Tatapan mata Kurenai terlihat kosong. Hidupnya sudah hancur sekarang. Ia sudah kehilangan dua orang penting dalam hidupnya dan semua itu akibat kesalahannya sendiri. Seharusnya Kurenai bersyukur memiliki suami dan anak sepeperti Asuma dan Mirai.
Mereka begitu menyayanginya meski Kurenai kerap kali mengabaikan mereka. Asuma sangat mencintainya dan meskipun Kurenai tidak menaruh perasaan yang sama, Kurenai memanfaatkan rasa cinta itu agar ia bisa melupakan sosok cinta pertamanya.
Mirai berada diluar rencananya. Siapa sangka pada akhirnya ia mengandung anak Asuma. Lahirnya Mirai membuat suasana hati Kurenai semakin memburuk. Ia melampiaskan kemarahannya dengan membenci Mirai yang tak tahu apa-apa.
Kurenai kembali pada kehidupan liarnya sebelum ia menikah dengan Asuma. Ia tak peduli pada Asuma dan Mirai yang menantinya di rumah. Kurenai sibuk bersenang-senang diluar sana, menghabiskan uang Asuma dengan mengencani lelaki yang memiliki ciri fisik yang sama dengan cinta pertamanya.
Waktu berlalu tapi cinta Kurenai pada lelaki itu tak pernah hilang. Meskipun lelaki itu sudah tiada, perasaan Kurenai masih terjebak dimasa lalu. Kuatnya cinta Mirai pada lelaki itu bahkan membuatnya gelap mata hingga tega memisahkan lelaki itu dengan keluarga kecilnya.
"Kurenai. Ada seseorang yang datang menjengukmu"
Suara sipir yang memanggil namanya memecah lamunan Kurenai. Dengan patuh, Kurenai mengikuti sipir wanita itu. Tangannya diborgol sebelum ia keluar dari ruang tahanan.
Mirai dibimbing memasuki satu ruangan khusus untuk bertemu pengunjung. Selama 6 bulan ia berada didalam penjara baru pertama ia mendapati seseorang mengunjunginya. Terakhir kali yang datang adalah pengacara Asuma yang mengurus berkas perceraian mereka.
Kurenai cukup terkejut ketika mendapati sosok Asuma berada dibalik dinding transparan yang menghubungankan dua ruangan. Kurenai berusaha menyembunyikan tangannya yang diborgol ketika ia duduk berhadapan dengan Asuma. Ia merasa malu dan lega diwaktu bersamaan melihat Asuma yang datang.
Apakah kedatangan Asuma membawa kabar baik untuknya?
"A—apa kabarmu? Bagaimana dengan Mirai? Apa dia ikut?" tanya Kurenai dengan suara penuh harap.
Asuma tersenyum tipis namun dibalik itu hatinya merasa miris. Kemana saja Kurenai selama ini sampai tidak pernah sedikitpun memperhatikan Mirai. Sekarang disaat semuanya sudah berantakan seoertininj rasa peduli Kurenai terhadap putri baru mereka baru muncul.
"Aku baik. Aku tidak mengajak Mirai"
Bibir Kurenai bergetar. Hilang sudah sikap angkuh yang selama ini ia tonjolkan. Tak ada lagi yang bisa ia sombongkan. Ia bukan lagi istri Asuma dan saat ini ia sedang dalam posisi dan kondisi yang tidak baik-baik saja.
"Asuma, aku menyesal. Aku minta maaf, sungguh"
Suara lirih Kurenai terdengar menyedihkan. Akan tetapi rasa iba Asuma sudah lama pudar. Baginya sosok Kurenai saat ini tak ada bedanya seperti orang asing. Mereka sudah resmi bercerai dan semua sikap buruk Kurenai semasa mereka menikah menjadi kenangan pahit bagi Asuma dan membuatnya sulit memaafkan Kurenai.
"Kau tak perlu meminta maaf. Semuanya sudah terjadi"
"Aku menyesal Asuma. Seharusnya aku lebih menghargai apa yang aku miliki. Maafkan aku. Tolong izinkan aku memperbaiki semuanya. Aku janji akan berubah. Aku janji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku janji akan menebus semua kesalahanku padamu juga mirai"
Asuma tersenyum pahit lalu menggeleng pelan.
"Aku tidak bisa. Pernikahan kita sudah usai. Antara kita tidak ada yang perlu diperbaiki. Aku sudah melupakan semua yang terjadi dimasa lalu. Aku hidup untuk masa depan, kau juga harus melakukan hal yang sama, Kurenai"
KAMU SEDANG MEMBACA
New Nanny ✔️
FanfictionAsuma dan Kurenai sudah cukup lama menikah. Namun semakin lama sifat Kurenai berubah, terutama setelah anak pertama mereka lahir. Hubungan mereka semakin dingin dan renggang. Khawatir pada tumbuh kembang anaknya, Asuma mempekerjakan Nanny baru untuk...