ga punya orang tua yang sebaik orang tua jie, jie beruntung banget, kakak ga bisa menahan semua rasa iri kakak jie.. maaf ya jie, kaka tauu jie kalau dengan cara ini kami salah, tapi mauu bagaimana lagii, kehidupan jie berbeda dari kita, bagi kakak.. jie lebih baik cari teman yang sepantaran sama jie ya? " ucap jaemin dengan perlahan mengelus pundak jisung.

"lihat lah mereka, dari semalam mereka nemenin aku dirumah sakit setelah aku dimarahi habis-habisan oleh ayah ku karna aku kecelakaan " sambung haechan.

"kami sudah jujur satu sama lain dan sepakat untuk berhenti berteman sama jie lagi"

"kakak.. kalau kalian ga suka denger cerita jie, kalian bisa bilang ke jie langsung dan ga perlu kaya ginii, jie ga punya temen lagii dong... " balas jisung dengan mata yang berkaca-kaca.

"meskipun kau tidak punya teman TAPI KAU PUNYA KELUARGA YANG SEMPURNA! " teriak haechan

"sadar lahh!! kami semua ini sama dan hanya kau yang berbeda! "

"chan.. bersabar lahh" bisik mark menenangkan haechan yang tersalut emosi.

jisung terkakuu ditempat, ini baru pertama kali ia di bentak oleh orng yang ia anggap saudara nya.

"jie.. sudah cukup yaa, haechan dari semalam emosi nya tidak bisa di padam kann.. semenjak ayah nya berteriak dan memarahinya habis habisan semalam, haechan jadi gampang emosi bahkan semalaman haechan ga bisa tidur karna selalu teringat ucapan ayah nya, kini mental haechan sedang terganggu, tolong jie" ucap jaemin pada jisung dengan perlahan-lahan jaemin membawa jisung keluar dari ruangan haechan.

jisung masih menatap haechan dengan mata nya yg berkaca-kaca, dengan sekilas ia menatap chenle dan renjun yang terduduk diam di sofa samping kasur haechan.

pandangan kasihan dan pandangan yang tertunduk.

"kaka ga sayang jie lagi ya? trus jie harus temenan sama siapa? jie harus main sama siapa? kenapa harus jie? kenapa? "

"kenapa kalian tidak jujur sama jie aja? kenapa harus menjauhi jie kak? "

jaemin tidak membalas ucapan mau pun pertanyaan dari jisung, disisi lain juga jaemin tidak iklhas kalau kini orang yang ia anggap sebagai adik nya harus menjauhi nya.

"loh jie, udah selesai? ayah harus kekantor nih, ayo pulang lain kali kita jenguk echan lagi yaa" ucap junho ayah jisung.

jisung menatap ayah nya sekilas lalu berlari pergi meninggalkan ayah nya dan jaemin pun kembali masuk kedalam ruangan haechan meninggal junho sendiri.

"ada apa ni? " tanya nya pada dirinya sendiri lalu bergegas menghampiri jisung yang sudah ada di dalam mobil.

selama perjalanan pulang jisung hanya diam sembari menatap kosong keluar jendela. junho benar-benar heran dengan sikap jisung yang sangat jarang ia lihat. anak seceria ini tiba-tiba saja menjadi pendiam bahkan jisung menolak ajakan makan dari ayah nya tadi.

sesampainya dirumah, jisung tidak pamitan ke ayah nya dan nyelonong begitu saja masuk kedalam kamar bahkan ia melewati jihan yang ada disana.

"suasana hati adik mu pasti sedang buruk, kau hibur lah dia ya? tanya dengan pelan ada apa dengan dia, mengerti jihan? "

"iya ayah" balas jihan dengan anggukan setelah ia berpamitan dengan ayah nya yg sudah pergi kerja, jihan pun melaksanakan suruhan ayah nya untuk menghibur adik nya.








°





°





°





💚💚💚









jangan lupa vote

see youu💚

pay pay👋





SAUDARA TAK SEDARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang