12. sepenting itu nilai bagi mereka?

285 26 2
                                    

"mom.. nilai fisika hari ini 95 " ucap mark setelah pulang dari sekolah nya.

"apa itu cukup? " tanya mark.

"kau bilang itu cukup? kenapa tidak 100 saja hanya tinggal 5 poin Saja kauu tidak bisa menggapainya" jawab ibu nya.

mark menunduk tak menatap wajah ibu nya.
"sorry mom.. "

"belajar lah lebih giat, besok ulangan bahasa Inggris kan? momy ga mau tau pokok nya ulangan besok harus 100 dan seterusnya"

"memang kenapa kalau tidak 100? " tanya mark memberanikan diri.

"karna nilai 100 bisa membuat mu suksess mark, kau tidak mau hidup seperti momy kan? momy dulu sekolah saja harus memakai buku yang sudah rusak bahkan momy ga pernah mengeluh saat disuruh belajar, kamu masih enak karna momy ga pernah main kasar pada mu, momy sering di pukul sama kakek kmu karna momy gagal meraih juara satu saat SMP kau itu harus bersyukur! belajar lah dan jangan makan jika belum selesai karna lapar membuat mu mengantuk dan tidak bisa melanjutkan belajar mu" setelah ibu nya mengatakan hal itu ia pergi begitu saja meninggalkan mark sendirian.

"tapi momy pernah menamparku.. walaupun tidak separah momy waktu dulu " batin mark.

mark kembali kekamar nya setelah ia membersihkan diri nya, ia lanjut duduk di atas kursi dan di temani oleh buku dan meja belajar nya setiap malam.

22:40

mark sedikit memukul kepala nya karna merasa pusing saat melihat huruf di buku nya. sebuah degungan kecil yang membuat nya sedikit terganggu itu mendadak sebuah tetesan darah jatuh ke atas kertas buku nya.

tes..

tes..

tes..

tetes demi setetes darah itu telah membuat mark panik karna buku nya telah di kotori oleh darah mimisan nya. "astaga aku mimisan lagi "

mark bergegas pergi ke kamar mandi yang ada di kamar nya lalu membersihkan darah yang ad di hidung nya dengan air keran.

mark mengelap hidung nya dengan tissue kering hingga menghabiskan beberapa tissue untuk menghentikan mimisan nya.

mark pun menatap diri nya di kaca. "momy ga tau kalau akhir-akhir ini ak sering mimisan" batin nya.

"apa aku harus kasi tau yaa biar momy tidak khawatir nanti" gumam nya.

mark pun bergegas menghampiri ibu nya yang berada di ruang kerja. "momyyy momyyy"

"hmm" jawab ibu nya dengan deheman.

"akhir-akhir ini aku sering mimisan" ucap mark.

"lalu? "

"apa? "

"lalu kenapa? " tanya ibu nya lagi

"tinggal kau bersihkan saja darah mu lalu lanjut belajar, kau mana tau bagaimana momy dulu"

"momy bahkan mimisan setiap hari, sudahlah jangan terlalu lebay"

"momy sibuk, kau keluar lah jangan lupa kau harus belajar dulu baru makan "

"lagi pula nilai itu penting jadi berusaha lah"

mark tidak menduga jika jawaban dari ibu nya benar-benar tidak sesuai dengan ekspetasi nya, pikiran yang mengarahkan bahwa ibu nya tidak menghawatirkan nya sama sekali seperti tak peduli pada anak nya.

mark beranjak pergi dari ruang kerja ibu nya, dengan harapan yang terjatuh dan terpecah berkeping-keping. ia memasuki kamar nya lalu kembali belajar dengan sedikit linangan air mata nya mengingat ucapan ibu nya tadi.

pada hari minggu dimana ulangan telah selesai dan naik ke semester baru.

ketujuh bocah itu kembali berkumpul di taman setelah tidak bertemu beberapa hari karna sibuk belajar untuk ulangan semester.

"aku dimarah habis-habisan oleh bibi, kalian tau tidak suara terompet besar? nah sama seperti itu bentakan nyaa" cerita jaemin.

"lalu kau bagaimana setelah itu? " tanya renjun.

"aku hanya bisa diam dan mendengarkan karna disitu bibi ku tidak berhenti mengoceh karna anak nya yang terus-terusan mengompori " jawab jaemin.

"hadehh bibi gendut itu semakin hari semakin galak yaa jaem" ucap Jeno.

"benarr! lihat saja suatu saat itu dia akan menjadi babi gendut! " pekik jisung dengan kesal

"hahaha iya benar jie" sambung haechan.

"memang kay dimarahi karna apa? " tanya chenle yang tadi tidak terlalu menyimak karna sedang bermain vidio game.

"karna nilai bahasa Inggris ku, aku mendapatkan nilai 75 " jawab jaemin.

"wahh aku juga sama 75" balas chenle.

"benarkah? aku 80 tapi masih di marahi oleh ayah ku hehe" sambung renjun.

"benarr, kemarin renjun menginap di rumah ku karna di usir lagii" ucap haechan.

"oh yaa? kay di usir lagi oleh ayah mu yaa " balas Jeno.

"bagaimana kau tau ak di usir oleh ayah ku jen? " tanya renjun.

"eoh aku yang memberi tau, karna mereka juga wajib tau " jawab haechan.

"hahh tapi kau jangan sampai membocorkan ini lagi ke orang lainn, cukup kita bertujuh yang tauu, aku tidak mau di ejek oleh orang-orang" ucap renjun.

"siapa yang mengejek kak injun? tidak ada yang boleh mengejek kak injunn! kasi tau kami kalau ada yang mengejekk" omel jisung.

"benar ituu"

"kau harus beritau kami kalau ada yang mengejek mu junn" balas jaemin.

"haha baiklahh "

"oh ya bagaimana dengan nilai bahasa Inggris mu chan? saat itu kau mendapatkan nilai 30 kan? " tanya Jeno.

"hahh!? 30! " kaget chenle.

"uhmm ayah marah besar dan menghancurkan barang di rumah, tapi tidak apa-apa kok aku ga terluka karna mamaa" ucap haechan.

"waah.. seram hanya karna nilai saja" gumam jisung

"benarr aku juga dimarahi oleh mama karna nilai fisika ku 70 " ucap Jeno

"sepenting itu nilai bagi mereka? " kata mark

"benarr.. " balas renjun

"aku yang sangat membenci matematika sajaa harus belajar pagi hingga malam sampai pagi lagi" sambung haechan

"kata mamaa nilai itu lebih penting dari apapun itu bahkan kesehatan kita saja tidak sepenting nilai " ujar jeno

"entahlah aku harap bisa menjadi nilai karna selalu di pentingkan oleh para orang tua bahkan bibi dan paman ku " balas jaemin

"wahh miris ya lee, bagaimana denganmu? kan katanya nilai bahasa Inggris mu rendah" tanya jisung pada chenle.

"haha bahkan nilai ku nol saja orang tua ku tak  memperdulikan nya" jawab chenle dengan sedikit terkekeh








°





°





°






jangan lupa vote

see youu💚

pay pay 👋


SAUDARA TAK SEDARAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang