Kekesalan Haeven

15 2 0
                                    

Salmasr13
Mulai
Selasa, 18 Juni 2024
Jam : 21.01

Haeven yang melihat Hendra memukul tengkuk Marvel hanya mengernyitkan alisnya heran dan bertanya-tanya kenapa harus dipukul, tetapi untuk apa dirinya memikirkannya, lagipula ini bukan urusannya jadi Haeven memutuskan untuk beranjak dari duduknya y...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haeven yang melihat Hendra memukul tengkuk Marvel hanya mengernyitkan alisnya heran dan bertanya-tanya kenapa harus dipukul, tetapi untuk apa dirinya memikirkannya, lagipula ini bukan urusannya jadi Haeven memutuskan untuk beranjak dari duduknya yang membuat kedua kakaknya mendongak ke arahnya.

"Mau kemana?" Jevino menatap penasaran ke arah Haeven, entah kenapa dirinya merasa takut Haeven akan pergi dan menghampiri Marvel dan kawan-kawan.

"Ke kelas," balas Haeven.

"Eh emang udah jadwalnya lo masuk?" Jiundra menyahut yang mendapatkan anggukan kepala dari Haeven sebagai responnya.

"Aku ke kelas duluan," pamit Haeven dan berjalan pergi meninggalkan kantin fakultas, tetapi langkahnya tiba-tiba terhenti saat dirinya merasakan seseorang tengah mencekal tangannya.

Haeven pun menoleh ke arah belakang untuk mengetahui siapa kah orang yang telah menghentikan langkahnya. Haeven sebenarnya terkejut dengan kehadiran seseorang yang dirinya kenal.

"Kau perlu sesuatu denganku?" tanya Haeven sembari menatap tangannya yang masih di cekal oleh orang itu.

"Lal, lo gak ada niatan buat ngaku, kalau lo itu Halal?" tanya balik orang itu yang membuat Haeven menatapnya tidak suka dan dengan kasar melepaskan cengkraman lelaki itu.

"Namaku Haeven bukan Halal dan aku tidak mengenali siapa Halal yang kau maksud," sarkasnya. Setelah mengatakan hal itu Haeven memutuskan untuk pergi, tetapi lagi-lagi lengannya dicekal oleh orang itu.

"Lal, gue mohon sama lo jangan kayak gini, gue tahu gue sama yang lainnya salah, tapi emangnya lo tega buat Abang lo kayak orang yang gak waras," ujar orang itu yang membuat Haeven semakin tidak suka dengan keberadaannya.

"Dia atau pun kau, kalian berdua bukanlah kakak ku, karena yang aku tahu kakak ku adalah kak Jevino dan juga kak Reki, jadi aku harap kau berhenti mengatakan kalau kau Abang ku dan aku adik mu," kesal Haeven dan dengan paksa melepas kembali cekalan tangan lelaki itu.

"Dengar tuan Hendra, bilang kepada adikmu untuk lain kali jangan memeluk seseorang sembarangan," sambungnya yang membuat Hendra terpaku apalagi saat runggunya mendengar kata tuan dari belah bibir sang adik.

Haeven lantas bergegas pergi dari kantin fakultas karena dirinya benar-benar harus kembali ke fakultas teknik dan Arjun yang melihat Haeven pergi langsung pergi menyusul Haeven.

"Ayo pergi," ajak Reki ke arah Jiundra, Wandi, Jery, Jidan, dan juga Celiondra, tetapi panggilan seseorang menghentikan langkah kaki keenamnya.

"Reki." Hendra menghampiri Reki dan kawan-kawannya, sesampainya dihadapan Reki, Hendra menatapnya penuh selidik.

"Dia adek gue, kan, kenapa dia jadi bagian keluarga lo, lo pasti yang udah ngehasut Halal biar dia pura-pura mati, kan," tudingnya yang membuat Reki menatap tajam ke arah Hendra.

"Jaga ucapan lo," geramnya.

"Kenapa? bukannya bener,kan, apa yang gue omongin, kalau dia itu adek gue," gertak Hendra yang membuat Reki semakin tidak suka dengan situasinya saat ini.

"Ayah lo sendiri dan keluarga lo yang udah ngebunuh dia, kenapa sekarang lo malah nyalahin gue." Reki menatap remeh ke arah Hendra yang tampak tertegun mendengar ucapannya.

"Kenapa diam? Apa yang gue omongin bener, kan?" lagi-lagi Reki mengejek Hendra yang membuat Hendra mengepalkan tangannya kesal.

"Lo ...," ucapan Hendra terhenti oleh suara Luki yang menyuruhnya untuk segera membawa Marvel pergi dari kantin fakultas.

"Dra, adek lo bisa ke dinginan ini, jangan debat dulu," ujar Luki yang membuat Hendra menghampiri lelaki itu dan mulai menggotong tubuh Marvel, karena lelaki itu masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.

"Urusan kita belum selesai," ujar Hendra yang setelahnya langsung pergi bersama dengan keempat temannya dan membawa Marvel ke UKS. Karena sepertinya lelaki itu butuh istirahat.

Sedangkan disisi lain, Haeven tengah duduk tenang dibangkunya dengan tangannya yang aktif menulis sesuatu di bukunya sendiri dan tidak lama kemudian Arjun masuk ke dalam kelas dan berjalan menuju ke arahnya , lebih tepatnya ke arah belakang yang kebetulannya harus melewatinya terlebih dahulu.

"Ven, lo beneran bukan Halal?" tanya Arjun yang tiba-tiba saja berhenti didekat bangku Haeven. Sedangkan Haeven yang ditanya menatap lekat netra Arjun.

"Kau sudah mendengar namaku berungkali dan kau masih mempertanyakannya, apakah kau ini bodoh atau bagaimana," kesal Haeven yang membuat Arjun terbebelak kaget dengan balasan Haeven yang tidak terduga.

"Gak, cuma gue ngerasa kalau lo itu sahabat gue karena wajah lo berdua sangat mirip, jadi gue ngerasa kalau Halal itu, lo," jelas Arjun yang membuat Haeven menghela napasnya lelah, karena sejak tadi orang-orang mempertanyakan identitasnya, walaupun semua tebakan mereka benar adanya.

"Gak, cuma gue ngerasa kalau lo itu sahabat gue karena wajah lo berdua sangat mirip, jadi gue ngerasa kalau Halal itu, lo," jelas Arjun yang membuat Haeven menghela napasnya lelah, karena sejak tadi orang-orang mempertanyakan identitasnya, walaupu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tobi Continue
Selasa, 18 Juni 2024
Jam : 23.17

Dipublikasikan : Selasa, 18 Juni 2024
Jam : 23.18

02. I'm Back ( Halal Wijaya) (Completed ✅ ) (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang