TaNya - F O U R

103 7 0
                                    

|Happy Reading|

Karna perjalanan dari apartemen ke menara Eiffel tak terlalu jauh, kedua insan itu memutuskan untuk berjalan kaki sambil menikmati udara sore hari di Paris.

"Mau jajan gak yang?" tanya Naresh sambil menguatkan genggaman tangan kedua-nya.

"Nanti aja. Foto-foto disana ayok! Mumpung sepi," kata Vanya antusias sambil menunjuk ke menara Eiffel.

Naresh mengangganguk dan dengan senang hati menuruti keinginan istri cantik-nya. "Kita foto sendiri dulu baru nanti sewa tukang foto," imbuh Naresh saat melihat fotografer di sekelilingnya.

"Okee." Vanya mulai bergaya saat Naresh mengangkat handphone-nya.

"Gaya lagi yang," titah Naresh.

Vanya menurut, ia memajukan bibirnya dan mendekat pada pipi Naresh, hanya dekat tak sampai menempel. "Bagus yang ini Samu."

Naresh mengangguk, ia terus menggulir layar handphone-nya untuk melihat semua hasil foto mereka. "Kamu gaya, aku fotoin," titah-nya sambil menjauh.

Vanya menurut lagi, bergaya adalah ahlinya.

Naresh mendekat kembali setelah beberapa gambar berhasil ia ambil. "Cantik banget istri aku," ia mengecup lembut pucuk kepala sang gadis.

"Thank you husband."

"Je t'en prie." balas Naresh.

"Jangan pake bahasa alien plis," wajah cantik itu memelas membuat Naresh membubuhi kecupan ringan di pucuk kepala-nya dengan gemas.

"Your welcome sayangku," ulang Naresh.

"Kata-kata kamu manis banget." Vanya mendengkus. "Dasar predator."

"Heh! Enak aja, kualat kamu ngatain suami predator."

"Biarin wle!" Vanya menjulurkan lidah-nya keluar.

Naresh dengan cekatan langsung memiting leher gadis cantik yang tengah mode tengil itu. "Anak siapa si ini?"

"Huekk ketek kamu bau Samu!" Vanya menepuk-nepuk tangan yang berada di lehernya itu.

Naresh mendelik, ia semakin menenggelamkan kepala sang istri ke ketek yang katanya bau itu. "Mamam tuh ketek!"

°

Drama perketekan tadi dilanjut dengan acara foto oleh salah satu fotografer disana lalu setelah itu mereka pulang ke apartemen untuk bebersih diri dan melakukan ibadah.

Dan kini malam-nya sepasang suami istri itu sedang bersiap untuk keluar lagi. "Di sini emang lagi musim panas, tapi malem gak sepanas itu sampe harus pake tanktop segala," tutur Naresh dengan mata melihat pantulan dirinya dan sang istri di cermin.

"Tapi bawah-nya jeans panjang Sam, jadi gak papa ya?" Vanya memelas, ia tahu suaminya berbicara demikian karna tak suka dengan pakaian-nya.

Naresh menghembuskan nafas kecil dan mengecup ringan bibir pink istri-nya. "Kali ini aku gak bisa nurutin permintaan kamu. Aku bolehin kamu pake pakain terbuka asalkan itu siang, kalau malam hari aku gak bisa ngasih. Nurut sama aku ya sayang?" Naresh berucap sangat lembut membuat Vanya tak berdaya dan hanya bisa mengangguk.

"Yaudah. Aku ganti baju dulu bentar, tunggu ya?" Gadis cantik itu berlari kecil ke kamar tanpa menunggu jawaban suami-nya.

Naresh tersenyum melihat-nya, ia pergi ke balkon dan menatap suasana kota Paris dimalam hari. "Je suis très heureux avec ma femme, mon Dieu."

ZevgáriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang