¹⁵. ITS ENDING.

649 60 5
                                    

💭 N 🌟
Juseyooow
...

DOR!

Jeno melayangkan peluruh pada Giselle, namun semua polisi bersenjata pun lebih dulu melayangkan peluruh besi itu pada beberapa titik tubuh Jeno, sehingga peluruh yang di layangkannya pada giselle dapat terpental ke lawan arah

Karna jaemin, suami polisi cantik itu dengan Juba pelindung peluru, memasang badan di hadapan sang istri, dugaan jaemin benar, kembarannya pasti akan menggunakan pistol

'maaf' lirih jaemin, Giselle mungkin kaget, tapi dia tak sadar, sedikitpun darah tidak ada yang mengalir dari tubuh suaminya, hanya saja suaminya sangat pucat dan berkeringat

Setelah memastikan Jeno tewas, semua rekan giselle mengarahkan pistol mereka pada suaminya, bulir bening mengalir dari pipi sang istri, ibu jari jaemin mengusap air mata yang mengalir di pipi sang istri

"Ayok ke kantor mu, aku siap di jatuhi hukum" ucap jaemin
"Hiks~ tolong turunkan senjata kalian ke suami ku,,, hiks~ s_suami ku akan tanggung jawab semua perbuatannya"

Lagi, ibu jari suaminya itu mengusap air mata yang mengalir deras, kemudian ia bawa tubuh kecil wanitanya, yang entah sejak kapan selalu dibuat menangis olehnya "maaf sayang" ucapnya, mengecupi lucuk kepala sang istri

......


Selama persidangan, jaemin tidak mengajukan banding, walau bisa saja ia bayar pihak kepolisian dengan bantuan Sehun, tapi jaemin tidak mengambil langkah itu, ia tidak mau mati seperti kembarannya yang menyediakan seperti itu, setidaknya sampai jangka waktu hukuman 'vonis mati' itu, jaemin bisa merasakan menjadi manusia normal

Dua Minggu sebelum jaemin menjalankan hukumannya, Giselle selalu berkunjung, hampir tiap hari, sampai Jaemin berfikir, terbuat dari apa hati wanitanya ini,,,
Bahkan permintaan maaf jaemin pun tidak selayaknya di berikan oleh giselle, kunjungan wanitanya sungguh membuatnya semakin merasa bersalah

"Kamu ngga perlu Dateng kesini terus giselle, perceraian kita pun sudah aku tandatangani" ucap jaemin yang berada di balik kaca jeruji penjara

Giselle mengulas senyumnya "sebentar lagi kita ngga akan ketemu untuk selamanya, jadi biarin aku terus tukar sapa sama kamu, ini", giselle menyodorkan buku dengan judul 'kenali emosi'

"Aku rasa kamu belum cukup mengenal rasa emosi,, kamu pelajari ya,,, cari tau, selama ini perasaan seperti apa yang hadir buat aku,, buat anak kita",

"Giselle,,," Giselle mengusap air matanya, lagi, hatinya selalu sakit setiap dihadapan dengan laki-laki yang sangat ia cintai ini, hatinya sakit setiap melihat jaemin, bagaimana ia sangat mengagumi sosok tegap ini, bagaimana kasih sayang yang jaemin punya untuknya selama ini, bagaimana setiap perbincangan manis mereka selama ini, dan yang ping menyakitkan untuk diingat, bagaimana bodohnya Giselle, yang sama sekali tidak mengetahui laki-laki itu yang ternyata Hanya bersandiwara, hanya menutupi sakit jiwanya dengan menikahinya, astaga.. giselle bahkan tidak sanggup lagi mendeskripsikan ini

"Kamu sudah makan?" Tanya giselle, jaemin tak menjawab, pandangannya sibuk menerka, menduga-duga, tatapan apa yang wanitanya beri, pandangan apa yang wanitanya itu lihat saat menatapnya seperti ini

"Kamu stop Dateng ke sini lagi, aku ngga mau liat kamu selalu seperti ini setiap lihat aku, stop nyakitin diri kamu giselle" ucap jaemin, bisa giselle lihat, laki-laki itu tidak berkata dengan tatapan lurus namun tak ada ekspresi di sana

"Stop atur aku,,, aku mau kamu baca buku itu dan temui aku setiap aku berkunjung, lalu lihat, rasakan, betapa menyakitkan nya lihat aku yang selalu nangis di depan kamu kaya gini Jaemin! Aku benci kamu yang ngga paham sama semua tangisku, sama semua rasa sakit ku aku benci!" Ucap giselle menggebu

MY HUSBAND IS PSYCHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang