TUS 2

161 14 0
                                    

Full Chapter di Karya Karsa yaa...

The Untold Story : Kencan Pertama dan Ciuman

Behind story Satya mendekati Kalila

______

(...)

“Kamu punya rekan-rekan yang asyik di YMB, Kal.” celetuk Satya ketika berjalan kembali ke area parkir.

“Ya memang, tapi mereka jadi mengumbar diriku terlalu banyak. Sementara aku tidak tau apa-apa mengenai Mas Satya.” kata Kalila dengan kesal.

Satya tertawa. “Kalau gitu, bagaimana kalau sekarang waktunya saya yang sharing tentang diri saya?”

Kalila mengangguk antusias. “Ayo!”

Satya membawa Kalila menuju apartemen pribadinya yang terletak di Bawera Palace. Gedung yang sama tempat dimana Kalila tinggal selama di Bawera ini.

“Sepertinya penthouse ini lebih difungsikan jadi gua persembunyian ya, Mas?” celetuk Kalila saat masuk ke tempat tinggal pribadi Satya.

Satya mengarahkan Kalila menuju ruang tengah penthouse yang ia fungsikan sebagai ruang santai dengan adanya sofa-sofa besar bergaya kasual yang terlihat sangat nyaman untuk digunakan.

“Setelah tahu kalau Kalila juga tinggal di tempat ini, Saya bakalan lebih sering mampir kemari daripada ke rumah dinas.”

“Jangan, Mas. Nanti rumah dinasnya jadi horor kalau jarang ditempati.”

Satya tertawa mendengar sahutan Kalila yang di luar dugaannya.

“Rumah dinas horor itu sudah biasa, Kal. Orang yang tinggal aja tiap periodenya ganti-ganti terus. Tergantung bagaimana spiritual penghuninya aja buat menangani hal tersebut.”

Kalila menatap Satya dengan kagum. “Tingkat spiritualitas Mas Satya berarti tinggi ya?”

“Kenapa berpikir begitu?” tanya Satya ingin tahu.

“Soalnya Mas bisa jadi bupati di usia semuda ini. Ditambah Mas tidak ada takutnya buat tinggal di rumah dinas yang biasanya terkenal horror.”

Satya tertawa sembari menggelengkan kepalanya gemas. Ia mendudukkan Kalila di sofa yang menghadap dinding kaca. Meminta Kalila menikmati pemandangan malam kota Bawera dari ketinggian, sementara ia mengambil suguhan di pantry.

“Sekarang waktunya Mas buat sharing tentang diri Mas Satya.” pinta Kalila yang sudah tidak sabar lebih mengenal Satya secara personal.

Satya mendudukkan dirinya di sebelah Kalila. Ia menyerongkan badannya menghadap sang pujaan hati hingga kedua lutut mereka saling bertemu saking dekatnya duduk mereka.

“Saya mulai dari profil dulu ya, Kal. Kalau ada yang mau ditanyakan langsung di sela saja.”

“Nama lengkap saya Satya Parama Dierja, anak pertama dari Radjasa Dierja dengan Chintya Widyanata. Saya punya dua adik cowok yang saat ini masih sibuk menyelesaikan magisternya di luar negeri, namanya Nehan sama Chandra.”

“Usia saya tepat 30 akhir tahun ini. Dan ini tahun terakhir saya menjabat sebagai bupati Bawera sebelum dilangsungkannya pilkada awal tahun depan.”

“Jujur saja, open house kemarin itu bukan pertama kalinya saya melihat Kalila. Tapi kalau berkenalan, memang baru pertama kalinya waktu itu.”

“Mama saya berteman dekat dengan Tante Tara. Mereka sering berkunjung ke kediaman masing-masing, untuk bertukar cerita. Beberapa kali saya mengantarkan Mama ke kediaman Adipramana, pas lagi senggang. Dan pada saat itu saya bisa melihat Kalila dari jauh.”

“Terus Mas langsung suka gitu sama aku?” tembak Kalila.

Satya mengangguk lugas. “Ya.  Siapa yang bisa melewatkan bidadari di depan mata?”

Kalila mengulum senyum. “Bidadari banget nih?”

Satya mengacak puncak kepala Kalila gemas.

“Ish.. Jangan pegang-pegang ya, Mas. Kita disini mau sharing-sharing, bukan flirting.” peringat Kalila menjauhkan kepalanya.

Satya tertawa. Ia menarik tangannya Kembali ke sisi tubuhnya. Berusaha membuat Kalila nyaman berada di dekatnya.

“Kenapa bisa suka sama aku? Kan waktu itu aku punya tunangan. Mas berniat menghancurkan pertunanganku, ya?” tuduh Kalila sambil lalu.

Satya sempat terpana mendengar tuduhan yang disampaikan Kalila karena begitu tepat sasaran. Tak ingin mendapat penilaian buruk dari pujaan hatinya, ia langsung menyangkal dengan alasan yang logis.

“Saya ini masih siapa dibandingkan Tante Kirana dan Om Ravenno, Kal?” ujar Satya sembari tertawa pahit.

“Tapi karena saya cukup percaya sama tuhan, jadi saya tikung lewat jalur langit. Kalau memang Kalila jodoh saya, maka tolong dekatkan.”

Kalila menatap Satya tak percaya. Entah ia harus marah atau tertawa karena pernah didoakan yang jelek-jelek secara tidak langsung oleh pria yang katanya menyukainya ini.

Satya mengusap wajah Kalila yang melongo menatapnya. Ditangkupnya kedua pipi Kalila dengan telapak tangannya. Dan mengarahkan pandangan Kalila fokus menatap matanya.

“Mas minta maaf jika pernah secara tidak sengaja mendoakan hancurnya pertunangan Kalila.” ujar Satya mengusap pelan pipi Kalila. “Karena Mas juga menginginkan Kalila. Bahkan mungkin lebih besar dari bagaimana Alreno menginginkan Kalila.” bisiknya. Ia sengaja mengubah panggilan dirinya agar bisa lebih dekat lagi dengan Kalila.

(...)

_______

The World Where You ExistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang