:: Bagian Tiga ::

64 9 1
                                    

"Coba jelasin ke gue, gimana ceritanya Lo semua bisa bolos dan jenguk gue sekarang?" Javier berdiri dihadapan ketujuh temannya.

"Sekolah diliburin gara-gara kemarin banyak fasilitas yang rusak, Jav! Dan sekarang pihak sekolah sedang memperbaiki fasilitas yang rusak itu!" Diantara mereka bertujuh hanya Danu yang bicara karena kalau yang lain bicara sudah pasti Javier tidak akan percaya.

"Lo dibayar berapa sama mereka buat ngomong?" Javier tidak akan percaya semudah itu.

"Yaelah, apa perlu gue telpon pak Simon biar Lo percaya sama kita?" Yuda tak terima dituduh begitu.

"Gue tandain ya muka Lo satu-satu kalau sampe Lo semua bohong ke gue!" Ancam Javier.

"Muke Lo yang gue tandain!" Sony sudah habis kesabaran, sekilas cowok itu melirik kearah Yasmina yang duduk di dekat tempat tidur Javier. Ya, Yasmina masih ada disana.

"Liat apa Lo?" Tanya Javier tanpa suara.

"Yaelah, posesif amat! Cuma liat doang padahal!" Cibir Sony.

"Neng, Cantik! Boleh kenalan nggak?" Lian iseng memanggil Yasmina karena Javier tidak mungkin berbuat macam-macam padanya saat ini.

"Boleh! Gue-"

"Disitu aja, Yas! Jangan deket-deket sama mereka nanti Lo rabies!" Javier mendekati Yasmina yang hendak menghampiri mereka.

"Pacar juga bukan, posesif amat, Bro!" Cibir Vasco.

"Gue Yasmina! Salam kenal ya semua! Gue juga baru kenal hari ini kok sama Javier!" Ucap Yasmina ramah.

"Gimana ceritanya bisa kenal sama Javier?" Tanya Kevin penasaran, tak peduli pada Javier yang sudah melotot ke arahnya.

"Kemarin dia nolongin gue dan berakhir seperti sekarang ini, gue tadinya mau ngucapin makasih karena udah nolongin gue tapi ternyata gue kenal baik sama bokapnya Javier, om Yusuf!"

"Oh!" Seru mereka kompak membuat Yasmina sedikit terkejut.

"Yas, bukannya gue mau ngusir Lo tapi apa Lo nggak pengen balik ke kamar Lo aja?" Tanya Javier hati-hati. Ya bagaimana, ini kan rumah sakit milik ayah Yasmina, tidak mungkin Javier berani mengusir Yasmina.

"Lo nggak mau gue ganggu ya?"

"Bu-bukan gitu! Gimana ya?"

"Nggak pa-pa, Jav! Lagian juga dari tadi gue pengen balik ke kamar kok! Gue duluan ya semua! Kalau ada apa-apa sama Javier panggil perawat aja, tadi dia ngeluh pusing soalnya."

"Mau gue anter?"

"Nggak usah, Lo istirahat aja! Duluan ya!" Yasmina segera keluar dari kamar Javier karena sepertinya kehadirannya tidak diinginkan oleh cowok itu.

"Kenapa Lo semua resek sih? Gue jadi nggak enak sama dia!"

"Bilang aja nggak mau diganggu, mau berduaan!" Cibir Cakra.

"Masalahnya, dia anak pemilik rumah sakit ini! Lo semua mau diusir dari sini?"

"Demi apa?" Seru mereka bersamaan.

"Sejak kapan sih kalian jadi paduan suara gini?" Javier menghembuskan napasnya lelah menghadapi tingkah mereka bertujuh.

"Sejak kapan sih kalian jadi paduan suara gini?" Javier menghembuskan napasnya lelah menghadapi tingkah mereka bertujuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ineffable |Ataksia; What If| °HaeSelle°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang