Haeven Alundra Itulah Namanya

10 1 0
                                    

Salmasr13
Mulai
Kami, 27 Juni 2024
Jam : 22.59

Jevino langsung pergi, setelah Reki memerintahkannya untuk menyusul sang adik bersama dengan kelima temannya, sedangkan Reki masih di sana bersama dengan wanita tadi yang kini tengah menatap ke arah Haeven dengan pandangan sedihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jevino langsung pergi, setelah Reki memerintahkannya untuk menyusul sang adik bersama dengan kelima temannya, sedangkan Reki masih di sana bersama dengan wanita tadi yang kini tengah menatap ke arah Haeven dengan pandangan sedihnya.

"Anda tidak apa-apa?" tanya Reki yang membuat wanita itu tersadar dari lamunannya. Lantas wanita itu menatap ke arah Reki yang tengah menatapnya.

"Jika boleh tahu siapa nama adikmu itu?" tanya balik wanita itu yang membuat Reki menatapnya dengan bingung.

"Saya hanya ingin tahu namanya, apakah boleh?" tanya wanita itu lagi yang membuat Reki semakin bingung dan bertanya-tanya kenapa wanita ini ingin tahu siapa nama adiknya, tetapi Reki tetap memberi tahukan nama adiknya itu karena merasa tidak enak hati, apalagi melihat wajah wanita itu yang tampak memelas kepadanya.

"Namanya Haeven Alundra, dia putra bungsu Daddy kami." Reki membeberkan nama Haeven secara lengkap sedangkan wanita itu tampak tertegun.

"Alundra, apakah Daddy mu bernama Yoan Alundra," tanya wanita itu lagi yang lagi-lagi membuat Reki semakin bingung.

Reki yang hendak mengeluarkan suaranya terhenti saat runggunya mendengar suara Haeven. "Kak, ayo pulang, Bunda udah nungguin kita," ujar Haeven yang kini tengah menghampiri keduanya.

"Kamu sudah beli makanannya?" tanya Reki yang membuat Haeven mengangkat beberapa kantung plastik yang tengah dirinya bawa.

"Bibi, saya dan yang lainnya pamit pulang," ujar Reki berpamitan.

"Kalau begitu hati-hati lah dijalan," balas wanita itu yang hanya mendapatkan senyuman tulus dari Reki.

"Ayo bang, udah lumutan nih kaki gue nungguin ni anak belanja." Jevino menyahut sekaligus beralibi yang membuat Reki menghela napasnya lelah, karena sikap ketidak sukaan yang Jevino tunjukkan sangatlah kentara sekali, bahwa anak itu tidak menyukai wanita paruh baya yang ada dihadapan mereka berdelapan.

"Yaudah, kita pulang," final Reki yang membuat Jevino tersenyum merekah dan yang lainnya hanya memandangnya dengan pandangan sinis.

"Kebiasaan banget, kalau udah gak suka sama orang, dia pasti ngeliatin banget kalau dia itu gak suka," bisik Jidan yang langsung disetujui oleh Jery, dan juga Celiondra. Sedangkan Jiundra dan Wandi, keduanya tampak tidak mengerti karena mereka berdua hanya berteman dengan Reki.

"Mereka ngomongin apa, sih," tanya Wandi dengan suaranya yang ia pelankan. "Gue gak tau, jadi jangan nanya sama gue." Jiundra membalas perkataan Wandi yang menurutnya tidak lah berguna, sedangkan Wandi kini menatap Jiundra dengan kesalnya.

"Kami permisi," suara Reki mengalihkan atensi keduanya.

Reki dan yang lainnya langsung pergi setelah mendapatkan anggukan kepala dari wanita paru baya tadi. Haeven, anak itu sekarang hanya fokus dengan semua makanan yang ada di kedua tangannya.

"Lo jajannya banyak banget," celetuk Jiundra yang membuat Haeven menatapnya dengan kesal.

"Biarin banyak juga, toh ini uang ku bukan uangmu." Haeven tampak ketus membalas cibiran Jiundra yang membuat Jiundra menghela napasnya kesal, karena ketengilan yang Haeven perlihatkan padanya.

"Gak usah ribut bisa?" tanya Jevino. Lelaki itu tampak masih menahan rasa kesalnya.

"Dia duluan, jadi jangan menyalahkan ku," balas Haeven. Jiundra yang ingin mengeluarkan suaranya lagi, jadi tidak jadi, saat netranya tidak sengaja menatap Reki yang kini menatapnya dengan tajam.

Ih serem, batin Jiundra. Pada akhirnya mereka berdelapan berjalan dengan tenang, sedangkan wanita yang kedelapannya tinggalkan tadi hanya menatap sendu ke arah mereka terutama ke arah Haeven.

Dia benar-benar Halal, kan, batin wanita itu, tetapi kenapa dia sangat berbeda dengan putra bungsunya.

"Saya yakin, bahwa putra saya masih hidup dan tadi saya bertemu dengannya di sini," ujar wanita itu yang membuat orang-orang kebingungan dengan tingkahnya saat ini.

"Kamu kenapa," seorang lelaki menghampirinya dan tampak kebingungan sekaligus khawatir melihat sang istri yang terlihat tidak baik-baik saja.

"Mas, tadi aku ketemu Halal di sini mas," terang wanita itu yang ternyata ibunya Halal yaitu mama Meri. Sedangkan lelaki yang menghampiri adalah suaminya yaitu Alta. Alta menatap Meri tidak percaya dengan apa yang wanita itu katakan kepadanya.

"Sayang kamu tahukan Halal udah gak ada, jadi gak mungkin dia ada di sini." Alta menatap Meri dengan sedih. Meri, jelas wanita itu tidak terima dengan apa yang suaminya katakan.

"Mas aku yakin Halal masih hidup," kekehnya yang membuat Alta menghela napasnya lelah.

"Kamu sendiri sudah melihat pemakamannya, kan, apa kamu pikir orang yang sudah mati bisa hidup kembali." Alta yang sudah lelah sekaligus jengah dengan sikap istrinya langsung membentaknya keras yang membuat Meri tertegun dibuatnya. Karena apa yang suaminya katakan benar semuanya, tetapi hanya tumpukan tanah yang mereka lihat, mereka tidak pernah melihat jasad sang anak yang di makam ditempat pemakaman itu.

 Karena apa yang suaminya katakan benar semuanya, tetapi hanya tumpukan tanah yang mereka lihat, mereka tidak pernah melihat jasad sang anak yang di makam ditempat pemakaman itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tobi Continue
Kamis, 27 Juni 2024
Jam : 23.08

Dipublikasikan : Kamis, 27 Juni 2024
Jam : 23.09

02. I'm Back ( Halal Wijaya) (Completed ✅ ) (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang