26.) Press Conference

226 19 2
                                    

Hello... Happy weekend, gaiss

Full chapter meluncur yaa

Enjoy!

_______

Chapter 26: Press Conference

Sebelum bertolak kembali ke Kabupaten Bawera untuk mengadakan resepsi kedua serta ngunduh mantu, aku dan Mas Satya menyempatkan diri untuk melakukan konferensi pers pagi ini di kediaman Dierja yang berada di kota Solo.

Pramilu dan Feniks sudah berkoordinasi dengan pihak WO yang menangani seluruh rangkaian acara pernikahan kami terkait acara dengan para jurnalis agar berjalan lancar dan kondusif. Press release juga langsung disebarkan ketika para jurnalis masuk ke tempat konferensi dilakukan, sehingga pertanyaan yang diajukan pun menjadi lebih terarah dan tidak mengulang informasi yang sudah diberikan.

Mas Satya menggamit pinggangku posesif ketika berjalan menuju meja panjang tempat konferensi pers dilaksanakan. Senyum lebar terulas ringan di bibir kami, menyapa ramah para wartawan yang langsung mengarahkan kamera dan blitznya ke arah kami.

“Selamat pagi, rekan-rekan pers sekalian. Terimakasih telah berkenan hadir pada acara konferensi pers pernikahan Satya Dierja dan Kalila Adipramana.”

“Perkenalkan saya Claudia, perwakilan K’s Wedding Planner yang akan bertindak sebagai pembawa acara pada hari ini. Demi kelancaran acara, kami berharap rekan-rekan sekalian dapat patuh mengikuti arahan yang kami berikan.”

Acara di buka dengan memutar video sinematik rangkaian acara pernikahan kami mulai dari prosesi pingitan hingga resepsi yang tersambung dengan begitu cantiknya. Video berdurasi 7 menit itu menampilkan momen manis, haru nan membahagiakan dari sudut pandang kedua mempelai yang memang sengaja dibuat untuk di share ke media.

Di bawah meja yang jauh dari pandangan semua orang, Mas Satya menggenggam erat telapak tanganku ketika video sampai di penghujung durasi.

“Seumur hidup itu panjang… Dan kita akan melaluinya bersama.”

Riuh tepuk tangan dan sorakan menggoda langsung terdengar begitu video selesai dengan ditutup monolog kami. Aku balik menggenggam erat tangan Mas Satya untuk menutupi salah tingkahku akan godaan para jurnalis di hadapan kami.

“Baik. Selanjutnya, kita akan segera memulai sesi yang paling rekan sekalian tunggu, yaitu wawancara dengan pengantin baru. Mengingat terbatasnya waktu, kami hanya melayani 3 pertanyaan dari 3 wartawan berbeda.”

Serentak para wartawan dengan sigap mengacungkan tangannya ketika Claudia membuka sesi tanya jawab. Dengan cermat ia memilih 3 orang wartawan yang paling cepat mengacungkan tangannya dan menyortir nama media yang menaunginya.

“Sama-sama berasal dari keluarga terpandang, apakah kedekatan Mas Satya dan Mbak Kalila ini awalnya karena dijodohkan oleh keluarga? Karena jujur saja kami dan sebagian besar masyarakat Indonesia ini penasaran dengan kisah cinta bupati lajang yang paling diincar. Dan bukankah dulu Mas Satya sepertinya pernah berjanji akan membagikan sedikit kisah cintanya ke publik?”

Mas Satya tertawa mendapat todongan akan janji yang mungkin pernah diucapkannya.

“Ada lagu yang sedang hype banget di Tiktok yang saya rasa bisa mewakili jawaban pertanyaan mbaknya.” ujar Mas Satya memulai pembicaraan. “Ijinkan saya menyanyikannya sedikit yaa, dan jangan protes kalau suara saya seperti tikus terjepit.”

“Untungnya~ Terlahir jadi putera Dierja.. Untungnya~ Dia Adipramana..”

Aku memukul lengan atas Mas Satya untuk menghentikannya berdendang. Dia jujur akan kekurangannya dalam bidang tarik suara. Meski tak persis seperti tikus terjepit, tapi suaranya ketika menyayi tidak ada ada indah-indahnya sama sekali. 

The World Where You ExistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang