11.) Jakarta In Love

463 59 0
                                    

Singkat ya, gaiss....

Happy reading!

________________________

“Yang, Mama sama Papa tanya kita mau tunangan di Bawera apa di Jakarta?” tanya Mas Satya. Ia bermain smartphone dengan tangan kanan, karena tangan kirinya digunakan merangkul bahuku.

Kami sudah berpindah di ruang keluarga penthouse Mas Satya. Setelah dengan susah melepaskan diri dari cumbu mesra yang intim. Dengan aku yang hanya memakai tanktop sebagai atasan, sementara Mas Satya sudah menanggalkan kemejanya. Memperlihatkan perut sixpack nya yang terbentuk sempurna.

“Kenapa tiba-tiba mereka tanya itu? Lagian Om Radja sama Tante Tya kan juga belum tahu hubungan kita?” tanyaku sambil memainkan jariku di perutnya.

Mas Satya menangkap tanganku. Lantas menggenggamnya di atas pangkuannya.

“Ini nih, yang bikin mereka tanya begitu.” kata Mas Satya mengangkat genggaman tangannya. Ia mengecup singkat pergelangan tanganku.

“Yang tanya ini Papa sama Mama Mas, Yang. Mereka udah denger dari berita, ditambah Tante Tara juga mengonfirmasi langsung. Jadi Mas jelaskan aja sekalian hubungan kita.”

“Harusnya kita juga kabari dulu orang tuamu ya, Mas.” kataku merasa tidak enak hati.

Mas Satya mengelus bahuku. “Gapapa, Mama sama Papa paham, kok.” katanya menenangkan.

Aku menegakkan tubuhku.

“Terus, kok tiba-tiba tanya begitu?”

Mas Satya mengulum senyumnya. “Mungkin gara-gara Mas bilang lagi berduaan sama Kalila di apartemen Jakarta sekarang?”

Aku melotot menatapnya tak percaya. “Mas beneran bilang gitu?”

Mas Satya mengangguk jahil.

Aku mencubit lengannya kesal. “Ihh, pantesan. Kalau mereka jadi mikir yang engga-engga gimana coba?”

“Engga, Yang.. Makanya kan mereka tanya gitu. Biar kita gercep nentuin tanggal. Jadi kalau mau mesra-mesraan bisa lebih bebas.”

Aku mengerucutkan bibir. “Itu kan maumu, Mas.”

“Sayang ga mau juga? Siapa coba tadi yang mulai cium-cium?”

Aku mengalihkan pandangan malu. “Ya mau.” bisikku.

Kembali kuarahkan pandang menghadapnya. 

“Dari dulu aku pinginnya kalau tunangan di Jakarta aja, tempat aku tumbuh. Karena kalau nikah, aku yakin banget harus di Solo. Papa sama Mama ga bisa diganggu gugat soal ini.”

Mas Satya mengangguk.

“Oke, nanti Mas sampaikan ke Papa sama Mama. Ada lagi impian yang mau diwujudkan, Yang?”

Aku mengingat-ingat impian masa kecilku sembari memilah-milah dari banyaknya mauku yang berubah-ubah tergantung tren saat itu.

“Ga mau di gedung. Di kediaman Adipramana aja, cukup. Maunya privat, jadi cuma keluarga kita yang berkepentingan aja yang hadir.”

“Untuk publikasi, kayaknya lewat sosial media aja cukup kan, Mas?”

_______

Vote & Commentnya dums, biar lebih semangat!!

Yang panas-panas ga di-upload di wattpad yaa, gaisss

Selamat berkurban!

The World Where You ExistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang