10. buruk

419 34 1
                                        

braakh!

"siapa yang membeli ayam goreng! " tukas donghyun ketika memasuki rumah yang di penuhi oleh aroma lezatnya ayam goreng.

"ayah pulang" gumam haechan.

haechan dan hareun bergegas mengumpat kan ayam goreng itu namun semua nya telat, donghyun mengambil ayam goreng yang berada di tangan hareun lalu melempar nya keluar, ia membalikan meja kecil itu hingga nasi di atas meja tersebut jatuh berantakan.

"sudah tau tidak ada duit KENAPA MASIH MEMBELI AYAM DI LUAR! " bentak donghyun pada istri nya.

"uang darimana kau hah! "

"d-donghyun tenang lahh.. aku hanya mengambil uang tabungan kita sedikit untuk membeli ayam goreng"

"tabungan!? kau kira menabung itu mudah hah! kau tau tidak aku itu kerjaa setengah mati untuk dirimu dan anak kita! kau selalu saja mengambil uang tanpa sepengetahuan ku dan menikmati nya sendiri"

"kerja? " batin haechan.

"untuk apa kau membeli ayam goreng jika di rmh masih ada ubii yang bisa di makan dari pada kauu membuang uang dsr bodoh! "

"hari ini haechan mendapatkan nilai sempurna, jadi aku ingin merayakan nya sedikit" balas hareun.

"hanya mendapatkan nilai sempurna bukan PIALAA! kau gilaa yaaa, menghabiskan uang hanya untuk hal yang tidak penting"

donghyun mengambil piring yang berada di lantai lalu ingin melemparkan nya ke hareun namun dihentikan oleh haechan.

"ayahh hentikan! " pekik haechan menahan tangan donghyun.

"apa yang ayah maksud tidak penting itu, aku mendapatkan nilai sempurna seperti yang dikatakan ayahh, aku sudah belajar demi mendapatkan nilai 100 hanya demi ayah, kenapa ayah malah mengatakan nya hal yang tidak penting" ujar haechan

"hey! dengar yaa kau cuma mendapatkan nilai sempurna bukan mendapatkan piala atau prestasi lain nya jadi jangan sok ingin merayakan nya! kalian berdua itu norak tau tidak!? " tukas donghyun menghempaskan tangan haechan.

"tapii ayah harus senang jika aku mendapatkan nilai 100 seperti apa yang ayah katakan" ucap haechan

"hanya satu kan? untuk apa aku senang bodoh"

"t-tapi aku udh berusahaa.. " balas haechan dengan mata yang berkaca-kaca.

"usaha mu tidak sebanding dengan usaha ku bekerja demi kalian" ketus donghyun sembari mencengkram kedua pipi haechan.

tampak haechan yang kesakitan karna cengkraman itu, hareun menarik tangan donghyun. "sayangg lepaskann, haechan kita bisa sakiitt"

"AAAAARGH MINGGIR!! " donghyun yang tampak emosi nya semakin membara itu mendorong hareun hingga terjatuh ditambahkan hareun terjatuh tepat di arah meja yang terbalik mengakibatkan punggung nya yang terbentur.

"mamaa! " pekik haechan

haechan tidak tega melihat ibu nya meringis kesakitan karna ulah ayah nya yang tidak memiliki hati sama sekali, haechan menatap tajam ayah nya. "kerja? cih memang ayah kerja apa? bukan nya ayah berjudi setiap hari sambil minum bersama teman-teman ayah, apa itu kerjaan? "

"kau.. DASAR BAJINGAN KECIL! " donghyun melayangkan telapak tangan nya ke pipi haechan, suara tepisan kuat yang membuat haechan meringis kesakitan.

"haechan! astaga sayang " hareun berlari ke arah haechan dan melihat pipi ny yg memerah.

"biar mama obati ya sayang? ayo kekamar " hareun ingin beranjak pergi membawa haechan namun donghyun menghentikan mereka.

"mau lari kemana! aku belum selesai berbicara pada anak sialan itu! " tukas donghyun.

SAUDARA TAK SEDARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang