Ch. 6 - Rencana Jahat

6 0 0
                                    


Ruangan itu begitu redup hingga sulit bagi Chandra untuk mengetahui di mana ia berada. Kepala pria itu terasa begitu pusing dan di sekujur tubuhnya rasa sakit beredar.

Sulit untuk mengingat apa yang telah terjadi dan saat Chandra berusaha untuk bergerak, ia baru menyadari kalau tangannya terikat. Ia meronta, berusaha untuk melepaskan diri dari kekangan, dan keluar dari tempat asing tersebut.

Hingga Chandra berusaha terlalu keras untuk melepaskan diri dan berakhir dengan ambruknya kursi tempat ia terikat. Lengan pria itu terhimpit kursi dan ia berteriak kesakitan.

"Lihat ini. Kamu tampak menyedihkan untuk seseorang yang sudah berani mempermainkanku," kata seseorang dengan nada dingin. Terasa sekali kengerian dalam setiap kalimat yang keluar dari mulutnya, seolah tidak segan untuk membunuh.

"Si-siapa? Siapa itu?"

Pikiran Chandra terlalu kacau untuk sekedar mengingat suara yang tidak asing di telinganya tersebut. Satu hal pasti; bahwa ia mengetahui seseorang telah menculiknya.

"Jangan bercanda denganku!" bentak Erman, ia memberikan tendangan.

Rasa sakit menjalar ke sekitar perut Chandra. Perlahan-lahan, karena rasa takut, ia berusaha untuk mengetahui identitas orang yang menganiayanya.

Sorot lampu perlahan menunjukkan orang di balik kegelapan tersebut dan seketika mengubah ekspresi wajah Chandra menjadi masam. Ia gemetar, mengetahui Erman adalah pelakunya.

"Ke-kenapa kamu memperlakukanku seperti ini?" tanya Chandra. Kening Erman melipat, terlihat marah mendengar pertanyaan barusan.

"Kenapa? Kenapa kamu bilang? Apa aku perlu memberimu pelajaran sekali lagi agar kamu mengingatnya?"

Pipi pria tua itu berkedut saat ia menangkap pertanyaan tersebut di telinganya. Erman membunyikan jari-jarinya seolah siap untuk memberi Chandra pelajaran.

"Tunggu, tunggu! Aku ingat sekarang! Bukan aku yang menjebakmu!" dalih Chandra, jantungnya berdegup kencang ketakutan.

"Apa kamu pikir bisa lolos dengan berbohong seperti itu? Aku mulai diremehkan hanya karena aku tersudut sedikit oleh 'orang' itu," kata Erman.

"Ti-tidak ... aku tidak berbohong! Kamu tahu tentang crypto ini dari seseorang, kan? Dia menjebakmu! Dia sengaja membuat skema ini untuk memjebakmu dari awal!"

Erman terdiam. Keheningan di ruangan itu membuat Chandra seketika merasa lebih tenang dibandingkan sebelumnya. Lengannya sudah mati rasa dan mungkin mengalami patah tulang, tetapi lebih baik dari pada kehilangan nyawa.

"Kamu dijebak! Sejak awal mata uang itu tidak diperuntukkan untuk naik, tetapi menguras uang orang lain," lanjut Chandra.

Erman berdecak ketika mengetahui kalau perkataan Chandra ada benarnya. Ia ingat kalau bawahannya melapor tentang koin tersebut karena ia mendengarnya dari Alan.

'Tikus ini benar. Tidak mungkin informasi sepenting itu ia bicarakan di sembarang tempat. Hah. Bocah menjengkelkan ini ternyata sudah berani mempermainkanku. Akan aku pastikan untuk memberimu pelajaran!' batin Erman.

Emosi Erman meluap-luap dan akan meledak begitu saja. Ia membalikkan badan dan membuka pintu ruangan isolasi tersebut, kemudian melepas sarung tangan hitamnya dan melemparnya ke arah Chandra.

Pewaris Sepuluh MiliarWhere stories live. Discover now