Satu ... dua ...Satu ... dua ...tiga ....
Aku terus menghitung.
Karena meski menyedihkan, entah mengapa, suaramu kata darimu, telah cukup untukku.-Ra-
*****
Alara pulang dengan kegembiraan kecil di hatinya. Dia mendapatkan uang lagi. Lima ratus rupiah yang berharga, setelah gadis kecil itu membantu menggosok baju selama dua hari berturut-turut di rumah tetangga yang berjarak tiga rumah dari tempat Alara tinggal.
Alara senang melakukannya. Karena setidaknya gadis kecil yang tak bersekolah itu, bisa mengisi waktu dari sekedar membaca buku pemberian Arash. Alara memang bertugas membantu di rumah pamannya. Namun, tak banyak yang bisa dilakukan. Bibinya bukan orang yang gemar memasak. Dia selalu membeli makanan di warung. Dan wanita itu merasa, menjaga kebersihan tak berguna, karena suaminya senang memberantakkan rumah saat mabuk. Sialnya, pria itu sering sekali mabuk.
Beruntung tak banyak barang di rumah itu, hingga tak perlu membersihkan serpihan barang rusak saat pamannya mabuk. Kegemaran pria itu berjudi menjadi alasannya. Jangankan pakaian yang masih layak dijual ke tukang loak, bahkan jika bisa menjual bohlam lampu rumahnya, pria itu pasti akan melakukannya.
Pamannya miskin. Jatuh miskin tepatnya, dan Alara menyadarinya. Sering tak ada makanan di rumah. Andai Arash tak menghasihaninya, maka Alara meyakini sudah lama menjadi tulang belulang di sudut kamarnya.
Namun, kondisi itu, ternyata memberi banyak waktu longgar untuk Alara. Pamannya lebih sering menghabiskan waktu di pasar dan bibinya ... entah kemana. Yang Alara tahu, bibinya akan keluar rumah setelah suaminya pergi dengan pakaian cukup bagus, tapi pendek. Wanita itu memoles wajahnya lalu tercium sangat wangi hingga Alara nyaris mual. Wanita itu selalu pulang sebelum malam, hingga suaminya tak tahu apa yang dilakukannya.
Alara tentu saja tak mengeluh atau melapor, karena kadang wanita itu membawa makanan. Dan memberikan Alara menyantap sisanya.
Sudah seminggu lebih wanita itu melakukannya dan Alara merasa senang. Karena itu membuatnya bisa membantu nenek tua galak yang merupakan tentangga pamannya untuk mengurus rumah. Nenek tua itu tinggal bersama cucu-cucu perempuannya yang sibuk. Mereka akan pulang pagi setelah menghabiskan malam entah dimana lalu tidur hingga hampir sore. Saat itulah Alara membantu sang nenek membersihkan rumah dan mendapatkan upah sembari menunggu Arash pulang sekolah.
Arash beberapa minggu ini sibuk belajar. Pemuda itu baru menyelesaikan ujian akhirnya. Namun, Arash mengatakan ingin ke universitas dan harus berusaha lebih keras untuk mengumpulkan uang dari orang-orang malas. Alara tak memahami maksudnya, tapi gadis kecil itu sangat senang.
Ia lebih senang karena tahu, bahwa tinggal beberapa hari lagi Arash ulang tahun. Alara memberanikan diri menawarkan bantuan pada Nenek galak itu agar bisa mendapatkan uang. Kini, Alara punya tabungan di bawah kasur tua yang dibawa pamannya dari pasar beberapa hari lalu. Katanya, kasur itu diberikan kepada pamannya oleh pemilik kios yang akan pindah. Alara tentu saja senang sekali.
Uang yang dikumpulkannya tak pernah berani dibelanjakan sama sekali.bahkan untuk sekedar membeli permen berwarna ungu yang sangat digemarinya. Dia berharap bisa membeli karcis untuk naik bianglala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Icy Flowers
RomanceBlurb : Alara hanya punya Arash. Sosok yang menyelamatkan Alara dari ambang kematian dan mengambil alih tanggung jawab untuk merawatnya semenjak kecil. Arash menjadi dunia bagi Alara, hingga takdir membuat wanita itu harus menikah dengan sang kakak...