08

539 89 4
                                    

Beberapa hari zean seolah hilang ditelan bumi, susah di temui bahkan dihubungi pun susah.. zean kuliah tapi entah kenapa chika tidak pernah melihat zean dikampus..

"Kenapa lu? Galau.. "olla menarik kursi dikelasnya untuk mendekati chika

Chika membalikkan handphonenya "gak apa-apa"

"Udah lo gak usah bohong.. mata lo itu gak bisa dibuat bohong"jessi yang duduk dibelakang chika ikut nimbrung

"Hah! Gw gak apa-apa"

"Dia galau.. kak zean hilang bak ditelan bumi"celetuk ashel yang duduk di sebelah chika

"Jangan sotoy deh cel.. gw beneran gak apa-apa kok"sanggah chika

"Gini nih bucin akut.. heran gw, lu itu cari apa sih dari kak zean?ganteng? Loh kak gio pun ganteng! Kaya.. banyak yang kaya disini.. romantis! Toh kak zean pun tidak romantis" ucapan ashel membongkar hubungan rasahasia chika dan zean

"Tunggu.. kalian pacaran!"olla terkejut

"Astaga acel.."

"Jadi beneran pacaran! Kok bisa.." jessi pun terkejut

Chika pun mulai bercerita tentang hubungan cintanya selama sebulan dengan zean "chik.. lo sadar satu hal gak?"tanya olla

"Apa itu?"

"Kak zean itu taat kepada agamanya.. sekarang lo pikir mau dibawa kemana hubungan lo saat ini.. lo mau nikah beda agama? Konsepnya gimana kalau itu terjadi.."ucap olla

Chika pun mulai berfikir tentang ucapan olla. Dan timbul pertanyaan dalam benaknya apakah karena ini zean menghindarinya?

"Sebelum terlambat dan lo makin cinta.. lebih baik lo akhiri semuanya.. benteng kalian terlalu tinggi dan kokoh"nasehat olla

Ashel memegang pundak chika "kita tidak pernah memaksa kamu akhiri segera.. tapi coba kamu pikir kalau pun kamu mualaf apakah restu itu akan didapatkan.. atau sebaliknya apakah orang tua kak zean ridho anaknya berpindah agama?"

Setelah sekian lama chika baru menyadari hal ini. Ternyata benteng itu terlalu tinggi dan tebal menghalangi hubungan mereka..

Setelah kelas chika berusaha menunggu dan menunggu zean di masjid. Hingga benar saja zean datang ke masjid kampus selepas magrib..

Keduanya saling bertatapan "chika!"

"Aku menunggu kamu disini hampir 3 jam" ucap chika

Zean mendekati chika "maafkan aku.. aku banyak kelas akhir-akhir ini"

Chika sudah menahan rasa sedihnya "enggak.. aku tau semuanya.. kamu menghindari aku kan.. "

Zean bingung kenapa chika tiba-tiba bertanya itu, ditambah lagi melihat mata chika yang sudah berkaca-kaca " kamu gak apa-apa chik?"

Chika mengusap air matanya yang nyaris jatuh"bagaimana aku bisa baik-baik saja dengan semua pertanyaan ini.. jawab aku zean.. hiks.. apakah karna perbedaan kita kamu mulai menghindari aku hiks hiks?"

Zean menarik nafas dalam"hah! Chik.. maafkan aku"

"Kenapa harus menghindari aku? Kenapa harus menghilang? Apakah tidak bisa kamu bicarakan ini baik-baik denganku hiks.. apakah hanya aku yang mencintai hiks?" Chika sudah emosional

"Aku harus jawab apa? Bahkan jawabannya pun kamu tau.. sejak awal aku sudah katakan bahwa aku mencintaimu.. aku tulus.. tapi akhir-akhir ini pikiran ku beradu.. "

Zean semakin mendekati chika tapi tidak bisa menyentuh tubuh chika "apakah aku tega mengambil umat dari tuhanya?apakah ada yang ridho anaknya berpindah keyakinan? Walaupun ada pasti itu berat.."

Chika terduduk dan menangis "hiks kenapa kamu baru mengatakan ini sebelumnya kita baik-baik saja hiks hiks.."

Zean ikut berjongkok"aku mencintaimu.. sungguh sangat mencintaimu.. tapi izin aku mencari jalan yang terbaik untuk kita"

Chika terisak tampa bisa mengatakan apa pun, ini terlalu sakit untuknya yang beru saja merasakan indahnya dicintai pria yang tepat..

"Tolong jangan menangis chika.. aku tidak bisa melihatmu menangis" zean ingin menyentuh tapi dia sadar jika chika bukan mahram nya

Chika berdiri mengambil tas jinjingnya lalu pergi meninggalkan zean "chika! Chika! Yesica!" Chika menghiraukannya dia terus pergi menjauh

Maafkan aku chik.. kamu tidak perlu apa yang terjadi selama aku menghindari kamu.. sejujurnya beberapa hari lalu aku menemui papamu tampa kamu ketahui aku mencari info soal kantor papamu dan aku menemui papamu untuk berniat serius.. tapi sebelum aku mengatakan keseriusanku.. papamu mengatakan

"chika adalah putri kami satu-satunya.. siapa yang mendoakan kami ketika kami tiada nanti jika kelak chika harus bersebrangan dengan kami"

Kamu adalah harapan orang tuamu satu-satunya chika, harapan doa bagi orang tuamu ketika mereka tiada nanti.. maafkan aku chika.. aku bingung.. aku mencintaimu tapi orang tuamu jauh lebih berhak atas cintamu..

BERSAMBUNG

Tak Berani Melawan Restu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang