:: Bagian Delapan ::

44 11 0
                                    

Sesampainya di rumah neneknya, Javier segera mengajak Yasmina untuk masuk ke dalam rumah. Rumah dalam keadaan sepi, mungkin neneknya sedang membuat kue di dapur, kebiasaan neneknya yang masih dilakukan hingga sekarang. Dan benar saja, wanita yang sudah berumur itu sedang sibuk dengan kegiatannya di dapur dengan apron abu-abunya.

"Nenek, Javier Dateng!" Javier dengan semangat menghampiri neneknya.

"Loh, Jav! Kok nggak ngabarin nenek dulu kalau kamu mau ke sini?" Nenek Javier menghentikan aktivitasnya dan menyambut cucunya itu.

"Mau ngasih kejutan buat nenek. Oh iya, Nek! Javier bawa temen, kenalin temen Javier!" Javier sedikit menyingkir agar neneknya bisa melihat keberadaan Yasmina.

"Halo, Nek!" Sapa Yasmina ramah, Yasmina sendiri sudah mengenal nenek Javier dan sudah lama tidak bertemu dengan wanita itu.

"Eh, anak cantik! Apa kabar, Sayang? Udah lama banget nggak ketemu, kamu makin cantik aja!" Nenek Javier memeluk Yasmina dan dibalas dengan cewek itu.

"Makasih, Nek! Nenek juga makin cantik!"

Javier mengerutkan keningnya, heran bagaimana neneknya dan Yasmina bisa saling mengenal. Javier mengangkat sebelah alisnya saat bertatapan dengan Yasmina yang hanya mendapat gelengan kepala saja dari Yasmina.

"Nenek lagi buat apa? Yasmina bantu ya, Nek!"

"Nggak usah, Sayang! Udah kamu sana duduk aja sama Javier nanti seragam kamu kotor!"

"Nggak apa-apa, Nek! Yasmina bantuin ya? Udah lama Yasmina nggak bikin kue sama nenek!"

"Ya udah deh kalau kamu maksa! Jav, kamu kalau bosen ke atas aja sana sama kakek kamu!"

"Aku mau liat nenek bikin kue!"

"Ya udah terserah! Nenek ambilin apron dulu ya, Sayang!"

"Iya, Nek!"

"Lo hutang penjelasan sama gue!" Ucap Javier setelah neneknya pergi, Javier mengekor di belakang Yasmina yang hendak meletakkan tas dan juga jaketnya di sofa ruang tengah.

"Penjelasan apa?"

"Penjelasan kenapa Lo udah kenal sama nenek gue? Padahal kan gue mau ngenalin Lo ke dia tapi ternyata kalian udah kenal," Javier berhenti tepat di belakang Yasmina dan mereka hampir bertabrakan karena Yasmina berbalik badan secara tiba-tiba setelah meletakkan tas dan jaketnya di sofa.

"Apa Lo juga butuh penjelasan kenapa gue kenal sama orang tua Lo? Lo lupa kalau orang tua kita saling kenal?"

"Ya tapi kan gue nggak expect Lo kenal sama nenek gue juga!"

"Gue juga kenal sama kakek Lo!" Yasmina meninggalkan Javier dengan kecamuk di kepalanya.

Yasmina tersenyum, dulu sekali saat mereka masih kecil, Yasmina sering sekali diajak ke rumah ini oleh kedua orang tuanya dan di rumah inilah dulu awal mula Yasmina kenal dengan Javier jadi bagaimana Yasmina bisa tidak mengenal nenek Javier? Sudut-sudut rumah ini saja Yasmina masih sangat hafal.

"Ini, kamu bisa pakai ini!" Nenek datang dan memberikan sebuah apron berwarna hitam pada Yasmina.

"Makasih, Nek!" Yasmina segera memakai apron itu.

Javier duduk dengan tenang di meja makan, menyaksikan keduanya membuat kue. Kepala Javier masih dipenuhi pertanyaan bagaimana mereka berdua bisa sedekat ini. Ini Javier niatnya ingin mengenalkan keduanya malah keduanya sudah sangat akrab, kalau begini ceritanya sih, Javier yang diberi kejutan bukan neneknya.

 Ini Javier niatnya ingin mengenalkan keduanya malah keduanya sudah sangat akrab, kalau begini ceritanya sih, Javier yang diberi kejutan bukan neneknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ineffable |Ataksia; What If| °HaeSelle°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang