Rumah sakit modern dengan peralatan canggih seharusnya menjadi tempat yang aman untuk proses persalinan.
Namun, bagi Yunho, malam itu menjadi mimpi buruk yang tak terduga. Yunho, yang sedang hamil tua, tiba di rumah sakit dengan perasaan campur aduk antara kebahagiaan dan kecemasan. Dia didampingi oleh suaminya, Jongho, yang tak henti-hentinya memberikan dukungan dan cinta.
Ketika mereka tiba, Yunho langsung ditempatkan di ruang persalinan. Suster yang ramah menyambut mereka dan memberikan penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan.
Namun, tidak lama setelah itu, serangkaian kesalahan medis mulai terjadi.
"Tuan Yunho, kita akan memasang infus untuk membantu proses persalinan," kata perawat itu dengan senyum.
Yunho mengangguk, berusaha tenang meskipun perasaan cemas mulai menjalari tubuhnya. Suster itu mencoba memasang infus, tetapi setelah beberapa kali gagal, dia memanggil dokter.
Dokter yang datang tampak terburu-buru dan sedikit gugup. "Maaf atas ketidaknyamanannya, Tuan Yunho. Saya akan coba memasang infusnya lagi."
Setelah beberapa kali percobaan yang menyakitkan, infus akhirnya terpasang.
Namun, itu hanya awal dari serangkaian masalah yang lebih besar.
Saat kontraksi semakin intens, Yunho merasakan sakit yang tak tertahankan. Dokter yang menangani tampaknya bingung dan tidak terorganisir. Mereka memberi Yunho obat pereda nyeri yang seharusnya membantu, tetapi dosis yang diberikan terlalu tinggi, membuat Yunho merasa pusing dan mual.
"Dokter, ada yang tidak beres. Saya merasa sangat pusing," kata Yunho dengan suara lemah.
Jongho yang berdiri di sampingnya menggenggam tangannya erat. "Tolong lakukan sesuatu, dokter. Yunho tidak merasa baik."
Dokter terlihat panik dan memanggil tim medis lainnya. Situasi di ruang persalinan semakin kacau. Salah satu dokter mencoba memeriksa Yunho dengan cepat, tetapi malah membuatnya merasa semakin sakit.
"Kenapa ini terjadi? Tolong, hentikan rasa sakitnya," seru Yunho dengan suara putus asa.
Jongho tidak bisa menyembunyikan kecemasannya. "Tolong tenangkan diri, Yunho. Aku di sini bersamamu. Kita akan melewati ini bersama."
Kesalahan demi kesalahan terjadi, termasuk salah pemasangan kateter dan pemberian obat yang salah. Setiap kali dokter mencoba memperbaiki situasi, keadaan justru semakin memburuk. Yunho mulai merasa putus asa dan bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
"Aku tidak tahu apa yang mereka lakukan, Jongho. Aku takut," kata Yunho sambil menangis.
Jongho menghapus air mata Yunho dengan lembut. "Aku juga takut, Yunho. Tapi kita harus kuat. Mereka akan menemukan cara untuk membantu kita."
Ketika dokter senior akhirnya tiba, dia tampak terkejut melihat kekacauan yang terjadi. "Apa yang sedang terjadi di sini? Kenapa pasien ini mengalami komplikasi seperti ini?"
Salah satu dokter muda menjelaskan dengan suara gemetar, "Kami mengalami beberapa kesalahan dalam prosedur, dan sekarang situasinya semakin sulit."
Dokter senior menghela napas panjang dan mulai mengambil alih. "Kita harus bertindak cepat. Pasien ini membutuhkan perawatan segera."
Dengan koordinasi yang lebih baik, tim medis mulai bekerja untuk memperbaiki kesalahan yang telah terjadi. Mereka memberikan obat penenang yang lebih tepat, memonitor detak jantung bayi dengan cermat, dan berusaha menstabilkan kondisi Yunho.
Yunho merasa sedikit lega dengan kehadiran dokter senior yang tampak lebih kompeten, tetapi rasa sakit dan kebingungan masih menyelimuti dirinya. "Jongho, apakah aku akan baik-baik saja? Apakah bayi kita akan selamat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily of the Valley 💮 bottom!Yunho [⏯]
Fanfictionbottom!Yunho / Yunho centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_