Matamu menampilkan langit kelabu.
Mengingatkanku pada apa yang telah menjadi abu.
Aku dan kamu.-Ra-
*****
"Bawakan botol minuman itu anak sialan!"
Alara tergopoh-gopoh mengambil botol minuman yang tergeletak di atas lantai dekat kaki pamannya yang setengah berbaring karena bersandar di tembok kusam rumah kontrakan kecil itu.
Botol itu tadi tak sengaja tergelincir dari tangan pamannya yang berkeringat. Hingga menyebabkan botol itu menggelinding dan sebagian isinya jatuh.
Saat langkah kecil Alara mendekati sang paman. Pria itu merebut botol, memperhatikan isinya yang berkurang lalu memukul kepala Alara dengan pantat botol.
Alara sampai terhuyung hingga tubuh kecilnya membentur tembok. Gadis kecil itu meraba dahinya yang berdarah terkena hantaman botol. Tentu saja botol itu tak pecah, justru kepala Alaralah yang terluka.
"Dasar bangsat kecil! Kamu menumpahkan minumanku!"
"Maafkan saya, Paman-"
Tubuh Alara ditarik hingga akhirnya bersimpuh di hadapan sang paman. Jari-jari gemuk itu terulur mencekik leher mungil Alara. Gadis kecil itu mulai kesulitan bernapas.
"Dasar beban sialan! Hanya merepotkan saja! Harusnya kamu mati saja dengan kedua orang tuamu!"
Air mata Alara sudah keluar. Pandangannya mulai berkunang-kunang.
"Dan apa ini hah? Baju siapa ini yang kamu pakai?" Sebelah tangan pamannya kembali terulur. Menarik kerah baju kaus kebesaran milik Arash yang digunakan Alara hingga robek, membuat bahu gadis kecil itu terbuka.
Tiba-tiba saja, tatapan marah pamannya berubah menjadi sesuatu yang lebih buas, lebih bejat. Pria itu menelan ludah.
"Suamiku! Kamu bisa membunuhnya!"
Istrinya yang semenjak tadi menangis di kamar, langsung berlari keluar saat mendengar suara tercekik Alara. Wanita itu segera menarik Alara hingga terbebas dari cekikan sang paman.
"Kamu ingin masuk penjara karena membunuh keponakanmu sendiri?!" pekik wanita itu berusaha menyadarkan sang suami.
"Masuk penjara ya? Hahahah ... bagaimana jika aku memasukimu saja?"
Lalu Sang paman menarik bibinya hingga terlentang di atas lantai. Sang bibi menggerakan kepalanya, meminta Alara berlari masuk ke dalam kamar.
Alara yang sudah memahami hal tak menunggu lagi. Dia segera masuk ke dalam kamar. Mengunci pintu lalu berlari ke sudut ruangan. Suara-suara menjijikan terdengar dari arah tempat pamannya berada. Suara kesakitan sang bibi yang membuat Alara menitikkan air mata. Gadis kecil itu memejamkan mata, lalu dengan kedua telapak tangannya menutup telinga rapat-rapat.
Alara ditelan kengerian. Menangis hingga kelelahan. Alara ketakutan. Dalam mimpinya, gadis itu melihat kakak tetangga sebelah datang menolongnya, membawanya jauh dari sang paman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Icy Flowers
RomanceBlurb : Alara hanya punya Arash. Sosok yang menyelamatkan Alara dari ambang kematian dan mengambil alih tanggung jawab untuk merawatnya semenjak kecil. Arash menjadi dunia bagi Alara, hingga takdir membuat wanita itu harus menikah dengan sang kakak...