14. ZIVANYA | Khawatir

4.5K 40 4
                                    

• HAPPY READING •

"Maaf pa, tapi Sella mau menjadi diri Sella sendiri, izinin Sella pa!" pinta Sella kepada sang ayah yang kini berdiri membelakangi nya.

Bagas, ayahnya Sella pun berbalik badan menghadap putri semata wayang nya.

"Tapi kamu sakit nak!" balas Bagas dengan air mata yang sudah tidak dapat ditahan.

"Justru itu pa, Sella mau melakukan apapun yang Sella mau sebelum Sella pergi jauh!" lanjut Sella.

Bagas mengusap matanya, dia tidak mau terlihat lemah di depan putri tercintanya.

Bagas langsung mendekap tubuh putrinya kedalam pelukannya dan dia mengusap surai Sella lembut.

"Lakuin apapun itu, papa nggak akan ngelarang kamu lagi, papa janji!" ucap Bagas. Lalu dia mengecup kening Sella sekilas.

Sella tersenyum manis dan pandangannya menjadi samar karena air mata yang ingin keluar.

"Makasih pa, Sella sayang papa!" balas Sella memeluk erat sang ayah.


~•~

Kenzie mengusap rambutnya dengan sebuah handuk seraya berjalan mendekat ke ranjang nya yang masih terbaring tubuh Vanya disana.

Kenzie berniat membangunkan Vanya dengan memegang bahu polos Vanya, namun dia dikejutkan dengan suhu tubuh Vanya.

Kenzie langsung menempelkan tangannya di kening Vanya untuk memastikan.

"Lo demam?" gumam Kenzie dengan wajah khawatir.

Vanya masih terlelap dengan tidurnya, Vanya tidak terusik sama sekali dengan Kenzie.

Kenzie menarik selimut untuk lebih menutupi tubuh Vanya karena selimut nya sedikit tersorot kebawah.

Kenzie juga langsung beralih ke ponsel yang dia letakkan di atas nakas.

10 menit kemudian

Seorang dokter wanita muda sedang memeriksa keadaan Vanya.

Kenzie disana berdiri dengan wajah panik menunggu hasil yang akan dibicarakan oleh dokter yang dia panggil tadi.

Dokter itu sudah selesai memeriksa keadaan Vanya, lalu dia terlihat menulis sesuatu di sebuah kertas kosong dan dia memberikan nya kepada Kenzie.

"Maaf sebelumnya, mungkin penyebabnya lemah karena terlalu banyak ejakulasi!" ucap dokter muda cantik itu yang kini berdiri di hadapan Kenzie.

Kenzie memalingkan wajahnya ke arah lain seperti merasa tersindir.

"Aku nggak mau ikut campur urusan kamu, tapi sebagai sesama wanita aku merasa kamu ini udah berlebihan, seperti yang aku lihat kondisi nya sedikit memprihatinkan, wajahnya juga terlihat sangat lelah dan lemah!" sambungnya yang seperti tau apa yang sudah terjadi kepada Vanya.

Kenzie kembali menghadap kan wajahnya ke wanita yang di depannya.

"Resep obat nya udah aku tulis, setelah dia bangun nanti kamu bisa langsung kasih dia obat, dan setelah itu demam nya akan turun!" lanjutnya ke inti.

Kenzie mengangguk paham.

"Aku permisi!" pamit nya, dan langsung keluar dari kamar Kenzie.

I'm owned by a naughty man | Eunghh 💦 (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang