28.) Ny. Satya Dierja (END)

73 5 0
                                    

Full chapter yaa...

Puas-puas in membaca seminggu ini yaa...

Sebelum nomin keep lagi cerita ini

Enjoy it!

_______

Chapter 28: Ny. Satya Dierja

Serakah mungkin adalah salah satu sifat dasar manusia yang tak bisa dipungkiri keberadaannya. Entah bagaimanapun aku berusaha untuk menolak hal tersebut, kini malah tertampar fakta yang coba diutarakan oleh perasaanku sendiri.

Aku masih merasa tidak puas. Honeymoon kami terlalu singkat. Masih ada banyak ide menarik dan menantang yang ingin kulakukan berdua dengan suamiku ini.

Satu bulan ini aku dan Mas Satya menghabiskan waktu hanya berdua saja, dengan pengawalan jarak jauh dari kedua asisten pribadi kami. Setengah bulan pertama kami habiskan waktu menikmati musim gugur Austria dengan kedekatan yang menggelora. Dan sisanya aku mengajak Mas Satya menikmati indahnya kerajaan Ayah Ravenno di negeri china ini.

Begitu menyenangkannya waktu sebulan ini hanya berdua dengan Mas Satya hingga aku tak rela untuk kembali ke Indonesia secepat ini.

“Kalau cemberut terus nanti cepat tua, lho.” goda Mas Satya. Ia menyodorkan sesendok matcha gelato ke depan bibirku.

Kulahap cepat gelato di depanku tersebut yang menimbulkan kekehan gemas dari Mas Satya. Kembali ia menyodorkan sesendok gelato yang dengan cepat kulahap lagi. Hingga tak terasa satu cup kecil gelato itu kuhabiskan sendiri dengan disuapi oleh Mas Satya.

“Relaksasi yang kujalani ampuh menekan penuaan dini.” gumamku menyombongkan bakat terpendamku.

Mas satya tertawa. “Benar. Kamu cemberut malah terlihat semakin menggemaskan.”

Aku mendengus keras-keras untuk meluapkan rasa kesal karena keinginanku yang tidak terpenuhi.

Peka. Mas Satya menarikku ke dalam rangkulannya. Ia menghadapkan tubuh kami menatap jendela kecil pesawat yang menampakkan gumpalan-gumpalan putih di luar sana.

“Jujur Mas juga masih pingin menghabiskan waktu hanya berdua dengan kesayangan Mas ini. Apalagi masih ada banyak referensi gaya yang belum kita lakukan, Yang.”

“Tapi Mas juga memiliki tanggung jawab lain yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Dan Mas juga yakin kalau istri tercinta Mas ini tidak akan mau memiliki suami yang lalai akan tanggung jawabnya.”

“Bulan depan pergantian tahun kita pergi lagi. Atau jika di hari biasa ada waktu luang kita sempatkan pergi berduaan.”

Aku memejamkan mata merasakan kecupan tulus sarat janji yang diberikan Mas Satya di puncak kepalaku.

Ya, aku harus bisa menjadi seorang istri yang supportif bagi suaminya. Jangan sampai Mas Satya melalaikan kewajibannya hanya karena diriku. Padahal ia sudah berusaha seadil mungkin membagi waktunya untukku dan pekerjaannya. Dari awal aku sudah tahu jika pihak ketiga yang kemungkinan menggoda rumah tangga kami tak lain dan bukan ialah pekerjaan Mas Satya sendiri.

“Ada yang mau Mas sampaikan, Yang.” ujar Mas Satya memecah keheningan.

Aku menegakkan badanku untuk mendengar dengan seksama.

“Pemilihan sudah di depan mata, Mas yakin kamu juga sudah mendengar beberapa selentingan kabar mengenai karier Mas selanjutnya.”

Aku mengangguk setuju.

Di wilayah lokal sendiri nama Mas Satya masih begitu harum hingga ada banyak pihak yang ingin ia maju kembali sebagai petahana di pilihan bupati esok. Provinsi pun juga tak mau kalah, mengetahui prestasi dan kans nama Mas Satya untuk menang lebih besar pun juga turut mengutarakan keinginannya mengusung Mas Satya sebagai gubernur Jawa Tenggara. Dan gosip yang paling gila ialah munculnya nama Mas Satya di bursa pencalonan presiden berikutnya.

The World Where You ExistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang