Yunho, merasa terbuka dan jujur setelah malam itu, memutuskan untuk membahas hubungan mereka lebih lanjut dengan Mingi.
"Kita harus ... harus membicarakan ini ... ini, Mingi. Aku ingin ... ingin kita bisa ... bisa mengambil langkah ... langkah lebih lanjut dalam ... dalam hubungan kita," ucap Yunho, mencoba membuka pembicaraan.
Mingi terdiam sejenak, wajahnya menunjukkan rasa tidak nyaman. "Yunho, aku pikir... ini agak sulit bagiku. Aku tidak yakin bisa melanjutkan hubungan denganmu."
Yunho terkejut, matanya mencari penjelasan. "Kenapa? Apakah ada ... ada masalah dengan ... denganku?"
Mingi menggaruk kepalanya dengan malu. "Bukan masalahmu, tapi... Aku merasa malu, Yunho. Aku tidak yakin bisa memilikimu sebagai pacar dengan semua tik yang kau miliki. Bagaimana jika orang-orang menilai kita?"
Yunho merasa terluka, tapi dia mencoba memahami posisi Mingi. "Aku tidak ... tidak bisa mengontrol tik-tikku, Mingi. Aku harap kau ... kau bisa menerima bagian dari ... dari diriku ini."
Mingi menggigit bibirnya, merasa bingung. "Aku mengerti, Yunho, tapi... ini terlalu sulit bagiku. Aku tidak ingin terus-menerus merasa malu atau khawatir dengan pandangan orang-orang."
Hubungan Yunho dan Mingi terasa keduanya saling memahami, tetapi Mingi masih ragu untuk menerima bagian dari Yunho yang unik.
.
Mingi terus melihat Yunho diolok-olok oleh teman-temannya karena sindrom Tourette, dan melihat Yunho berbicara terbata-bata. Semakin lama, perasaan kasihan mulai merayap ke dalam hati Mingi.
Mingi memperhatikan betapa sulitnya Yunho menghadapi situasi itu, dan perasaan sayangnya kepada Yunho mulai tumbuh. Seiring berjalannya waktu, Mingi merasa semakin dekat dan terhubung dengan Yunho, melampaui ketidaknyamanan awalnya.
Suatu hari, setelah melihat Yunho sekali lagi diolok-olok, Mingi tidak tahan lagi. Ia mendekati Yunho dan teman-temannya dengan tekad yang kuat.
"Kenapa kalian melakukannya?" Mingi berkata dengan tegas. "Apakah kalian tidak tahu bahwa itu menyakitkan? Bukankah kita semua bisa lebih bijaksana dan paham satu sama lain?"
Teman-teman Mingi menatapnya heran, tidak menyangka Mingi akan melangkah membela Yunho.
Mingi kemudian menoleh pada Yunho, "Maafkan aku, Yunho. Aku tidak tahan melihatmu diolok begitu."
Yunho terkejut dengan tindakan Mingi, dan melihat ada kehangatan dalam tatapan Mingi yang sebelumnya mungkin tidak ia perhatikan.
Mingi memilih untuk berdiri di samping Yunho, mendukungnya. Perlahan-lahan, teman-teman Mingi dan bahkan beberapa teman Yunho menyadari bahwa perilaku mereka tidak benar.
Dari saat itu, Mingi tidak hanya menjadi seseorang yang melindungi Yunho dari olok-olok, tetapi juga memberikan dukungan dan kenyamanan bagi Yunho dalam menghadapi tantangan yang dihadapinya setiap hari.
Teman teman Mingi mengancam Mingi kalo Mingi gaul sama Yunho maka mereka ga mau lagi temenan sama Mingi.
Mingi, tanpa ragu-ragu, menjawab teman-temannya yang mengancamnya, "Kalau itu masalah bagi kalian, maka kita memang seharusnya tidak berteman lagi. Aku tidak akan mengorbankan kebahagiaan Yunho demi pandangan sempit."
Keputusan Mingi membuatnya kehilangan beberapa teman. Tapi Mingi memilih kebahagiaan dan kenyamanan sendiri di atas ekspektasi orang lain.
Yunho kaget, "Kau tidak ... tidak malu memiliki teman ... teman seperti aku?"
Mingi tersenyum, "Bodo amat apa kata mereka. Aku lebih memilih melindungi dan mencintaimu daripada peduli dengan pandangan orang yang tidak mengerti kita."
Yunho tersenyum lega mendengar kata-kata Mingi.
Akhirnya, Mingi dan Yunho bersedia memulai hubungan romantis mereka. Mereka menemukan kebahagiaan dalam keberanian Mingi untuk melawan norma sosial dan memilih cinta bersama Yunho, yang mampu melihat keindahan di balik segala ketidaksempurnaan. Dari situlah, cerita cinta mereka tumbuh dan mengukuhkan bahwa cinta sejati tidak mengenal batasan atau penilaian luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lily of the Valley 💮 bottom!Yunho [⏯]
Fanficbottom!Yunho / Yunho centric Buku terjemahan ©2018, -halahala_